-->

Notification

×

Iklan

Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah Apresiasi Hasil Pembangunan NTB

Wednesday, November 7, 2012 | Wednesday, November 07, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-11-07T04:29:36Z
Mataram, Garda Asakota.-
Para alumni berbagai Perguruan Tinggi di kawasan Timur Tengah seperti Saudi Ara¬bia, Mesir, Maroko, Tunisia, Sudan dan seba¬gainya yang tergabung dalam Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah (FKATT) asal Nusa Tenggara Barat menya¬takan apresiasinya terhadap berbagai pres¬tasi yang berhasil diraih oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat di bawah kepemimpinan H.M. Zainul Majdi dan H. Badrul Munir.
Hadir sebagai pembicara dalam acara Silaturrahmi Akbar dan Seminar yang dihadiri oleh 116 orang alumni Timur Tengah tersebut berturut-turut adalah Tokoh NU, KH. Hasyim Muzadi; Sekjend Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional Cabang Indonesia yang juga Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Muchlis M Hanafi dan Politisi Partai Bulan Bintang, Dr. H. Ali Mukhtar Ngabalin. Acara seminar ini dipandu langsung oleh Dr. TGH. M. Zainul Majdi, yang juga merupakan salah satu Alumni Timur Tengah asal Nusa Tenggara Barat.
KH. Hasyim Muzadi menyatakan apresiasinya dan dukungannya pada HM. Zainul Majdi yang sejak masih jadi santri hingga menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat tetap istiqamah sehingga dapat menghantar masyarakat Nusa Tenggara Barat menjadi lebih baik dari masa-masa sebelumnya. “Saya bangga pada Tuan Guru (Tuan Guru Bajang) yang sejak dari santri hingga menjadi gubernur tetap Islam orisinil” kata KH. Hasyim yang disambut applaus para hadirin. Dr. Muchlis M Hanafi yang mendapat giliran berbicara pada sesi kedua mengajak para peserta untuk meng¬gugah kesadaran umat agar menggiatkan upaya-upaya dalam membangun masyara¬kat sadar Al-Qur`an, yaitu masyarakat yang memiliki kesiapan untuk menerima rang¬sangan dari Al-Qur`an yang berwujud dalam bentuk sikap dan perbuatan yang sesuai dengan petunjuk Al-Qur`an sebagai¬mana disebutkan cendikiawan Muslim asal Mesir, Zaki Naguib Mahmud, menyebutnya sebagai “tarbiyat al-dhamîr al-dîniy”, yaitu pendidikan yang membangkitkan kesadaran beragama yang tidak hanya sekadar ber¬henti pada aspek kognitif, tetapi juga meng¬gerakan pikiran, perasaan dan perbuatan yang sejalan dengan nilai-nilai ketuhanan yang tercermin dalam ketauhidan (al-ahadiyyah). “Kesenjangan hubungan antara ulama dan umara biasanya terjadi karena kecurigaan terhadap salah satu pihak yang didasari pada prasangka buruk (sû`u alzhann). Oleh karena itu, agar hubungan baik antara ulama dan umara tetap terjaga diperlukaan keterbukaan yang didasari prasangka baik (husnu al-zhann) yang dibangun melalui dialog. Kemaslahatan umat harus berada di atas segala hal. Jangan sampai kesenjangan hubungan antara keduanya berakibat pada terabai¬kannya kemaslahatan umat” urai Muchlis panjang lebar. Dr. Ali Muchtar Ngabalin menyerukan agar umat Islam, khususnya yang ada di Nusa Tenggara Barat agar mengisi semua jaringan dengan mencari ruh manusia-manusia Islam untuk memimpin Nusa Tenggara Barat sebagaimana figur HM. Zainul Majdi. “Kami berdua pernah bersama-sama menjadi anggota parlemen dan kami tetap istiqamah, tidak pernah mencari nafkah dengan jalan subhat atau tidak halal” kata politisi asal Kaimana Papua Barat ini. (GA. 211*)
×
Berita Terbaru Update