-->

Notification

×

Iklan

Tingkatkan Kualitas dan Mutu Garam DKP Hadirkan Teknologi Plastik Geoisolator

Friday, November 17, 2017 | Friday, November 17, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-11-17T00:50:03Z
Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri

Kabupaten Bima, Garda Asakota.-

        Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu garam rakyat di wilayah Kecamatan Lambu tepatnya  para petani tambak yang tergabung dalam UD.  Lariti Jaya Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima melakukan sosialisasi penggunaan teknologi Plastik Geoisolator yang dilaksanakan Rabu (15/11) di gedung PKK Kabupaten Bima. Kegaitan tersebut dihadiri oleh Dirut PT. Garam Indonesia atau Pejabat yang mewakili M. Hanif, Dirut Jasa Kelautan Republik Indonesia Indra Kurniawan, Dirut PT. BPR Pesisir Akbar, Dirut PD. Wawo, Ketua Komisi 1 DPRD kabupaten Bima, Ir. Suryadin, Kepala Bappeda Kabupaten Bima, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima beserta jajarannya, dan  para Petani Tambak Garam Rakyat.

        Bupati Bima,  Hj. Indah Dhamayanti Putri menjelaskan bahwa, dengan adanya sosialisasi ini alam rangka mengajak seluruh petani garam agar dapat menggunakan teknologi geoisolator, dalam rangka meningkatkan kualitas dan  mutu garam yang berdampak  para peningkatan pendapatan petani tambak garam. "Sosilasisasi ini dirasakan sangat tepat dalam rangka mengajak para petani tambak garam rakyat agar dapat menggunakan teknologi geo isolator dalam rangka menghasilkan kualitas garam sehingga dapat  setara dengan standar kebutuhan garam industri," ucap Bupati.

       Persoalan yang muncul, kata dia, harga garam rakyat kualitas tinggi masih anjlok dan sulit terserap industri.
Oleh karenanya, dengan menggunakan teknologi geoisolator ini  merupakan terobosan yang sudah saatnya menjadi kebutuhan petani garam ke depan. Sebab dari sisi analisa usaha hasilnya cukup menjanjikan. Dari lahan satu hektar, petani garam dapat meraih dan meningkatkn pendapatannya .

           Sementara itu,  Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma, mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka memberikan sosialisasi terkait  dengan penggunaan teknologi geo isolator sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mutu garam itu sendiri, terutama para petani tambak garam yang menggunakan bahan Geo isolator. Sebagai gambaran, lanjut Nurma, sebelum menggunakan teknologi ini, para petani tambak garam hanya mampu memproduksi garam dua ton dalam satu meja kristal berukuran 2×40 meter persegi. Sedangkan hasil produksi setelah menggunakan geo isolator mampu mencapai empat sampai lima ton. Hasil sebanyak itu diperoleh dalam waktu selama tujuh sampai delapan hari.

             "Garam tersebut kemudian dikirim sebagai bahan baku garam yodium. Dengan  Hasil garam yang menjanjikan dari penggunaan geo isolator ini, sentuhan teknologi sudah menjadi kebutuhan bagi petani garam agar garam yang dihasilkan dapat bersaing baik secara kuantitas maupun kualitas," ujarnya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Dirut Jasa Kelautan Republik Indonesia, Indra Kurniawan. Bahwasannya, dengan adanya kualitas garam yang baik, kedepanya  kenaikan harga garam saat ini sangat menguntungkan petani garam. "Ini dapat dilihat dari pencapaian harga garam mengalami kenaikan sekitar 30 s/d 40% dengan kualitas produksi garam 100 ton pertahun," sebutnya.

          Selain peningkatan kualitas harga garam pihaknya dari jasa kelautan telah membangun gudang untuk menyimpan garam itu sendiri, dimana gudang penyimpan garam ini sebanyak 12 gudang yang tersebar dari seluruh Kabupaten Kota yang ada di seluruh wilayah Indonesia termasuk daerah Kabupaten Bima. "Pembangunan gudang untuk garam ini sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kelangkaan garam, makanya kita bangun beberapa gudang garam sebagai buffer stock (penyangga),," katanya seraya menyebutkan bahwa pembangunan gudang-gudang garam besar ini masuk dalam program pusat usaha garam rakyat (Pugar) yang di dalamnya ada integrasi kolam tambak dan bantuan geo isolator. "Dan pembangunan gudang untuk menyimpan garam ini akan diterapkan sistem resi gudang (SRG), yang mana para petani garam bisa menyimpan hasil produksinya tanpa harus membayar sewa terlebih dahulu, sehingga diharapkan dengan sistem tersebut para petani mampu meningkatkan produksi garamnya," tandas Indra Kurniawan. (GA. 212*)


×
Berita Terbaru Update