-->

Notification

×

Iklan

KEPMA Bima mewakili IKPM NTB untuk Tampilkan Legenda Dae La Minga

Wednesday, November 15, 2017 | Wednesday, November 15, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-11-15T11:05:38Z


Yogyakarta, Garda Asakota.-

          Sebanyak 34 provinsi dari berbagai Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) yang ada di Yogyakarta dan salah satunya adalah Keluarga Pelajar Mahasiswa (KEPMA) Bima-Yogyakarta mewakili IKPM NTB telah sukses tampil menghadiri undangan dari Dinas Kebudayaan DIY lewat IKPMDI Yogyakarta untuk mempertunjukan salah satu seni budaya atau kebudayaan yang di miliki oleh daerahnya dalam rangka memeriahkan acara “Selendang Sureta 2017” yang diselenggarakan di XT Squere Yogyakarta (12/11/2017) pukul 20:20 WIB.




       Dalam acara “Selendang Sutera” tersebut,, KEPMA Bima-Yogyakarta mewakili IKPM NTB, mempertunjukan salah satu cerita dari daerahnya, biasa dikenal luas dengan cerita rakyat, cerita tersebut dikenal juga dengan sebutan Legenda Dae la Minga. Selain menceritakan tentang sebuah kerajan Sanggar yang di pimpin oleh Ruma Sangaji, dalam cerita rakyat/Legenda Dae La Minga ini, KEPMA Bima mewakili IKPM NTB mempertunjukan tarian tradisional miliki daerahnya antara lain: Tari Wura Bongi Monca (tarian selamat datang), Tari Dae La Minga dan salah satunya Gantao (Silat). Tarian yang ditampilkan dalam acara itu merupakan Tarian Kolaborasi antara sanggar tradisi dan Budaya Rimpu Mbojo Yogyakarta.

          “Dengan cerita rakyat yang di tampilkan Rimpu Mbojo sangat memuaskan, dan secara tidak langsung dengan berbagai peranan yang dimainkan pemainnya berhasil menghipnotis seluruh penonton yang hadir. Saya bangga dengan pemuda dan pemudi Bima yang masih bisa menampilkan warisan tradisi dan budaya lewat cerita dan tariannya. Semoga kedepannya akan ada banyak lagi pemuda dan pemudi Bima yang mau ikut andil dalam mempelajari dan belajar bersama terkait warisan dan tradisi ini. Serta dukungan dari pemerintah daerah baik kabupaten Bima, Kota Bima maupun provinsi NTB untuk memberikan dukungan kepada para pemuda dan pemudi yang memiliki inisiatif untuk merawat warisan tradisi dan budaya seperti ini," tutur Agus Salim Selaku Ketua KEPMA BIMA/IKPM NTB.

           Adanya kegiatan seperti ini mampu memberi inspirasi untuk menggali potensi yang ada di daerah. “Kegiatannya menarik, mampu memberikan inspirasi penggalian budaya, karena jogja adalah miniaturnya Indonesia. Terus menggelar dan berkegiatan kebudayaan sebagai bentuk rasa cinta pada ke-Bhineka Tunggal Ika-an,” tutur Rizalul Fiqry yang juga turut andil dalam pendampingan dan pengarahan saat latihan-latihan pra acara. Dengan adanya kegiatan ini pihaknya lebih sadar bahwa budaya itu penting dan untuk teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam acara, dan seluruh penonton berbanggalah jadi orang Indonesia karena Indonesia mempunyai banyak budaya dan jangan pernah meremehkan Budaya,” tutur Al Imanuddin selaku Koordinator cerita Legenda Dae La Minga.

           Sementara, Wakil Sekretaris pengurus Forum Silaturrahim Weki Ndai Mbojo-Yogyakarta M. Jamil, S.H, mengatakan bahwa tampilnya legenda Dae la Minga memberi kebanggaan tersendiri bagi warga NTB, lebih-lebih warga Mbojo yang ada di Yogyakarta. "Alhamdulillah, suatu kebanggaan tersendiri buat warga NTB telah sukses memperkenalkan legenda Dae La Minga, kalau sudah ditampilkan di Jogja, otomatis sudah dipertontonkan se Indonesia, karena Jogja merupakan miniatur Indonesia,  semangat berkarya di Jogja, buktikan pada dunia bahwa Indonesia kaya akan budaya dan tradisi yang mesti terus dilestarikan," ucap M. Jamil yang juga saat ini jadi Direktur Pengurus Cabang LAKPESDAM Kota Yogyakarta seperti dirilis Siti Hawa
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga perempuan asal Ncera, Belo, Bima NTB ini. GA. 212*)


×
Berita Terbaru Update