-->

Notification

×

Iklan

Pencemaran di Wilayah Kota Bima Masih Dibawah Ambang Batas

Monday, March 3, 2014 | Monday, March 03, 2014 WIB | 0 Views Last Updated 2014-03-03T01:59:27Z

Kota Bima, Garda Asakota.-
Meski di wilayah Kota Bima masyarakat terlihat banyak yang tinggal di sepanjang bantaran sungai atau kali, namun Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat me­mas­tikan bahwa tidak ada warga masya­ra­kat yang tercemar air kotor karena kondisi­nya masih di bawah ambang batas.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba, kepada wartawan di ruangan kerjanya, ma­lah menegaskan bahwa secara keseluruhan dalam dekade terakhir, Kota Bima tercatat sebagai daerah dengan lingkungan yang masih asri, sedangkan pada tingkat ter­ce­mar­nya masih dibawah ambang batas toleransi termasuk pula polusi udara yang bersumber dari kendaraan bermotor masih berskala sedang..  “Tingkat pencemaran dan polusi di wilayah Kota Bima, masih bisa diatasi dan belum masuk pada ambang yang mengkhawatirkan,” ungkapnya memasti­kan. Jauhnya wilayah Kota Bima dari kategori pencemaran salah satu faktornya adalah belum memiliki sejumlah pabrik golongan menengah ke atas.
Berdasarkan hasil uji air sungai sebagai salah satu klasifikasi polusi yang mengha­silkan pencemaran lingkungan, baik saat musim hujan pun musim kemarau, ditemu­kan bahwa kadar air masih bagus dan belum dikategorikan tercemar. Kandungan biologi pada air sungai dari sisi bakteri katanya, tidak terlalu mengkhawatirkan. Untuk polusi udara katanya, sebagaimana hasil pene­litian dengan menggunakan alat yang disampaikan pusat hasilnya, masih dibawah ambang batas pula. “O2 yang dihasilkan ken­da­raan bermotor dari hasil penelitian pusat, masih bagus atau belum tercemar,“ ujarnya. Mengantisipasi tercemarnya ling­kungan di seluruh wilayah Kota Bima, Ab­du­rachman mengaku, khusus untuk sungai telah dicanangkan program kali bersih.
Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kadar polusi yang ditimbulkan. Semisal penge­rukan sampah yang ada di sejumlah jembatan dan titik sungai yang teridenti­fi­kasi sebagai penyumbang polusi air sungai. Menurutnya Abdurrahman Iba, sampah yang ada disungai akhir-akhir ini begitu menumpuk. Kalau tidak selalu dikeruk atau dikeluarkan, maka dipastikan akan menumpuk dan membusuk.
Hal itu tentu berpengaruh pada tingkat dan kadar polusi yang dihasilkan air sungai. Jenis sampah yang ada mulai dari bentuk limbah industry kecil semisal pabrik tahu, hingga limbah manusia dan hewan. Program yang digiatkan Pemerintah jelasnya, dengan penataan kawasan pinggir sungai. Dengan mendesain rumah warga tidak lagi membelakangi bibir sungai.
“Kedepan keberadaan sungai itu akan ditata dengan rapi dan dibuatkan semacam gang. Sehingga nantinya tidak ada rumah warga yang membelakangi di sepanjang bantaran sungai,” tandasnya. (GA. 355*)
×
Berita Terbaru Update