-->

Notification

×

Iklan

PENGANGGURAN Bahaya Laten Pembangunan Daerah

Saturday, January 28, 2017 | Saturday, January 28, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-01-28T02:47:21Z
ARTIKEL
Oleh:  DR. JUWAIDIN ISMAIL

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara dan daerah. dapat dilihat yang terjadi di suatu daerah pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. hal ini terjadi akibat terlalu banyak jumlah manusia yang mencari kerja tidak sebanding dengan ketersediaan dunia kerja, sehingga tidak hanya menyebabkan ketidakproduktvitas kerja, tetapi juga memberi efek negatif terhadap pekerja yang terpaksa kerja dengan gaji sedikit bajoan tidak digaji sebagaimana yang dialami oleh banyak tenaga suka rela di instansi pemerintah daerah.
Dengan demikian pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya sehingga hal inilah yang dapat menjadi bahaya laten bagi pembagunan daerah.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Strategi Mengatasi Pengangguran

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral. Hal ini dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat. Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.Karena masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu tempat/instansi/ model kerja apa saja yang membuka kesempatan kerja, atau pekerjaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok atau menciptakan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan.

4. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan lembaga pengeri kerja untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke tempat kerja yang lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan lembaga pengeri kerja untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke tempat kerja yang lain.
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja. Sebab di negara dan daerah kita belum diatur tanggungjawab pemerintah untuk memberi santunan bagi penganggur macam ini.
Pengangguran tidak disengaja sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Di banyak lembaga pemberi kerja lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu daripada yang tidak samahanya sekali. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Tetapi karena ketiadaan lapangan kerja dan ketidakmampuan menciptakan lapangan kerja sendiri, maka terjadilah penganggur yang bekerja dengan keterampilan uang nihil. Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan kerja harus diberikan kepada calon pencari kerja untuk memberi bekal kompetensi dengan skil yang berbeda sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing.

6. Wiraswasta

Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan, menjadi PNS/ASN, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi dapat terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil. Namun hal ini bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri melainkan peran aktif pemerintah untuk mendayagunakan calon pekerja, lembaga tempat mereka mengdengan pendidikan seperti SMK, SMA, Perguruan Tinggi harus membekali lulusan dengan pengetahuan, ilmu, dan keterampilan yang mumpuni sehingga lulusan tidak hanya siap Tamat atau wisuda, tetapi sudah siap kerja secara profesional.

lalu bagaimana dengan jenis dan kondisi pengangguran di bima ? pertanyaan ini seolah memaksa untuk dijawab dengan berbagai kebijakan strategis dari pemerintah daerah dengan memahami jenis pengangguran sebagaimana yang dilaporkan BAPPEDA Kabupaten Bima yakni pengganguran terbuka yang telah menyentuh angka 3,5 persen dari jumlah penduduk 500 ribu lebih. Angka ini dinilai tinggi. Selain masalah pengganguran, angka harapan hidup di Kabupaten Bima di bawah Kabupaten Sumbawa. Begitpun angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bawah Kabupaten Dompu. Padahal, di pulau Sumbawa ini, Bima tertinggi IPM dan angka harapan hidup masyarakatnya. Tetapi, kini terbalik.Termasuk angka kemiskinan masih 16,08 persen dengan harapan turun sampai 15 persen standar. Itu artinya angka 3,5 persen jumlah pengganguran ini cukup besar dan inilah akan menjadi catatan pekerjaan ke depan bagi Pemerintah Daerah. Untuk menekan kenaikan angka pengganguran butuh kerja sama, bukan saja pemerintah, tetapi juga didukung iklim daerah yang aman dan damai. Melalui keamanan yang kondusif, iklim investasi akan bayak yang masuk dan dengan demikian lapangan pekerjaan lebih terbuka. Sehingga dengan kondusifitas daerah yang terjamin, maka bidang pariwisata, pertanian, perikanan kelautan, ekonomi kreatif, dan sebagainya akan dapat dikelola secara maksimal untuk menjadi ladang profesi baru bagi para penganggur terbuka di daerah tercinta ini" semoga....!!
×
Berita Terbaru Update