-->

Notification

×

Iklan

TGB Sebut Muhammadiyah Abun Organisasi Islam

Monday, December 18, 2017 | Monday, December 18, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-12-18T11:05:15Z



Mataram, Garda Asakota.-

      Muhammadiyah sebagai organisasi yang berdiri  paling sepuh, diibaratkan oleh Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Abun (bapak) dari organisasi-organisasi lain di Indonesia, seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Nahdatul Wathan (NW) yang lahir jauh dibawah kelahiran Muhammadiyah.
    Organisasi Muhammadiyah lahir pada taggal 8 Nopember 1912 M atau 8 Zuhijjah 1330 H. Artinya lahir 33 tahun sebelum NKRI berdiri, 12 tahun lebih dahulu lahir dari NU yakni 1926 M dan 41 tahun lebih dahulu dari NW pada tahun 1953. "Sebagai organisasi Islam yang lahir jauh dari kelahiran organisasi Islam lain di Indonesia, maka pantaslah jika Muhammadiyah diibaratkan sebagai Abun (Bapak) dari organisasi lain di Indonesia yang memiliki tugas berat dalam mengayomi anak-anaknya,” ujar TGB saat pengajian Milad Muhammadiyah ke-108 Masehi di Aula Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Provinsi NTB, Senin (18/12/2017).

       Tuan Guru Bajang (TGB) sapaan akrab Gubernur NTB dua periode itu, yang hadir didampingi istri Hj.Erica Zainul Majdi menghimbau agar generasi muda Muhammadiyah selalu bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian dari organiasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini. Sebab menurut TGB suatu organisasi dapat mencapai usia yang sangat sepuh seperti Muhammadiyah ini, bukanlah sesuatu hal sederhana dan mudah dicapai. Maka dalam usia ini kalau dalam kontek manusia akan kembali bersifat seperti belia, ujarnya. Sembari menegaskan harapannya, agar diusia menginjak 1 abad ini organisasi Muhammadiyah kembali tampil belia dengan nilai-nilai hebat, sebagai spirit dalam menjalankan tugas-tugas mulia membangun dan memperkokoh nilai-nilai kebersamaan NKRI.

     Kedepan keberadaan Muhammadiyah  Indonesia, diharapkannya akan terus berada di garda terdepan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam agar rahmatan lilalamin. Guna mewujudkan hal itu menurut TGB, maka  Generasi penerus Muhammadiyah harus bangkit bersama mewujudkan cita-cita pendirinya untuk menyatukan dan mendekatkan umat dengan agama. Ia  juga mengingatkan kontribusi besar Muhammadiyah dalam membangun Indonesia dalam kontek kebersamaan harus terus dirawat, diperkuat dan ditingkatkan. Karena menurut TGB sesungguhnya khazanah yang dimiliki bangsa jauh lebih besar dari distruktif-distruktif yang akan merusak bangsa Indonesia ini.

      Pada pengajian yang dihadiri langsung Ketua Umum Pusat Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si, bersama para sesepuh organisasi  Muhammadiyah, juga hadir  H. Harun Alrasyid, M.Si, Forkompinda  dan ratusan kader-kader muda Muhammadiyah itu, Gubernur TGB banyak menguraikan kontribusi besar organisasi Muhammadiyah dalam menjaga dan mewarnai kehidupan Indonesia ini. Salah satunya adalah membangun pondasi kebersamaan dan kerjasama dengan golongan lain dalam memajukan Indonesia yang plural. Ia-pun mengajak seluruh organisasi dan elemen bangsa Indonesia untuk menjaga nilai-nilai budaya dan terus memperkuat karakter sebagai modal besar bangsa dalam memperkokoh pondasi ke-Indonesiaan kita saat ini. 

        Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Umum PP Muhammadiyah Pusat Dr. Haedar Nashir, M.Si memberikan apresiasi atas dukungan NTB kepada Muhammadiyah. Dukungan yang telah dibuktikan dengan adanya hibah sebidang tanah seluas 1,5 hektar lebih sebagai pusat kegiatan dakwah muhammadiyah di NTB. Ia mengajak seluruh keluarga besar Muhammadiyah di Indonesia untuk merawat kebersamaan untuk merekatkan perbedaan-perbedaan yang ada. “Mari kita pupuk ukhuwah untuk memupuk persaudaraan”, pintanya.

   Kedepan ia berharap organisasi muhammadiyah harus punya energy positif dalam merekat kebersamaan. Benih-benih yang akan merusak persatuan harus kita hilangkan dari diri kita masing-masing, seperti tindakan radikalisme, sukuisme atau kedaerahan, tindakan korupsi, eksklusifisme keagamaan dan perpecahan akibat dinamika politik di bangsa kita.  

     Tokoh muhammadiyah ini juga berharap, Muhammadiyah harus kerja keras untuk membangun optimism membangun bangsa menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Indonesia harus bisa melakukan traspormasi dalam mencapai titik kemajuan bangsa. 

     “Islam tidak boleh lemah, baik dalam ekonomi, politik dan Aqidah. Mari kita bangun gerakan ekonomi dengan sistim yang kuat dalam membangun bangsa dan negara, membangun kebersamaan yang strategis dengan ekonomi kolektif dengan seluruh komponen bangsa, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang berkemajuan dimasa yang akan datang”, pungkasnya. (GA. Imam*).
×
Berita Terbaru Update