Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Memperingati Hari Air Sedunia ke- XXV, Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, didampingi oleh Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer, Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Ir. Agung Djuhartono, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1, Ir. Asdin Djulaidi, MM, MT, bersama jajaranya, Camat Parado, serta para kepala desa yang berada di wilayah Kecamatan Parado melakukan penanaman pohon di kawasan Sabuk Hijau Waduk Parado (Kawasan Bendungan Pela Parado). Kegiatan ini, kata Kabag Humas dan Protokol Setda,
Armin Farid, S.Sos, merupakan kerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS 1) dengan Pemerintah Kabupaten Bima yang dilaksanakan pada hari Rabu (22/3) di kawasan DAM Pelaparado.
Bupati Bima menyampaikan bahwa, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 22 Maret diperingati sebagai hari Air Sedunia, dan tahun ini merupakan peringatan yang ke-25 dengan tema “Air dan Air Limbah.” Thema yang diusung ini diambil mengingat data setiap tahun memperlihatkan banyak anak-anak meninggal dunia akibat pencemaran air, kekurangan air dan bahkan kejadian banjir.
“Untuk itu melalui gerakan menanam pohon yang kita lakukan ini mengingatkan kita betapa pentingnya pengelolaan Sumber Daya Air sebagai upaya konservasi lahan melalui gerakan gemar menanam pohon dan membuang air limbah," ucapnya. Gerakan ini perlu mendapatkan dukungan masyarakat untuk menghasilkan pelestarian sumber daya air dan lingkungan. Dia berharap melalui aksi menaman pohon di kawasan waduk Pelaparado ini kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat memelihara dan menjaga kelestarian Sumber Daya Air serta dapat menjaga lingkungan di sekitar sehingga kedepan dalam rangka menjaga sumber air seperti mata air, dan sungai dengan tidak membuang limbah ke sumber-sumber air tersebut.
Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Ir. Agung Djuhartono, melalui peringatan Hari Air Sedunia tahun 2017 ini, mengajak semua pihak untuk memperhatikan lebih seksama keterkaitan antara pemenuhan kebutuhan air dan manajemen air limbah dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Dikatakannya, sampai dengan tahun 2019, kementerian PUPR melaksanakan langkah penyediaan air minum yang didukung infrastruktur penyediaan air baku yang handal dan infrastruktur sanitasi dengan meningkatkan penyediaan air baku yang diiringi dengan pengendalian dalam pemanfaatan air tanah untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah, meningkatkan akses prasarana dan sarana air limbah yang mana dengan adanya peningkatkan akses ini pembangunan infrastruktur air limbah system terpusat skala komunal kawasan dan kota di 438 Kabupaten/Kota (melayani 34 juta jiwa) serta peningkatan kualitas pengelolaan air limbah dengan system setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan air lumpur tinja perkotaan dan pembangunan instalasi pengelolaan lumpur tinja di 409 Kabupaten/Kota dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan sumber air dan pengolahan air limbah permukiman.
"Melalui peringatan Hari Air Sedunia ke-25 ini, tentu merupakan momen untuk kembali menguatkan komitmen dan meningkatkan semangat kita semua serta memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih bijaksana dalam memanfaatkan air," imbuhnya.
Sementara, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1, Ir. Asdin Djulaidi, MM, MT, menegaskan bahwa dalam rangka memelihara konservasi Sumber Daya Hutan tepatnya di kawasan DAM Pelaparao, pihaknya dari Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1 bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bima melakukan Aksi Penamanan pohon sebanyak 6000 pohon yang berlokasi di sekitar Daerah Aliran Sungai Pelaparado, Daerah Aliran Sungai Palibelo serta di sekitar areal Kelurahan Melayu. Penaman pohon jenis kayu jati dan mahoni ini selain memperingati Hari Air Sedunia ke-25 ini dalam rangka mengajak kepada seluruh warga masyarakat agar dapat mencintai hutan sehingga dengan adanya aksi penanaman ini diharapkan kedepannya menyimpan cadangan air untuk kita semua. Maka dari itu dengan adanya aksi penamana pohon ini selain menyimpan cadangan air bagi kita semua.
“Saya juga mengajak kepada kita semua untuk dapat menjaga hutan kita, karena kalau kita tidak menjaga hutan kita maka kita akan menerima akibat gundulnya hutan seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu seperti banjir dan sebagainnya.selain itu dalam rangka menjaga sumber mata air, kita juga melakukan normalisasi sungai," ajaknya. Diakuinya, normalisasi sungai ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyediakan alur sungai dengan kapasitas mencukupi untuk menyalurkan air, terutama air yang berlebih saat curah hujan tinggi. "Dengan meningkatnya intensitas penanaman pohon ini dalam rangka menjaga sumberdaya air dan terjaga kelestarian sumber daya air dalam jangan panjang," jelasnya. (GA. Jack*)
Memperingati Hari Air Sedunia ke- XXV, Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, didampingi oleh Wakil Bupati Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer, Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Ir. Agung Djuhartono, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1, Ir. Asdin Djulaidi, MM, MT, bersama jajaranya, Camat Parado, serta para kepala desa yang berada di wilayah Kecamatan Parado melakukan penanaman pohon di kawasan Sabuk Hijau Waduk Parado (Kawasan Bendungan Pela Parado). Kegiatan ini, kata Kabag Humas dan Protokol Setda,
Armin Farid, S.Sos, merupakan kerjasama dengan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS 1) dengan Pemerintah Kabupaten Bima yang dilaksanakan pada hari Rabu (22/3) di kawasan DAM Pelaparado.
