-->

Notification

×

Iklan

MENANAM PADI ALA SI JARWO

Thursday, January 19, 2017 | Thursday, January 19, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-01-18T23:55:02Z
ARTIKEL

Oleh : Muhammad Sardin AK *)
Seiring bergulirnya waktu, pertambahan penduduk semakin hari semakin meningkat. Laju pertumbuhan penduduk tentu berimbas pada peningkatan kebutuhan bahan pangan, di sisi lain alih fungsi lahan pun semakin meningkat. Hal ini dalam waktu lama sangat mengkhawatirkan mengancam menurunnya ketahanan pangan terutama beras, oleh karena itu inovasi teknologi di bidang budidaya tanaman pangan seperti Padi, Jagung dan Kedelai (PAJALE) adalah keniscayaan.

Sesuai judul artikel di atas, penulis akan mengupas tentang inovasi teknologi budidaya tanaman padi.
Padi (Oriza sativa L.) adalah tanaman pangan utama dalam peradaban manusia termasuk di Indonesia, sebagian besar padi di budidayakan di lahan sawah dan tegalan. Dalam budidaya padi, Hama Penyakit dan Gulma atau dengan kata lain Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah faktor pembatas tercapainya produktivitas hasil yang tinggi dalam suatu budidaya tanaman, oleh karena itu pemerintah dan para petani berusaha dengan berbagai macam cara demi tercapainya keinginan memperoleh hasil panen yang tinggi, salah satu jalan keluar terhadap masalah diatas adalah dengan menerapkan sistem tanam Jajar Legowo.
Sistem tanam jarwo (Jajar Legowo) merupakan salah satu sistem tanam yang baik dan benar yang di rekomendasikan oleh pemerintah kita untuk di terapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produksi padi nasional dan kualitas gabah.
Pengertian sistem Tanam Jajar Legowo ?
Bagi petani-petani yang berada di daerah-daerah sentra produksi padi seperti beberapa daerah di Jawa sudah lama menerapkan sistem tanam Jajar Legowo dalam budidaya padi. Namun harus di akui masih ada juga yang belum memahami dan mengetahui sistem jajar legowo secara benar. Istilah legowo di ambil dari bahasa Jawa, Banyumas, terdiri dari kata Lego dan Dowo. Lego berarti Luas dan Dowo berarti memanjang. Dengan demikian sistem tanam jajar legowo, maka kelompok-kelompok barisan tanaman padi di pisahkan oleh suatu lorong yang luas dan memanjang.
Sesungguhnya pengertian “Jajar Legowo” secara umum adalah sistem penanaman padi dengan mengatur jarak tanam. Walaupun masih debatebel Sistem ini mulai di kenalkan pada tahun 1996 oleh seorang pejabat dinas pertanian di Banjarnegara Jawa Tengah sedangkan salah seorang peneliti di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi juga mengklaim bahwa dirinyalah yang pertama kali menerapkan sistem tanam ini. Penulis tidak ingin kita terjebak pada hal ini, yang terpenting adalah bagaimana sistem tanam yang sudah terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi ini bisa di terapkan oleh petani di seantero wilayah negeri tercinta ini.
Secara prinsipil, sistem jajar legowo ini adalah memanipulasi lahan yang ada dengan cara mengatur jarak tanam agar dapat menampung populasi tanaman lebih banyak dengan efek tanaman pinggir yang lebih banyak pula. Sistem tanam ini, jarak tanam diatur sedemikian rupa sehingga dalam satu petak lahan pertanaman akan memiliki beberapa barisan kosong dengan jarak yang lebih lebar dari pada jarak antar baris tanaman.
Pada penerapannya, perlu diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanaman sisipan hanya pada baris pinggir kiri dan kanannya (legowo 4:1 tipe 1). Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang subur semua barisan disisipkan tanaman (legowo 4:1 tipe 2).
Tipe- tipe Sistem Tanam Jajar Legowo
Sistem tanam padi jajar legowo, memiliki tipe antara lain: legowo 2 : 1, 3 : 1, 4 : 1, dan 5 : 1 bahkan 6 : 1. Berdasarkan hasil penelitian jenis legowo yang direkomendasikan adalah yang menggunakan legowo 2 : 1 untuk menghasilkan gabah yang berkualitas atau gabah untuk kebutuhan benih sedangkan tipe 4 : 1 adalah tipe terbaik untuk menghasilan kuantitas produksi gabah. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Pada lahan yang sangat subur memakai jarak tanam antar barisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm, dan antar legowo 50 cm. Pada lahan yang kuran subur jarak tanam lebih lebar, yaitu antarbarisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antar legowo 40 cm, atau bisa juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm. Penjelasan singkat mengenai tipe-tipe jarwo adalah sebagai berikut :
Legowo 2:1
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25x25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.   Legowo 4:1
Tipe 1
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm.
 Tipe 2
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 170.667 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 6,67% dibanding pola tegel (25x25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.
 Kelebihan Sistem Tanam Jajar Legowo
Populasi/rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%.
Seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal sehingga proses fotosintesis berlangsung dengan baik.
Sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal, sehingga mengrangi resiko penyakit akibat jamur dan bakteri yang menghedaki kelembaban tinggi seperti Kresek (Hawar Daun Bakteri).
Mudah dalam pemeliharaan khususnya pemupukan, penyiangan, dan perawatan
Mengendalikan hama tikus
Meningkatkan produktivitas 7 - 15%.
Kondisi hari ini, kita tidak bisa menafikkan bahwa pola pikir/maindset para petani. Hal ini dimungkinkan akibat dari pemahaman mengenai sistem tanam legowo masih sangat beragam walaupun memiliki kesamaan konsep dasar yang dipahami seperti :
Dengan tanam padi jajar legowo 2 : 1 akan mengurangi jumlah rumpun, padahal sebaliknya.
Jarak terlalu rapat antar tanaman dapat menurunkan anakan, padahal jarak legowo cukup luas untuk anakan berkembang. Tenaga tanam yang belum berpengalaman, hal ini terjadi karena belum terbiasanya para tenaga tanam. Solusinya dapat dilakukan dengan cara menggunakan caplak khusus legowo, sehingga mempermudah tenaga tanam.
Proses bertani atau budidaya pertanian dalam hal tanam padi menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan negara Indonesia, bagai mana tidak. beras menjadi salah satu produk yang sangat penting, ini dikarenakan beras menjadi produk yang termasuk pada Sembilan bahan pokok.
Dengan budi daya padi sesuai rekomendasi atau anjuran yang tepat dalam hal ini pengelolaan tanaman terpadu (PTT) maka semua hal diatas dapat tertutupi dari hasil produksi yang didapatkan sehingga ditinjau dari faktor penambahan tenaga kerja dan biaya produksi tidak akan berpengaruh dan tetap lebih menguntungkan dibandingkan tanpa menerapkan sistem tanam jajar legowo.
Sebagai tambahan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.
Akhirnya, semoga informasi singkat ini dapat menginspirasi kita semua untuk menerapkan sistem tanam ala Jajar Legowo dalam setiap budidaya padi sehingga upaya pemerintah melalui program P2BN (Program Peningkatan Produksi Padi Nasional) bisa terlampaui dan kegiatan impor beras tidak kita dengar lagi. Aamiin Yaa Rabb. Moga berfaedah.
*) Widyaiswara Balai Diklat Pertanian NTB

×
Berita Terbaru Update