-->

Notification

×

Iklan

Kelangkaan Pupuk, Masalah Utama yang Dihadapi Petani

Monday, March 3, 2014 | Monday, March 03, 2014 WIB | 0 Views Last Updated 2014-03-03T02:11:52Z


Mataram, Garda Asakota.-
Nasib para petani yang ada di NTB mungkin terbilang menyedihkan. Pasalnya, hasil produksi pertanian mereka  menurun akibat kondisi cuaca yang tidak menentu dan serangan berbagai hama penyakit yang ada. Kondisi itupun diperparah dengan adanya kelangkaan pupuk “Urea” ber­sub­sidi pemerintah yang sangat dibutuhkan para petani untuk tanaman pertanian mereka. Anggota DPRD NTB, Zulkar­nain,SE, kepada wartawan  mengusulkan perlu adanya langkah tepat dan nyata dalam menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi oleh para petani. Kelangkaan pupuk Urea yang kerap dikeluhkan masyarakat petani bukanlah persoalan baru,  melainkan masalah lama  yang tak kunjung ada titik solusinya.”Kita semua, terutama pemerintah sebagai pelindung rakyatnya harus segera bersikap.

Karena  kalau  dibiarkan terus menerus maka akan berimbas buruk bagi kehidupan para petani itu sendiri, serta mengancam akan kurangnya pasokan pangan bagi daerah kita. Jika hal itu terjadi tidak menu­tup kemungkinan wabah kelaparan akan melanda,” ujar duta Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut. Ketika musim tanam tiba, kelangkaan pupuk Urea akan mulai terasa. Kalaupun ada, para petani harus rela membayar dengan harga tinggi pada para “pengecer” yang mencari keuntungan disaat kelang­kaaan pupuk tersebut. Petani terpaksa membeli, karena jika tidak, tanaman pertanian mereka akan layu dan mati jika tidak diberikan pupuk, ujar anggota komisi II  dari daerah pemilihan (Dapil) 6 (kota Bima,kabupaten Bima dan kabupaten Dompu) tersebut.
Selain kelangkaan pupuk, keluhan yang ia biasa dengar ketika turun kelapangan adalah mengenai rendahnya nilai jual hasil panen dari para petani. Mereka bingung mencari para pembeli yang bisa membeli hasil panen mereka dengan harga yang wajar, namun karena kurangnya informasi dan akses yang ada, terpaksa para petani tersebut menjual hasil  panen mereka dengan harga yang murah  pada para pem­beli lokal. Dalam hal ini, pemerintah pun dituntut turut andil dalam membela kaum tani, mengingat mayoritas masyarakat NTB adalah para petani. Pengontrolan yang dilakukan oleh pemerintah pada para petani sangat diperlukan, sala satu fungsi control tersebut adalah dengan mencari atau menunjukan jalan pada para petani dimana posisi para pembeli yang bisa membeli hasil panen mereka dengan harga yang wajar atau tinggi, ujar Zulkanain, kepada Garda Asakota di gedung dewan, Selasa (25/2). (GA. Joni*)
×
Berita Terbaru Update