Bupati Bima menyampaikan bahwa, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 22 Maret diperingati sebagai hari Air Sedunia, dan tahun ini merupakan peringatan yang ke-25 dengan tema “Air dan Air Limbah.” Thema yang diusung ini diambil mengingat data setiap tahun memperlihatkan banyak anak-anak meninggal dunia akibat pencemaran air, kekurangan air dan bahkan kejadian banjir.
“Untuk itu melalui gerakan menanam pohon yang kita lakukan ini mengingatkan kita betapa pentingnya pengelolaan Sumber Daya Air sebagai upaya konservasi lahan melalui gerakan gemar menanam pohon dan membuang air limbah," ucapnya. Gerakan ini perlu mendapatkan dukungan masyarakat untuk menghasilkan pelestarian sumber daya air dan lingkungan. Dia berharap melalui aksi menaman pohon di kawasan waduk Pelaparado ini kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat memelihara dan menjaga kelestarian Sumber Daya Air serta dapat menjaga lingkungan di sekitar sehingga kedepan dalam rangka menjaga sumber air seperti mata air, dan sungai dengan tidak membuang limbah ke sumber-sumber air tersebut.
Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Ir. Agung Djuhartono, melalui peringatan Hari Air Sedunia tahun 2017 ini, mengajak semua pihak untuk memperhatikan lebih seksama keterkaitan antara pemenuhan kebutuhan air dan manajemen air limbah dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Dikatakannya, sampai dengan tahun 2019, kementerian PUPR melaksanakan langkah penyediaan air minum yang didukung infrastruktur penyediaan air baku yang handal dan infrastruktur sanitasi dengan meningkatkan penyediaan air baku yang diiringi dengan pengendalian dalam pemanfaatan air tanah untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah, meningkatkan akses prasarana dan sarana air limbah yang mana dengan adanya peningkatkan akses ini pembangunan infrastruktur air limbah system terpusat skala komunal kawasan dan kota di 438 Kabupaten/Kota (melayani 34 juta jiwa) serta peningkatan kualitas pengelolaan air limbah dengan system setempat melalui peningkatan kualitas pengelolaan air lumpur tinja perkotaan dan pembangunan instalasi pengelolaan lumpur tinja di 409 Kabupaten/Kota dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan sumber air dan pengolahan air limbah permukiman.
"Melalui peringatan Hari Air Sedunia ke-25 ini, tentu merupakan momen untuk kembali menguatkan komitmen dan meningkatkan semangat kita semua serta memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih bijaksana dalam memanfaatkan air," imbuhnya.
Sementara, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1, Ir. Asdin Djulaidi, MM, MT, menegaskan bahwa dalam rangka memelihara konservasi Sumber Daya Hutan tepatnya di kawasan DAM Pelaparao, pihaknya dari Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1 bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bima melakukan Aksi Penamanan pohon sebanyak 6000 pohon yang berlokasi di sekitar Daerah Aliran Sungai Pelaparado, Daerah Aliran Sungai Palibelo serta di sekitar areal Kelurahan Melayu. Penaman pohon jenis kayu jati dan mahoni ini selain memperingati Hari Air Sedunia ke-25 ini dalam rangka mengajak kepada seluruh warga masyarakat agar dapat mencintai hutan sehingga dengan adanya aksi penanaman ini diharapkan kedepannya menyimpan cadangan air untuk kita semua. Maka dari itu dengan adanya aksi penamana pohon ini selain menyimpan cadangan air bagi kita semua.
“Saya juga mengajak kepada kita semua untuk dapat menjaga hutan kita, karena kalau kita tidak menjaga hutan kita maka kita akan menerima akibat gundulnya hutan seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu seperti banjir dan sebagainnya.selain itu dalam rangka menjaga sumber mata air, kita juga melakukan normalisasi sungai," ajaknya. Diakuinya, normalisasi sungai ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyediakan alur sungai dengan kapasitas mencukupi untuk menyalurkan air, terutama air yang berlebih saat curah hujan tinggi. "Dengan meningkatnya intensitas penanaman pohon ini dalam rangka menjaga sumberdaya air dan terjaga kelestarian sumber daya air dalam jangan panjang," jelasnya. (GA. Jack*)