-->

Notification

×

Iklan

Waspadai Cuaca Ekstrim, Pemprov NTB Ambil Langkah Antisipatif

Friday, January 18, 2013 | Friday, January 18, 2013 WIB | 0 Views Last Updated 2013-01-18T15:26:51Z
Mataram, Garda Asakota.- Pemerintah Provinsi NTB telah mengambil langkah-langkah penanganan dalam bentuk pemberian bantuan dan langkah-langkah antisipatif terhadap meluasnya dampak bencana akibat terjadinya cuaca yang cukup ekstrim yang melanda sejumlah Kabupaten di Provinsi NTB seperti gelombang pasang, angin, banjir dan tanah longsor yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Langkah-langkah yang diambil oleh pihak Pemprov NTB ini diungkapkan Gubernur NTB, DR. TGH. M. Zainul Majdi,
melalui Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM., pada saat menyampaikan Jawaban atas PU Fraksi DPRD NTB terhadap dua (2) buah Raperda Provinsi NTB pada Jum’at lalu di ruang rapat Paripurna DPRD NTB. Wagub NTB juga mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran Pemerintah Pusat terkait yang ada di daerah serta jajaran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk senantiasa siap siaga melakukan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat atas bencana yang terjadi dan potensi kebencanaan yang ada. “Dan kepada seluruh masyarakat, saya minta agar tetap waspada dan sigap mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana dilingkungan sekitarnya. Sampai saat ini, Pemprov NTB bersama Pemerintah Kabupaten/Kota telah menyalurkan beberapa bantuan yang diperlukan kepada anggota masyarakat yang terkena dampak bencana. Dengan prinsip upaya penyelamatan dini tanggap darurat dan tentunya akan diikuti dengan upaya-upaya pemulihan atau rehabilitasi. Dalam kaitan ini, Pemerintah membuka ruang yang seluas-luasnya untuk keterlibatan masyarakat dan Ormas dalam turut serta menangani dampak bencana bersama-sama aparat Pemerintah,” kata Wagub Badrul Munir. Pernyataan Wagub Badrul ini menjawab sejumlah pertanyaan yang disampaikan oleh sejumlah Fraksi DPRD NTB terkait langkah-langkah Pemprov NTB dalam menghadapi sejumlah bencana yang terjadi di sejumlah Kabupaten di NTB akibat dari cuaca ekstrim yang melanda Provinsi NTB. Fraksi Golkar mengungkapkan akibat dari cuaca ekstrim yang melanda wilayah NTB telah mengakibatkan banjir di beberapa tempat seperti di Desa Bara Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, kemudian di Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, di Kecamatan Sekotong Lombok Barat serta di Kecamatan Sembalun dan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. “Sebagaimana diketahui banjir ini telah pula menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan cukup parah yang antara lain menimpa rumah-rumah penduduk, kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan serta telah mengakibatkan terendamnya ratusan hektar areal persawahan,” beber juru bicara Fraksi Golkar, Ardany Zulfiqar, SH., saat menyampaikan PU Fraksinya dihadapan rapat Paripurna DPRD NTB. Iklim dan cuaca ekstrim ini juga menyebabkan angin puting beliung dibeberapa tempat yang telah merusak puluhan rumah warga sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Suela Lombok Timur. Belum lagi gelombang pasang yang menimpa rumah para Nelayan di Ampenan. Bahkan di Desa Sangiang Kecamatan Wera akibat dari terjangan badai tropis Narella sekitar 33 rumah warga rusak parah. Peristiwa bencana ini, lanjut Ardany Zulfiqar, diprediksi masih akan terus berlanjut dan mengalami puncaknya sampai beberapa minggu kedepan. “Artinya pemerintah provinsi harus mengantisipasi kondisi ini dengan menyiagakan personil dan mengerahkan peralatan penanggulangan bencana. Hal ini sebagai langkah merespon warning yang telah dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditujukan khusus kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik ditingkat Provinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota untuk siaga penuh terkait dengan telah dicanangkannya bulan banjir Nasional selama 60 hari kedepan,” cetus politisi Partai Golkar ini. Namun, lanjut Ardany, patut disayangkan dalam setiap penangan daerah bencana selalu saja ada keluhan baik mengenai keterlambatan datangnya bantuan maupun terbatasnya anggaran yang disiapkan. “Dua hal ini adalah merupakan persoalan klise yang selalu terjadi berulang-ulang setiap bencana datang. Apakah hal ini disebabkan karena antisipasi yang kurang atau memang kurangnya komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang memadai untuk kepentingan penanggulangan bencana,” kritik Ardany. (GA. Imam*).
×
Berita Terbaru Update