-->

Notification

×

Iklan

Pekerjaan Proyek DAM So Tolo Kara Masih Dipersoalkan Warga

Monday, February 2, 2015 | Monday, February 02, 2015 WIB | 0 Views Last Updated 2015-02-02T00:06:23Z
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pekerjaan proyek rehabilitasi DAM So Tolo Kara Desa Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima masih menuai pertanyaan dan sorotan dari warga setempat. Selain tidak diketahui warga masyarakat yang memiliki lahan sebagai sasaran  irigasi dari DAM tersebut, warga masyarakat juga mepertanyakan tidak adanya papan informasi yang dipasang pihak kontraktor di sekitar lokasi proyek. Berdasarkan pantauan langsung media Garda Asakota, Rabu sore (28/1),
kondisi fisik DAM So Tolo Kara yang diperkirakan menghabiskan anggaran di atas Rp100 juta itu, bagian pondasinya mengalami keretakan sepanjang bidang DAM dan daun pintu sebesar lebih kurang 8 inch diduga dikerjakan tidak maksimal. 
Sementara, tanah dipermukaan DAM masih sejajar dengan bidang DAM sehingga air yang mengalir dari dua arah sungai tidak ditampung secara maksimal.
Salah satu tokoh masyarakat, Samsudin, yang juga Ketua Persatuan Petani Pengguna Air (PPPA) Desa Rade, yang dimintai tanggapannya tidak mengetahui adanya  proyek Rehabilitasi DAM  So Tolokara yang sudah dikerjakan beberapa bulan lalu.
Dia bahkan mengeluhkan tertutupnya pekerjaan itu karena tidak disertai dengan pemasangan papan informasi, bahkan tidak adanya sosialisasi lebih awal oleh pihak pemerintah desa setempat. “Seharusnya dikonfirmasi lebih awal dengan pihak PPPA apalagi proyek ini berkaitan dengan saluran irigasi agar proses rehabilitasi DAM itu bisa tepat sasaran,” tuturnya.
Seharusnya, kata dia, alokasi anggaran di atas ratusan juga itu bukan saja dikerjakan untuk pembuatan daun pintu pembuangan dan memperbaiki pondasi saja tetapi yang sangat penting itu bidang DAM juga ditambahkan ketinggiannya sekian meter agar dapat menampung air secara maksimal apalagi kondisi saluran air yang dibuat lebih tinggi dari bidang DAM.
Sementara, kondisi fisik DAM tersebut hanya berfungsi sebagai  saluran irigasi saja padahal fungsi DAM sebenarnya adalah untuk menampung air agar masyarakat bisa memanfaatkan untuk mengairi tanaman padi sampai musim kemarau paparnya.
Dia berharap agar setiap proyek yang diturunkan apalagi mengenai rehabilitasi DAM seperti ini harus dikerjakan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat terutama para petani yang memiliki lahan setempat agar bisa saling mengawasi dan mengontrol. Kepada pihak pemerintah desa dimintanya agar mensosialisasikan kepada masyarakat setiap proyek yang turun melalui desa tambahnya.
Sementara itu, Ishaka selaku pelaksana harian yang ditunjuk langsung oleh kontraktor justru mengaku tidak mengetahui secara jelas nama kontraktor  pengelola proyek rehabilitasi DAM So Tolokara.
“Saya hanya ditunjuk oleh pihak pemegang proyek menjadi pelaksana harian untuk mengontrol sekaligus mengawasi selama pekerjaan rehabilitasi DAM tersebut. Mengenai nama kontraktor dan papan informasi yang tidak dipasang itu saya tidak tahu,” elaknya. (GA. 777*)

×
Berita Terbaru Update