Mataram, Garda Asakota.-
Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB, H.
MNS. Kasdiono, SH., menegaskan membangun sektor pendidikan di NTB ini tidak
melulu soal infrastruktur fisik pendidikan semata. Namun, menurutnya, ada soal
yang lebih penting untuk dibangun kedepannya yakni bagimana Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB itu lebih memperhatikan aspek penguatan
Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidikan itu.
“Itu yang jauh lebih penting. SDM
yang ada itu harus terus dibenahi dan ditingkatkan kualitasnya. Apa gunanya sih
gedung pendidikan yang megah namun dihuni oleh SDM yang tidak memadai?.
Membenahi SDM yang sudah ada termasuk para guru honorer yang ada ini,” tegas
pria yang juga Wakil Ketua di Partai Demokrat Provinsi NTB ini kepada sejumlah
wartawan di ruang Komisi V DPRD NTB, Senin (21/08).
Kasdiono juga mengemukakan alasannya
kenapa aspek pembenahan SDM itu lebih diutamakan saat sekarang ini ketimbang
aspek pembangunan fisik, karena menurutnya dengan melihat fenomena dunia
pendidikan saat sekarang ini yang penuh dengan tantangan arus modernisasi, maka
jangan sampai SDM dunia pendidikan ini tidak lagi mampu memberikan keteladanan
bagi para siswa yang diajarnya.
“Jangan sampai guru kencing berdiri,
murid kencing berlari. Nah bagaimana caranya agar kualitas SDM dunia pendidikan
ini dapat lebih berkualitas dan menjadi teladan bagi para muridnya?. Itu kita
serahkan sepenuhnya kepada pihak Dinas Dikbud untuk mencari cara yang tepat
dalam penguatan SDM dunia pendidikan apakah dengan memperbanyak pelatihan dan
pembinaan atau ada kiat-kiat lain yang menjadi programnya Dinas,” cetusnya.
Menurutnya, setelah dilakukan
penguatan SDM Dunia Pendidikan melalui pembangunan karakter dan kualitas SDM
para guru, maka tentu hal ini akan berdampak pada penguatan karakter siswa
didik. “Jadi spirit guru sebagaimana yang terkandung dalam Hymne Guru itu
betul-betul dapat dikembalikan kepada spirit kesejatiannya sebagai seorang
teladan yang digugu dan ditiru oleh para muridnya. Sehingga jika ini dilakukan
maka tentu akan berdampak pada peningkatan kualitas siswa. Maka dalam hal ini,
harus ada maksimalisasi kerja para Pengawas ini dalam melakukan fungsi control
terhadap para guru. Soalan ini juga yang harus diperhatikan oleh pihak Dikbud
ini agar bagaimana peran Pengawas ini bisa lebih maksimal dalam melakukan
pengawasan terhadap prilaku dan karakter guru,” timpalnya. (GA. Imam*).