Mataram,
Garda Asakota.-
Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi
NTB, HMNS Kasdiono menyayangkan sikap Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora)
Provinsi NTB yang masih mempersulit Aparatur Sipil Negara (ASN) Atlit untuk
mengikuti event atau kejuaraan di tingkat Nasional.
“Jadi saya sangat menyayangkan kalau
mereka itu (ASN Atlit, red.) dipersulit soal izin. Padahal sejarah pengangkatan
para ASN Atlit ini pada tahun 2010, waktu itu saya jadi Ketua KONI NTB bersama
dengan pak Gubernur NTB memperjuangkan pengangkatan 25 orang Atlit berprestasi
di NTB ini untuk menjadi ASN dengan satu tujuan agar mereka terus berlatih
mengasah kemampuan mereka dan memberikan prestasi untuk NTB. Bukan hanya duduk
di kantor aja,” ujar politisi Partai Demokrat Provinsi NTB kepada sejumlah
wartawan pada Rabu 29 November 2017 lalu.
Tugas utama para ASN Atlit ini
menurutnya adalah terus mengasah kemampuan mereka untuk terus berlatih pada
Cabang Olahraga yang digelutinya. “Jadi kepada SKPD dimana dinas mereka
ditempatkan, berikan mereka ini kesempatan dan peluang untuk berlatih dan
kemudahan untuk mengikuti event-event guna mengharumkan nama NTB di luar sana,”
himbaunya.
Pihaknya berharap agar ASN Atlit
yang dipersulit oleh SKPD nya ini terus berangkat mengikuti event atau
kejuaraan yang akan diikutinya. “Saya suruh dia untuk tetap berangkat mengikuti
event tersebut. Apalagi ASN ini sebelumnya telah mengajukan izin keberangkatan
itu hanya saja tidak diberikan izin oleh SKPD nya. Oleh karenanya, saya suruh
dia tetap berangkat dan saya sudah telpon BKD agar tidak mempersulit ASN Atlit
ini,” tegasnya.
Pihaknya mengaku heran dengan sikap
Dispora ini, menurutnya hal yang sama juga pernah terjadi pada salah seorang
ASN Atlit Nasional yang bernama Ridwan. “Saya sangat kecewa dengan terulangnya
lagi hal seperti ini. Apalagi saya dulu sebagai Ketua KONI bersama Gubernur NTB
memperjuangkan adanya ruang bagi ASN Atlit ini untuk terus memupuk prestasinya.
Bukan ketika jadi ASN Atlit ini kemudian mereka disuruh duduk di depan komputer
dan dibelakang meja. Bukan itu tujuan diadakannya formasi CPNS bagi mereka,”
sesalnya.
Sebelumnya, salah seorang ASN Atlit
Triathlon atas nama Yan Bachtiar (35 th) mengeluhkan kepada Komisi V DPRD NTB
terkait sikap Dispora NTB yang disinyalir cenderung mempersulit mereka untuk
mengikuti event atau kejuaraan Nasional di luar daerah. Pria yang pada tahun
2017 ini menjadi Juara I Kejuaraan Nasional Triathlon di Jepara Jawa Tengah dan
lolos kualifikasi untuk mengikuti Pelatnas Asian Games.
Hanya
saja, meski keluar sebagai Juara I di event Kejurnas Triathlon tersebut,
pihaknya dengan nada sedih mengaku dipermasalahkan oleh pihak Dispora NTB
karena selama mengikuti kejuaraan tersebut dirinya mengajukan izin dengan
menggunakan Cabor Persatuan Sepeda Seluruh Indonesia. “Lagi sekarang saya
dipermasalahkan lagi karena ingin mengikuti Kejuaraan Internasional Triathlon
di Pariaman tanggal 2 Desember 2017 hingga tanggal 3 Desember 2017 ini sebagai
sebuah pemantauan Pelatnas Asian Games. Saya juga tidak tahu apa yang
dipermasalahkan itu. Namun saya tidak dikasih izin oleh Dispora untuk mengikuti
kejuaraan tersebut. Alasannya katanya Triathlon ini bukan Cabor berprestasi,”
ucapnya dengan nada sedih.
Menurutnya,
bukan hanya dirinya saja yang dipersulit untuk mengikuti event atau kejuaraan
di luar daerah. “Ada juga rekan saya yang lain yang juga dipersulit mengikuti
event tersebut yakni Muhammad Kodri dan Qori’ah. Nah kalau mereka ini bukan ASN,”
keluhnya.
Sementara
itu, Kepala Dinas Dispora NTB, Ir Husnanidiaty Nurdin, yang coba dihubungi
wartawan berkaitan dengan permasalahan ini melalui handphone nya pada Jum'at 01 Desember 2017, membantah adanya tudingan tersebut. “Jangan percaya
gosip itu,” tepisnya. Sebagai seorang mantan atlit pencak silat pada zamannya,
Husnanidiaty menjawab singkat pertanyaan wartawan. “Yang penting tahu aturan
organisasi dan aturan ASN. Saya dukung semua atlet itu 100 persen untuk
berprestasi,” pungkasnya. (GA. Imam*).