-->

Notification

×

Iklan

Ternyata, Ini Alasan Kades Nangawera Bakar Soal dan Hasil Ujian Seleksi Sekdes

Tuesday, September 19, 2017 | Tuesday, September 19, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-09-19T11:57:39Z
Kades Nangawera Kabupaten Bima, Afrida H. Muhdar.

Kabupaten Bima, Garda Asakota.-

            Kades Nangawera Kecamatan Wera Kabupaten Bima,  Afrida H. Muhdar, mengakui pihaknya telah membakar soal dan jawaban tertulis peserta tes ulang calon Sekdes Nangawera, yang dihelat pihaknya beberapa hari lalu. Kepada Garda Asakota, Selasa sore (19/9). Kades Afrida menjelaskan alasan pihaknya mengambil sikap tegas tersebut. "Sikap itu terpaksa saya lakukan untuk menghindari konflik, daripada masyarakat mandi darah," tegasnya di Redaksi Garda Asakota.
         
           Dia menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Awalnya soal tes Sekdes diambil dalam bentuk flashdisk bersama Kades, Panitia, pihak Keamanan, dan para saksi dari masing-masing peserta, bertempat di Sekretariat Daerah Pemkab Bima. Setelah itu, kata dia, sebelum ujian dimulai di kantor Desa, ruangan ujian disterilkan terlebih dulu. "Beberapa kali saya minta keamanan dan panitia untuk mensterilkan lagi ruangan. Baru kemudian soal yang sudah dicopy  dibagikan untuk masing-masing peserta yakni Firman dan Sunaryo," sebutnya.

            Singkatnya, setelah peserta selesai ujian, soal dan lembar jawaban dikumpulkan dan disimpan rapi di atas meja Panitia. Namun, ketika panitia hendak melakukan pemeriksaan hasil ujian, tiba-tiba datanglah seorang warga yang mengaku diri mewakili masyarakat Nangawera. Saat itu, sambungnya, dihadapan lima orang panitia  dan Kades, warga itu meminta pemeriksaan hasil ujian itu dihentikan. “Saya tanya ada apa?, dia jawab hasil ujian Sekdes itu jangan dulu diperiksa, harus ada persyaratan. Terus saya tanya lagi, siapa yang suruh anda?, dia kembali mengklaim mewakili masyarakat,” cetusnya.

       Berkali-kali oknum warga itu, tanpa alasan yang jelas meminta agar soal dan lembaran jawaban itu disimpan satu dua hari dulu di kantor desa, baru dilakukan pemeriksaan. "Saya tanya balik, kapasitas anda apa?. Apakah panitia, apakah Kades, apakah anda peserta?, namun tetap dia ngotot mengklaim mewakili masyarakat Nangawera, sehingga membuat suasana makin panas di tengah masyarakat yang saat itu sudah banyak berkerumun," tutur Kades.

         Karena suasana kian panas dan tegang, pihaknya saat itu sempat menanyakan solusinya  kepada kedua peserta yang dijawab oleh salah satu peserta, diserahkan sepenuhnya pada sikap Kades.  “Karena panitia dan peserta menyerahkan kepada Kades, makanya saya lebih baik bakar saja. Sepakat juga dengan panitia, daripada masyarakat mandi darah. Buktinya, setelah soal itu dibakar, semua masyarakat bilang aman sehingga tidak ada lagi polemik. Itulah mengapa ada tindakan saya seperti itu, itupun tidak ada satupun soal yang saya simpan. Coba saya tidak mengambil sikap, masyarakat pasti ribut. Mau ditunda pasti akan ada protes, mau diperiksa apalagi, lebih baik soal saya bakar. Lebih baik tes ulang saja dan masyarakat saat itu setuju di tes ulang," tegasnya. Kades juga menegaskan bahwa tidak ada keberpihakan dirinya diantara kedua peserta, apalagi kedua orang peserta ini masih ada hubungan kekerabatan. "Saya tegaskan tidak berpihak pada siapapun," pungkas Kades.

         Sementara itu, M. Tayeb, salah satu warga masyarakat Nangawera yang mengaku pernah mengajukan usulan tentang proses pemeriksaan hasil seleksi Sekdes Nangawera dan menyarankan pada panitia agar soal hasil tes itu ditempel di papan depan kantor agar semua masyrakat yang hadir dapat menyaksikannya. Usulan ini disampaikannya setelah sebelumnya panitia meminta masukan dari warga masyarakat tentang cara pemeriksaan soal dan jawaban. "Jadi, tidak benar ada usulan permintaan penundaan pemeriksaan soal dan jawaban. Saya bantah keras pernyataan Kades," ujarnya kepada wartawan via Ponselnya. M. Tayeb menyebutkan bahwa kalaupun usulannya itu diterima pihaknya mengucapkan terimakasih, begitupun sebaliknya kalaupun tidak diterima tidak ada masalah juga. "Faktanya, panitia belum menjawab pertanyaan itu, ibu  Kades datang langsung marah," tepisnya.  (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update