-->

Notification

×

Iklan

Belum Dinikmati Petani, Proyek Bendungan Rp556 Juta Disinyalir Rusak

Sunday, January 25, 2015 | Sunday, January 25, 2015 WIB | 0 Views Last Updated 2015-01-25T13:42:10Z
Kadis PU Langsung Turunkan Dua Orang Pengawas
Kabupaten Bima, Garda Asakota.-
Berbagai terobosan dilakukan oleh pemerintah di dalam upaya mensejahterakan serta meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama pembangunan bendung irigasi di bidang pertanian.
Hanya saja usaha pemerintah tersebut terkadang tidak sesuai dengan harapan akibat ulah para kontraktor yang mengerjakan proyek terkesan asal-asalan.
Pekerjaan rehab rehab berat Bendungan Satando Desa Melaju Kecamatan Lambu Kabupaten Bima misalnya, justru menuai kekecewaan dari segenap komponen masyarakat sekitar karena diduga mengalami kerusakan sebelum dimanfaatkan oleh petani untuk mengairi sekitar 300 Ha lahan  persawahan.
Seorang warga Desa Melaju, M. Saleh, kepada media ini menye salkan kualitas pekerjaan pembangunan proyek rehab Bendungan yang kerjakan dengan anggaran Negara sebesar Rp556 juta. Menurut dugaannya, bendungan tersebut justru mengalami kerusakan sebelum dinikmati oleh para petani terutama para petani di Desa Melaju, Simpasai dan Desa Lanta.  “Dinas PU dan kontraktor harus bertanggung jawab atas hal ini, karena setahu saya selama setahun masih ada tanggung-jawab kontraktor untuk melakukan pemeliharaan,” ujarnya.
Bukan hanya warga yang menyesalkan kualitas pekerjaan proyek tersebut, Kepala Desa Melaju Kecamatan Lambu, Muhide, S.Ag, juga turut menyesalkan hasil pekerjaan pembangunan Bendungan Satando yang dinilainya asal-asalan. 
“Padahal pembangunan itu belum sempat dinikmati oleh warga,” akunya kepada Garda Asakota, Selasa (21/1).
Diakuinya, kondisi proyek tersebut memprihatinkan dimana  bagian sayap dan ujung irigasi Bendungan sudah patah sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah. “Padahal di satu sisi para petani sangat membutuhkan air seperti petani Desa Melayu, Desa Lanta dan  Desa Simpasai. Itu bendungan belum hujan besar sudah rusak, bagaimana kalau curah hujan tinggi mungkin bisa hancur total,” cetusnya.
Muhide menjelaskan bahwa pembangunan Bendungan Satando tersebut menelan anggaran yang cukup besar yakni Rp556 juta. Pihaknya selaku kepala Desa mengaku selalu didatangi para petani yang  mendesak untuk segera memperbaikinya.
“Bahkan warga mengancam saya akan melakukan aksi besar-besaran apabila tidak segera ditangani. Menyikapi tuntutan warga tersebut saya akan melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah Kabupaten terutama Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bima,” tuturnya.
Kadis PU Kabupaten Bima, Ir. H. Nggempo, MT, yang dikonfirmasi wartawan mengakui pekerjaan proyek itu dibawah pengawasan pihaknya.
Nggempo membantah adanya kerusakan fisik bendungan tersebut. “Siapa yang bilang rusak?,” ujarnya sembari bertanya-tanya. Namun ketika dikonfirmasi bahwa keluhan itu langsung disampaikan oleh warga setempat maupun Kades Melaju, Nggempo mengaku sudah menurunkan pengawas di lapangan untuk mengcros-cheknya di lapangan.
“Tapi kalau ada yang rusak, akan diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan. Saya sudah turunkan dua orang pengawas ke lapangan,” tandasnya merespon keluhan tersebut. (GA.  333*)

×
Berita Terbaru Update