-->

Notification

×

Iklan

Miris, Pagar SDN Inpres Ndano Masih Menggunakan Bambu

Tuesday, March 21, 2017 | Tuesday, March 21, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-03-20T22:57:07Z
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pagar dan tiang penyangga Ruang Kelas Belajar (RKB) SDN Inpres Ndano Keamatan Madapangga telah sejak lama masih menggunakan material bambu. Tentu saja hal ini membuat miris hati setiap orang yang melihatnya. Apalagi letak sekolah itu berada dipinggir jalan yang setiap saat dilihat oleh sebagian besar warga masyarakat.  Kepala Sekolah (Kasek) SDN Inpres Ndano, Muhtar, S.Pd., pun mengaku prihatin dengan keadaan sekolahnya itu. Apalagi menurutnya, kondisi pagar sekolahnya itu telah sejak lama tidak mendapatkan bantuan anggaran pembangunan pagar semen.
“Keadaan ini memang sangat memprihatinkan pak. Ditambah lagi keadaan tiang penyangga dua ruangan RKB yakni ruangan kelas II dan kelas V juga masih menggunakan bambu,” ucap Muhtar dengan nada lirih kepada wartawan Garda Asakota, Sabtu (18/03), diruang kerjanya SDN Inpres Ndano.
Muhtar mengaku pada momentum BBGRM Bupati Bima di Kecamatan Madapangga beberapa waktu lalu, pihaknya telah melaporkan keadaan sekolahnya yang butuh perbaikan. Apalagi menurutnya, jumlah siswa SDN Inpres Ndano yang mengenyam pendidikan disitu berjumlah lebih kurang 118 orang siswa. Termasuk juga ada siswa TK/PAUD. “Yah, kami sangat berharap agar Ibu Bupati Bima dapat memperhatikan perbaikan infrastruktur sekolah ini,” pinta Muhtar penuh harap.
Muhtar juga mengatakan telah melayangkan proposal perbaikan infrastruktur SDN Inpres Ndano itu ke pihak Dinas Dikpora Kabupaten Bima. “Moga saja proposal atau permohonan kami ini dapat direspon oleh pihak Dinas juga. Apalagi, hanya di SDN Inpres Ndano ini saja satu-satunya sekolah di Kecamatan Madapangga ini yang masih menggunakan pagar bambu,” cetus Muhtar.
Saat ini, kata Muhtar, karena Desa Ndano masuk kedalam kompetisi Lomba Desa, maka secara swadaya jajaran SDN Inpres Ndano melakukan perbaikan pagar bambu sekolah itu dengan menggunakan anggaran pribadi. “Karena kalau menggunakan dana BOS tentu hal itu akan melanggar aturan penggunaan dalam Juklak dan Juknisnya. Jadi kita lakukan perbaikan itu dengan cara swadaya dulu sembari menunggu turunnya bantuan anggaran dari Pemerintah,” tandas Muhtar. (GA. Marlin*).

×
Berita Terbaru Update