KankerServiks
: Adalah kanker yang terjadi pada leherrahim (daerah yang menghubungkan rahim/ uterus
dan vagina. Kanker ini bisa dicegah. Diseluruh dunia,
kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak ketiga pada perempuan. Sedangkan di
Indonesia, kanker serviks masih menempati nomer dua, setelah kanker payudara,
ini terjadi karena kurangnya/ rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan skrinning/ pap smear
secara rutin.
Di
seluruh dunia, setiap 1 menit terjadi kasus baru dan setiap 2 menit, terjadi 1
kematian oleh karena kanker ini. Sedangkan di Indonesia, jumlah kasus baru yang
ditemukan di Indonesia adalah 40-45 penderita/ hari dan jumlah kematian yang
disebabkan oleh kanker serviks 20–25 kematian/ hari.
Sehingga dalam setiap jam, di Indonesia
ada satu orang wanita meninggal dunia karena kanker serviks. Menurut data dari data
WHO, tiap tahun diseluruh dunia, didapatkan, 490.000
perempuan didiagnosa menderita kanker serviks, dan 240.000 diantaranya MENINGGAL,
dan hampir 80% terjadi di negara berkembang. Hal ini cukup disayangkan
,karena kanker diketahui penyebabnya, perjalanan penyakitnya cukup panjang/ lama,
dan bisa dicegah.
Gambar
1: Skema organ reproduksi wanita
Gambar 2: Serviks normal dan Kanker serviks
Apa Penyebab kanker serviks
?
99,7% kasus kanker serviks disebabkan oleh
HPV (Human papilloma virus) type onkogenik. Dan HPV type 16 dan 18
merupakan penyebab utama pada 70 % kasus kanker serviks di dunia.
Kanker serviks ini berkembang dengan lambat, diawali dengan kondisi pra-kanker yang
disebut displasia. Dari beberapa literatur dikatakan butuh waktu sekitar 3–17
tahun. Kondisi displasia ini dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan skrining secara rutin,
(misalnya dengan pemeriksaan IVA, pap smear baik konvensional maupun
liquid/ berbasis cairan, dan juga dengan pemeriksaan HPV DNA dan HPV genotyping.
Apabila kondisi pra-
kanker ini terdeteksi sejak awal maka angka kesembuhannya bisa mencapai
100%.
Oleh karena itu penting bagi semua wanita,
untuk melakukan pemeriksaan skrining untuk deteksi kanker serviks secara rutin.
Gambar
3: HPV (Human Papilloma Virus)
Bagaimana pencegahannya ?
- Vaksinasi HPV
Saat ini telah tersedia vaksinasi untuk mencegah kanker serviks. Pada Juni
2006, FDA telah menyetujui penggunaan vaksin yang dapat mencegah infeksi HPV
(bivalent danquadrivalent), terutama terhadap dua tipe HPV yang
berperan dalam hampir semua kasus KLR. Vaksinasi bisa diberikan pada umur 9–55
tahun. Bagi yang sudah menikah disarankan melakukan pap smear terlebih dahulu,
sebelum melakukan vaksinasi HPV. Pemberian vaksin pada anak usia dibawah 14 tahun,
cukup diberikan 2x suntikan, suntikan bulan 0, dan 6. Sedangkan yang usia diatas
14 tahun, 3x suntikan: 0, 2, dan 6. Meskipun telah mendapatkan vaksinasi, bagi
yang belum menikah, tetap harus melakukan pemeriksaan Pap smear rutin,
karena tidak semua tipe virus HPV
penyebab kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Vaksinasi sangat baik apabila dilakukan bersama dengan skrining. Vaksinasi dengan skrining bersama-sama dapat mengurangi kejadiankan kerserviks secara efektif.
2. Melakukan pemeriksaan IVA, Pap smear secara rutin (teratur)
dapat mendeteksi adanya perubahan pra- kanker, sehingga dapat di obati sebelum berubah menjadi kanker.
Seorang perempuan yang telah melakukan hubungan seksual, paling
tidak dalam tiga tahun harus sudah melakukan pemeriksaan tersebut dan selanjutya melakukannya secara rutin. Apabila perempuan tersebut merokok,
sebaiknya segera dihentikan kebiasaan tersebut, karena asap rokok berkaitan dengan meningkatnya resiko terkena kanker serviks.
3.
Terdapat beberapa upaya pencegahan untuk menghindari Kankerserviks antara lain
melakukan aktifitas seksual yang aman (menggunakan kondom,
tidak berganti-ganti pasangan dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini)
dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV dan penyakit menular seksuallainnya.