-->

Notification

×

Iklan

Tak kenal Lelah, Astuti Bekali Keluarga dengan Dagang Keliling

Monday, May 8, 2017 | Monday, May 08, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-08T00:33:53Z







Kota Bima, Garda Asakota.-

          Astuti (40), Ibu dua orang anak warga asli Sila Dena Kabupaten Bima, yang saat ini berdomilisi di Kelurahan Sarae lingkungan Sarae Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima, harus menjadi tulang punggung utama keluarga dengan berdagang keliling guna memenuhi kebutuhan keluarganya, tanpa kenal lelah demi membekali keluarga.
Patut diakui, ibu dua orang anak yang sudah sekian tahun berdomisili di Kota Bima bahkan sudah menjadi warga Kota Bima ini benar-benar terlihat tangguh, karena dia berjualan keliling di wilayah Kota Bima tanpa kendaraan (Jalan Kaki=Red), semata-mata demi menafkahi keluarganya.

          Astuti kepada Garda Asakota di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima Sabtu (6/05) kemarin, mengatakan dirinya sudah delapan tahun menjalani rutinitas sebagai pedagang keliling. Menu dagangannya setiap hari itu beragam terdiri dari penganan-penganan ringan.
Ditanya dimana saja tempat dan lokasi dijualnya dagangannya, Astuti mengaku, karena dia tinggal diwilayah bagian barat, dia meluangkan waktu paginya di Kantor Bupati Bima dan masuk dilingkup SKPD atau dinas. Setelah itu dia beranjak di Kantor Walikota Bima dengan cara yang sama, maksudnya masuk di setiap SKPD juga Dinas yang ada. Setelah itu, kata dia, beranjak di Kelurahan Kodo, terutama di Kantor Puskesmas Kodo Kecamatan Rasanae Timur baru kembali di Rumah sakit Bima.
 “Pastinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, saya tidak mengenal tempat itu jauh, asalkan dagangan saya habis dan tidak tersisa,” tuturnya.

             Hasil dagangannya perharinya, lanjutnya, maksimal satu juta bahkan lebih dari itu. Akan tetapi bila cuacanya sedikit tidak membaik atau ada saingan jualannya, sehari hasilnya bisa dapat Rp600 ribu hingga 700 ribu. “Pastinya dari hasil itu, saya dapat membekali biaya hidup anak saya, terutama sekali biaya untuk pendidikan anak saya,” ujarnya.
 Jujur selama menjadi pedagang keliling, kata dia, dirinya merasa bersyukur. Karena dirinya banyak mengenal orang terutama para orang-orang besar (Pejabat=Red). Mengenal orang-orang itu dapat mempermudah dagangannya, karena dirinya dijadikan langganan khusus dari dagangannya.
 “Kemungkinan besar inilah yang namanya rahmat Tuhan, selain mendapat hasil yang halal, saya juga dikenal orang-orang pejabat. Mungkin lewat jalan ini, hidup saya akan lebih baik dimasa mendatang dan terus menghasilkan usaha besar dimasa mendatang,” harapnya.
 
         Diakuinya, selama ini dirinya terus berpikir sebelum mendapatkan aktifitas apa yang haru dilakukannya. Beberapa hari kemudian, muncul inspirasinya bahwa cara yang baik untuk hidup tak lain adalah dagang. Dia juka mengaku, awalnya dirinya hanya memiliki modal yang cukup kecil, akan tetapi beberapa hari kemudian dengan kondisi dagangan terlihat laris. Diapun mencoba menjual menu lain yang disukai pembeli, mulai dari itu dirinya mulai jalankan aktifitasnya dengan jalan kaki tanpa kendaraan. “Tanpa ada usaha, kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan pastinya untuk membekali keluarga saya, tidak ada usaha lain, melainkan dagang saja. Dan menurut saya ini adalah pekerjaan yang mudah, asalkan kita benar-benar berpikir untuk masa depan terutama bagi anak-anak,” tandasnya. (GA. Fater*).

×
Berita Terbaru Update