-->

Notification

×

Iklan

Proyek APBD-1 di Desa Sowa Belum Diperbaiki

Monday, January 19, 2015 | Monday, January 19, 2015 WIB | 0 Views Last Updated 2015-01-19T06:49:46Z
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Pekerjaan proyek jembatan yang ada di Dusun Sowa Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima yang ambruk beberapa waktu lalu, hingga kini belum juga dilakukan perbaikan oleh pihak pelaksana.
Jembatan yang usianya belum sampai dua bulan tersebut tepatnya berada di aliran sungai dusun Sowa, merupakan akses transportasi satu-satunya yang digunakan oleh warga Desa Kananta , Sai, dan Desa Sampungu.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun wartawan proyek itu sumber dananya dari APBD-I NTB Tahun 2014 lalu, namun tidak diketahui secara jelas siapa penanggung-jawab pelaksanaannya di lapangan. Bahkan Camat Soromandi, Yusuf  S. Sos, selaku kepala wilayah justru tidak mengetahui sama sekali adanya proyek pembuatan jembatan yang ada di dusun Sowa tersebut. “Saya pribadi selaku camat tidak tahu menahu terkait dengan adanya proyek jembatan tersebut. Kapan mulainya pekerjaaan itu saya tidak tahu,” katanya, Senin (12/1).
Diakuinya, ambruknya jembatan tersebut otomatis jalan penghubung menuju dua Desa Sai dan Sampungu  terganggu. Meski demikian, pihaknya sudah berupaya menghubungi Pejabat pembuat Komitmen (PPK) Propinsi NTB, agar melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang ada di daerah Kabupten Bima.
“Saya langsung hubungi pihak PPK yang ada di Propinsi NTB untuk mlakukan koordinasi dengan pihak terkait. Agar jembatan itu dapat dibangun kembali,” ujarnya.
Menyinggung persoalan sumber anggaran dan pihak mana yang berkerja, Camat Soromandi kembali menegaskan bahwa dirinya tidak tahu akan pekerjaan itu. “Tapi kalau hotmiks jalan sepajang 1 kilo meter mulai dari ujung dusun Sowa sampai dusun Bonto, itu mengunakan anggaran yang bersumber dari APBD I NTB 2014. Apakah pembuatan jembatan itu bagian dari jalan hotmiks itu sendiri atau bukan, sejauh ini saya belum tahu secara pasti,” sahutnya.
Sehubungan dengan pekerjaan hotmiks jalan tersebut, dirinya menilai pekerjaan itu belum rampung semuanya. Selain belum menerima laporan akhir pekerjaan dari pihak pelaksana, juga masih terlihat material di sepanjang jala dusun Sowa menuju dusun Bonto. “Material berupa kerikil masih terlihat kanan kiri ruas jalan tersebut, artinya pekerjaan hotmiks jalan propinsi tersebut belum rampung,” pungkasnya.
Sementara, Kades Kananta, Jaidin, S. Sos, juga tidak mengetahui adanya pembangunan poyek jembatan tersebut. “Kapan dimulai dan kapan selesianya, tidak ada laporan kepada kami. Begitupun CV mana dan besaran anggarannya, kami tidak tahu,” akunya kepada wartawan, Sabtu (17/1). Kades mengaku baru mengetahui adanya proyek tersebut setelah muncul protes dari beberapa orang warganya setelah melihat langsung bahwa bahan material seperti pasir yang digunakan diambil dari pasir laut.
Warga setempat menilai pekerjaan jembatan seharusnya disesuaikan dengan lebarnya sungai, bukannya dipersempit seperti itu. “Akibatnya, ketika banjir datang, air langsung menabrak bangunan jembatan,” ungkap salah satu warga setempat, Salimin (62) di lokasi proyek ambruk, Senin (12/1).
Menurutnya, lebar sungai kurang lebih 10 meter sedangkan jembatan yang dibuat  lebarnya kurang lebih 4 meter, inilah yang diduganya sebagai faktor ambruknya jembatan. “Dalam pembuatan jembatan seharusnya dilakukan penggalian pondasi, sehingga saat menaikkan pasangan batu kali  akan kokoh dan tidak mudah ambruk oleh aliran air seperti ini,” sorotnya. (GA. 888*)

×
Berita Terbaru Update