Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Aparat TNI dan Polri menggelar Apel Siaga dalam rangka Penyelesaian Konflik Dadibou-Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima di kantor persiapan Pemerintah Kabupaten Bima jalan lintas Bima Sumbawa dusun godo Desa Dadibou Kecamatan Woha, Senin (6/3). Apel gabungan tersebut dilaksanakan terkait kesiap-siagaan pengamanan konflik horisontal antara Desa Dadibou dengan Desa Risa Woha dikuti sekitar 200 personil TNI-Polri.
Hadir dalam apel tersebut Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M Noer, Kapolres Kab Bima, AKBP. Eka Faturrahman, dan Dandim 1608 Bima Letkol Czi Yudil Hendro. "Adapun peserta apel adalah 2 Pleton TNI Kodim Bima, 1 Pleton Brimob Bima, 1 Pleton Shabara Polres Bima, 1 Pleton Sat Intel dan Sat Reskrim Polres Bima," ungkap Kabag Humaspro, Armin Farid, S. Sos, Senin (6/3).
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati mengemukakan upaya yang harus dilakukan menangkal isu-isu kejahatan dan konflik yang pada intinya Bima sangat religius seharusnya potensi konflik itu menurun tetapi kenyataannya malah meningkat. “Dengan demikan kita harus mengetahui potensi-potensi konflik yang ada sekarang ini. Pemerintah daerah punya kewajiban menjaga ketertiban dan keamanan," tegasnya. Pihaknya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kapolres Bima dan Dandim 1608 Bima atas kerjasamanya dengan memperbantukan pasukan dari satuan satuan lain yang ada untuk pencegahan konflik di Desa Risa dan Desa Dadibou .
“Bima ini milik kita semua jadi Polisi dan TNI bersatu untuk menangkal konflik," tukasnya. Diakuinya, keedua desa tersebut sudah beberapa kali melakukan islah dan perdamaian tetapi masih saja konflik dan kejadian belum berakhir. Pemerintah Daerah tidak mau wilayah Kabupaten Bima dicap zona merah seharusnya paska Pilkada kata-kata zona merah sudah berakhir dan lebih aman tetapi kenyataan lnya konflik di Bima masih ada. “Untuk itu, kami berharap setelah ini tidak ada lagi konflik-konflik mari kita ciptakan Bima Ramah menuju yang lebih baik sesuai himbauan Kapolda NTB tindak tegas pelaku dan para propokator keributan," tegasnya.
Sementara itu, Dandim 1608 Bima Letkol Czi Yudil Hendro mengemukakan bahwa kehadiran personil TNI adalah mencegah konflik yang berkepanjagan. “ Kita hadir di sini untuk mendapat tugas untuk menghindari konflik dan menciptakan rasa aman baik di kedua Desa yang lagi bertikai dan diluar desa lain di Kabupaten Bima," imbuhnya. Sedangkan Kapolres Bima, AKBP. Eka Faturrahman menekankan agar pasukan TNI dan Polri senantiasa menjaga kekompakkan dalam bertugas. (GA. Jack*)
Aparat TNI dan Polri menggelar Apel Siaga dalam rangka Penyelesaian Konflik Dadibou-Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima di kantor persiapan Pemerintah Kabupaten Bima jalan lintas Bima Sumbawa dusun godo Desa Dadibou Kecamatan Woha, Senin (6/3). Apel gabungan tersebut dilaksanakan terkait kesiap-siagaan pengamanan konflik horisontal antara Desa Dadibou dengan Desa Risa Woha dikuti sekitar 200 personil TNI-Polri.
Hadir dalam apel tersebut Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M Noer, Kapolres Kab Bima, AKBP. Eka Faturrahman, dan Dandim 1608 Bima Letkol Czi Yudil Hendro. "Adapun peserta apel adalah 2 Pleton TNI Kodim Bima, 1 Pleton Brimob Bima, 1 Pleton Shabara Polres Bima, 1 Pleton Sat Intel dan Sat Reskrim Polres Bima," ungkap Kabag Humaspro, Armin Farid, S. Sos, Senin (6/3).
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati mengemukakan upaya yang harus dilakukan menangkal isu-isu kejahatan dan konflik yang pada intinya Bima sangat religius seharusnya potensi konflik itu menurun tetapi kenyataannya malah meningkat. “Dengan demikan kita harus mengetahui potensi-potensi konflik yang ada sekarang ini. Pemerintah daerah punya kewajiban menjaga ketertiban dan keamanan," tegasnya. Pihaknya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kapolres Bima dan Dandim 1608 Bima atas kerjasamanya dengan memperbantukan pasukan dari satuan satuan lain yang ada untuk pencegahan konflik di Desa Risa dan Desa Dadibou .
“Bima ini milik kita semua jadi Polisi dan TNI bersatu untuk menangkal konflik," tukasnya. Diakuinya, keedua desa tersebut sudah beberapa kali melakukan islah dan perdamaian tetapi masih saja konflik dan kejadian belum berakhir. Pemerintah Daerah tidak mau wilayah Kabupaten Bima dicap zona merah seharusnya paska Pilkada kata-kata zona merah sudah berakhir dan lebih aman tetapi kenyataan lnya konflik di Bima masih ada. “Untuk itu, kami berharap setelah ini tidak ada lagi konflik-konflik mari kita ciptakan Bima Ramah menuju yang lebih baik sesuai himbauan Kapolda NTB tindak tegas pelaku dan para propokator keributan," tegasnya.
Sementara itu, Dandim 1608 Bima Letkol Czi Yudil Hendro mengemukakan bahwa kehadiran personil TNI adalah mencegah konflik yang berkepanjagan. “ Kita hadir di sini untuk mendapat tugas untuk menghindari konflik dan menciptakan rasa aman baik di kedua Desa yang lagi bertikai dan diluar desa lain di Kabupaten Bima," imbuhnya. Sedangkan Kapolres Bima, AKBP. Eka Faturrahman menekankan agar pasukan TNI dan Polri senantiasa menjaga kekompakkan dalam bertugas. (GA. Jack*)