-->

Notification

×

Iklan

Kepala SMKPPN Bima Pertanyakan Kualitas Beberapa Item Pekerjaan Proyek di Sekolahnya

Friday, October 20, 2017 | Friday, October 20, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-10-20T08:21:10Z

Kota Bima,  Garda Asakota.-

        Tahun ini Sekolah Menengah  Kejuruan Pertanian dan Peternakan Negeri (SMKPPN) Bima yang berlokasi di Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima mendapatkan gelontoran  dana milyaran rupiah untuk pekerjaan pembangunan infrastruktur pendidikan. Anggaran ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN Pusat Pemerintah  Provinsi  Nusa Tenggara  Barat. "Dari dana milyaran rupiah tersebut terbagi dalam dua cluster atau jenis pekerjaan yaitu bangun baru dan pekerjaan rehab," ungkap Kepala SMKPPN BIMA,Drs. A. Jalal,  pada wartawan, Kamis  (19/10) di sela-sela melihat proses pekerjaan proyek di sekolahnya.

        Diakuinya, untuk item pekerjaan bangun baru ada dua item yakni pembangunan pagar keliling sepanjang 1500 meter dengan biaya sebesar Rp800 san juta kemudian pembangunan satu lokal Ruang Kelas  Barub (RKB) dengan biaya sebesar Rp300 san juta. Sementara itu, kata dia, untuk cluster rehab juga ada beberapa item pekerjaan yakni perbaikan infrastruktur mulai dari rehab gedung perkantoran dengan biaya sebesar Rp600 san juta,  kemudian rehab ruang laboratorium sekolah dengan besaran dana Rp140 san juta dan rehab dua lokal gedung asrama sekolah dengan total biaya Rp300 san juta.

      Jalal mengaku dari beberapa item pekerjaan itu pihaknya  justru merasa heran lantaran kerap mendapatkan jawaban dari para pekerja maupun pelaksana proyek ketika pihaknya  melihat bahwa ada fisik pekerjaan yang perlu ditata atau dibenahi lagi kualitasnya.  "Kita sering katakan,  tolong pak mungkin itu bisa dibenahi lagi agar fisiknya makin kuat dan bagus, hal seperti itu yang acap kali kami sampaikan. Namun selalu terdengar  jawaban bahwa itu sudah sesuai  gambar pak," akunya.  Memang diakui pihaknya  bahwa dalam pekerjaan  proyek ini pihak  sekolah hanya sebagai user atau pengguna saja tidak lebih dari itu. "Jadi apapun yang kami sampaikan tentu saja tak akan  didengar karena kewenangan  tersebut tidak kami miliki. Setiap hari kami hanya jadi penonton  di rumah  sendiri tanpa bisa memberi masukan," cetus Jalal.

          Jalalpun menyebut salah satu contoh pekerjaan pondasi pagar keliling yang dibangun baru di belakang sekolahnya. Secara kasat mata, sambungnya, kedalaman pindasi jika  dilihat hanya sedalam telapak tangan lalu kekuatan seperti apa yang bisa di harapakan pada pondasi yang seperti itu? "Padahal sudah jelas bahwa letak sekolah kami ini berada  persis di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang saban tahun jadi langganan banjir. Kami heran mas, kenapa pekerjaan  fisik  pagar keliling sekolah di kerjakan  asal-asalan seperti itu padahal yang dibangun baru itu hanya pagar bagian belakang sekolah sementara bagian depan  itu hanya rehab dari total dana Rp800 san juta. Kemudian pekerjaan fisik gedung satu lokal RKB yang bangun baru dengan dana Rp300 san juta, kenapa salah satu  bagian dinding RKB tersebut nebeng pada dinding gedung lama?, " gumamnya. (GA. 003*)
×
Berita Terbaru Update