-->

Notification

×

Iklan

Akibat Orgen Tunggal, Satu Warga Diduga Kena Tembak

Tuesday, May 7, 2013 | Tuesday, May 07, 2013 WIB | 0 Views Last Updated 2013-05-07T01:21:35Z
Kota Bima, Garda Asakota.- Acara orgen tunggal yang diadakan oleh sejumlah mahasiswa yang mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Matakando Kecamatan Mpunda Kota Bima, Minggu (5/5) kemarin sekitar pukul 02.00 Wita menelan tiga korban, yang harus dilarikan ke Rumah Sakit lantaran mengalami luka serius akibat dugaan peng¬a¬niayaan yang dilakukan oknum aparat.
Bahkan, salah satu korban Firmansyah (21) warga RT 04 RW 02 Kelurahan Jatiwangi terpaksa dilarikan ke RSUD Bima karena diduga terkena tembakan di bagian tangan kanan hingga tembus. Sedangkan dua korban lain, Iksan (25) warga Kelurahan Jatiwangi mengalami luka robek dibagian pelipis dan patah tulang ra¬hang, korban dirawat di Puskemas Ranggo, Kecamatan Asakota. Dan satunya lagi, Hairil (24) warga Kelurahan Jatiwangi, mengalami luka robek di bagian kepala hingga terpaksa mendapatkan delapan luka jahitan. Hairil kepada sejumlah wartawan di RSUD Bima, mengaku saat sebelum keja¬dian dirinya bersama teman-teman sedang menonton orgen tunggal di Kelurahan Matakando, sekitar pukul 02.00 Wita. Terjadi saling ejek antara dua orang warga hingga beberapa saat kemudian terjadi bentrok. Melihat sepupunya yang hendak dianiaya, Hairil berupaya melerainya, namun dihadang oleh oknum anggota polisi yang berada di lokasi. Saat dipegang oleh polisi, diakui Hairil, dirinya kemudian mendapatkan pukulan dari arah belakang hingga pingsan. “Saya tidak tahu siapa yang memukul saya, karena saya saat itu langsung pingsan,” ujarnya. Kemudian mengenai adanya informasi suara tembakan di TKP, Hairil mengaku tidak tahu pasti, karena dirinya saat sadarkan diri sudah berada di RSUD Bima. “Kalau mengenai suara tembakan saya tidak tahu,” tukasnya. Sementara Hardiansyah (27) kakak korban yang mengalami luka tembak di Zal Bedah RSUD Bima, mengaku tidak meng¬atahui adanya tembakan. Dirinya baru menge¬tahui informasi adanya penembakan setelah diinformasikan oleh teman-teman adiknya. “Namun siapa yang menembak saya tidak tahu pasti. Kejadiannya begitu cepat dan saya-pun tidak tahu kalau adik saya terkena peluru,” katanya. Ia menga¬ku,adiknya baru sadar kena tembak, ketika merasakan nyeri di bagian tangannya. “Baru tahu kalau tangannya sudah penuh dengan darah dan setelah diperiksa tedapat luka tembak hingga tembus sampai mengenai rusuk kanannya. Saat itu adik saya kemudian dilarikan ke Puskesmas Ranggo kecamatan Asakota, namun karena luka dialami serius, pihak Puskemas menyarankan dilanjutkan ke RSUD Bima,” tambahnya. Hardiansyah mengaku adiknya kena tembak, karena berdasarkan hasil rongen masih terdapat sisa serpihan perluru di dalam tangan korban hingga disarankan untuk dilakukan operasi. Kapolres Bima-Kota, AKBP. Kumbul KS, SIK. SH, saat dikonfirmasi di kan¬tornya, Minggu (5/5) membenarkan keja¬dian tersebut, namun pihaknya membantah adanya korban yang terkena tembak. “Benar terjadi kericuhan warga yang menghadiri acara orgen tunggal, tapi tidak ada yang kena tembak kok,” tepisnya. Katanya, kejadian perkelahian antar warga yang terjadi saat acara perpisahan mahasiswa KKN menggunakan orgen tunggal. “Karena ribut, tiga orang menga¬lami luka-luka dan kini sedang menda¬patkan perawatan. Mengenai apa penye¬babnya masih dilakukan penyelidikan,” katannya. (GA. 355*)
×
Berita Terbaru Update