-->

Notification

×

Iklan

Idealis itu Punah ?

Friday, December 13, 2013 | Friday, December 13, 2013 WIB | 0 Views Last Updated 2013-12-13T00:57:27Z
Masih atau kian tumbuh subur ? Atau sudah punah sama sekali ? seperti punahnya manusia purba pithecanthropus erectus…. Apakah masih bisa kita temukan personal-personal yang benar-benar idealis   ? Atau minimal kita memorial dengan  menyebut satu persatu tokoh-tokoh penganut idealisme ? Dimana,  dalam event apa, dengan kapasitas  apa ? Mampukah kita mengetahui atau memberikan apresiasi utuh bahwa kategori  demikianlah yang masuk nominasi komunitas idealis ? Bisakah terbaca dari body language ? Dari wacana publik ? Dari kinerja ?  Kesimpulan sesaat terhadap objek tidak bisa dijadikan pijakan untuk mengukur kevalid-an masalah yang dijabarkan.
Idealis bukanlah harga ‘mati’, karena tidak bisa terukur dan dikalkulus dengan angka matematik. Idealis sifatnya abstrak…. Bisakah kita  menggunakan grafik untuk mengukur tingkat idealisme personal ketika dihadapkan dengan beberapa masalah yang kian komplek ?
Bisakah para idealis  menjadi mitra kerja yang profesional?  Bisa ‘ya’ dan bisa ‘tidak’! Tetapi tidak ada yang mustahil terjadi kalau kita mau berusaha dengan maksimal dan variatif ! Idealis ok realitas pun ok….Idealis dan realis, dua sisi yang memiliki background berbeda tetapi masih dapat dikolaborasi agar tercapai tujuan yang disepakati.Setiap fenomena, hendaknya kita pilah dan pilih agar tidak gegabah menjatuhkan alternatif. Tidak harus memandangnya dari satu sudut tetapi harus pro-cermat dari berbagai titik. Dimanapun kita berada,  hendaknya searif mungkin memposisikan diri dengan kapasitas yang pas dan tepat, agar senantiasa terimplementasi yang menjadi program bersama.
Dalam lingkungan sekolah segenap personil harus mampu menjadi mitra kerja yang handal, proaktif,prosedural dan profesional, baik itu siswa, karyawan, guru dan kepala sekolah, pesannya; Saidin,S.Pd M.Pd (Kasek SMA Negeri I Bolo ketika rapat dinas 23 November 2013) Dan untuk mewujudkan sekolah yang best of the best, seluruh personil harus bekerja sama dan kompak; Drs. Zubair HAR,M.Si.(Kadis dikpora ketika  HUT PGRI 25 November di SMAN I Bolo). Sebenarnya idealis itu pragmatis ketika dikondisikan dengan tepat, tetapi alangkah lebih maksimal-nya ketika idealis berkolaborasi dengan realita. Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain; Ir Sukarno. Tradisi yang melekat dan buruk, ketika kita tidak bisa memberikan tanggung jawab,  menganggap remeh pihak lain dan cepat memberikan konklusi karbitan. Cepat aksi dan reaksi tanpa melihat ujung pangkal persoalan.
Kadang juga muncul persepsi yang tidak bijak, terlalu idealis itu ‘mati’ karena tidak kuasa menciptakan suasana yang kondusif. Idealis itu ‘ kadaluarsa’ karena sekarang kita harus serba realis ! Idealis itu ‘mundur’, karena idealis itu statis ! Tetapi ketika dihadapkan dengan moment yang mendikte untuk realis, semuanya jadi serba dituntut realis dengan tidak mem-blacklist idealisme. Marilah kita untuk mencari cara untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada masa lalu, tetapi marilah kita menerima tanggung jawab kita sendiri untuk masa depan; John F Kennedy. Orang yang cerdas mempelajari masa lalu dan sejarah,  senantiasa sigap dalam menentukan pilihan, bijak dan sportif.Dan mereka yang berani total, dapat mencapai kebesaran total; John F Kennedy.
 Ada adagium, Seperti menangisnya harimau, Masa iya harimau bisa  menangis, bagaimana rupanya ketika harimau  menangis… sedangkan harimau sangat buas dan  raja dari segala binatang… Sederhananya kita tidak pernah lepas dari segala rasa,masalah, suka, sukses,  hengkang, dan pailit. Karena semakin tinggi pohon semakin kencang jualah  angin yang menerpanya, dan semakin kita sukses , kian banyak  juga batu sandunganya.Yang laras  adalah ketika kita senantiasa pada posisi tanpa cela, tanpa cercaan, tanpa kritikan, tanpa korup dan tanpa neko-neko. ketika dalam posisi puncak kita aktif mendapat aplaus,  dan ketika pada  ‘posisi’ miring, apakah masih kita mendapatkan keistimewaan tersebut ? Tetapi yang sering kita amati adalah munculnya resensator dadakan yang mengevaluasi dari segala penjuru. Perubahan drastis itu sangat kentara, dari sikap cari muka menjadi buang muka.Sesuatu yang tak terlihat jauh lebih penting dari yang terlihat, Emha Ainun Najib. Dan yang nampak belum tentu mewakili keaslian aslinya, oleh karena itu kita harus serba hati-hati dalam bersikap dan bertutur agar semua masalah terpinggirkan.
Idealis harus tetap ada dengan tetap memperhatikan realita, karena kedinamikaan lebih bertanggung jawab dari pada keseragaman yang musiman.  Jangan sampai kita melegalkan segala teknik untuk menempatkan keinginan yang tertinggi. kedamaian itu lebih bernilai dari pada serba kamuflase.Tindakan dan  sikap yang serba meng-koor, dan serba Pura-pura adalah semu. Bisa jadi muncul sikap pura-pura bego atau pura-pura cerdas. Pura-pura derma atau pura-pura pelit. Pura-pura idealis, ataukah pura-purakah realita . Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun, Ir. Sukarno. Dan janganlah berdoa untuk yang mudah tetapi berdoa untuk menjadi manusia yang tangguh.
Jangan mengorbankan segalanya untuk berlindung dari musim yang ekstrim. Karena semuanya harus kita siapkan mental untuk menghadapi pancaroba.Sikap idealis tidak akan terpedaya dengan cuaca buruk, tidak tergoda dengan musim gugur, tetapi senantiasa eksis sepanjang semuanya akurat.Ketika  ketercapaian itu diperoleh dengan susah payah, usaha yang maksimal , kompeten, idealis, selamanya akan tetap bermakna sepanjang sejarah yang tercatat. Dengan tidak merugikan dan menggeser kepentingan publik untuk  mendudukan kepentingan pribadi dan golongan.
Bersikaplah   objektif tanpa menunda atau menendang hak yang lain. Hak kita tetap menjadi hak kita, dan wewenang orang lain tidak berhak kita sewenangkan.Kita harus selalu berusaha melihat kebaikan orang tanpa melihat kejelekannya agar orang lain juga selalu melihat kebaikan yang ada pada kita, Amin.
Pemerhati Pendidikan dan Budaya
Staf Pengajar di SMA Negeri I Bolo

×
Berita Terbaru Update