-->

Notification

×

Iklan

Rp5 Milyar untuk GOR Manggemaci, Bukan Proyek Fiktif

Wednesday, September 19, 2012 | Wednesday, September 19, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-09-19T02:01:17Z
Feri Sofyan: Harusnya Kita Sambut Gembira
Kota Bima, Garda Asakota.-
Siapa yang tidak merasa gembira bila Pemerintah terus menaruh per¬hatian terhadap kebutuhan menda¬sar bagi masyarakatnya seperti menyiapkan sarana dan prasarana publik, baik dalam aspek pendidi¬kan, kesehatan maupun pada aspek pembangunan lainnya. Setelah dinilai sukses mem¬bangun berbagai fasilitas publik seperti penataan Kawasan Amahami
menjadi dua jalur, perbaikan jalan Melayu-Kolo, penataan gedung Paruga Nae (Convention Hall), hot¬miks jalan dan gang, hingga pem¬bangunan Lapak PKL di kawasan lapangan Pahlawan Raba, Pemkot Bima dibawah kepemimpinan, HM. Qurais H. Abidin, terus merealisa¬sikan berbagai terobosan pembangu¬ nan sarana dan prasarana lainnya, yang berkaitan langsung dengan hajat hidup masyarakat banyak. Bah¬ kan pembangunan sarana maupun prasarana di bidang Keolahragaan-pun tidak luput dari penataan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Garda Asakota, selain pembangunan infrastruktur seperti disebutkan di atas, Pemkot Bima saat ini sedang merencanakan reha¬bilitasi gedung GOR (Gelanggang Olahraga) Manggemaci yang sudah tidak representative lagi. Melalui kucuran dana dari Pemprov NTB, tahun ini Kota Bima mendapatkan dana sebesar Rp5 Milyar yang diha¬jatkan untuk merehabilitasi gedung GOR yang terletak bersebelahan dengan degung Paruga Nae itu. “Insya’Allah tahun ini kita akan melakukan penataan GOR Mangge¬maci dengan kucuran dana Rp5 Milyar dari Pemprov NTB. Dana ini sudah termasuk pajak dan biaya konsultan,” ucap Walikota Bima via Ponselnya, Kamis (13/9) ketika ditanyakan tentang kepastian kucuran dana dari Pemprov NTB tersebut. Diakuinya, proyek GOR Manggemaci itu sudah ditenderkan dan sudah mulai dikerjakan oleh pihak kontraktor. “Rasanya proyek sudah ditender dan sudah mulai dibangun,” tukasnya. Kepada wartawan, Walikota yang saat dikonfirmasi tengah berada Riau bersama Gubernur NTB sempat menepis adanya tudingan fiktif dibalik proses tender dan pekerjaan proyek tersebut. “Itu tidak benar. Proyek fiktif itu ada di dalam APBD, tetapi tidak ada fisiknya. Tapi inikan ada fisiknya,” tepisnya seraya meminta wartawan untuk mengkonfir¬masi secara teknis terkait dengan pelak¬sanaan proyek itu ke Sekda Kota Bima. “Untuk lebih jelasnya secara teknis, silahkan tanyakan ke pak Sekda,” sarannya. Sekda Kota Bima, Ir. M. Rum, yang juga dimintai tanggapannya menjelaskan bahwa alokasi dana sebesar Rp5 Milyar itu dikucurkan oleh Pemprov NTB melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima. Sekda-pun secara tegas menepis adanya tudingan fiktif di¬ba¬¬lik proses tender mau¬pun pekerjaannya.

“Proyek itu sudah jelas anggarannya pak, masa kita berani melakukan pekerjaan fiktif, dipenjara dong kita,” ucapnya. Malah diakuinya untuk Kota Bima ada keterlambatan pekerjaannya karena beberapa daerah sudah lebih awal merealisasikan bantuan Pemprov yang diarahkan kepada seluruh Kab/Kota se-NTB tersebut. “Kita malah terlambat. Tapi sekarang surat menyuratnya jelas, setelah turun anggarannya, kita disuruh dibuatkan perencanaan, dan dilakukan penawaran. Uangnya-pun sudah masuk ke Kas Daerah (Kasda). Nah, sesuai arahan Provinsi, kita diminta membuat Perwali (Peraturan Walikota) untuk membuat percepatan pelaksanaan, setelah itu kita lakukan tender tanpa menunggu APBD-Perubahan. Jadi, kalau dikatakan proyek fiktif, ndak benar. Karena ini jelas posnya, sama seperti bantuan Newmont atau bantuan PLN,” tegasnya. Ketika disinggung apa yang menjadi dasar Pemkot Bima melalui Dinas PU dalam melaksanakan proses tender sementara penganggarannya belum masuk APBD-Perubahan TA 2012? Sekda yang saat ini masih rangkap sebagai Kadis PU menegaskan bahwa, pelaksanaan tender proyek GOR Rp5 Milyar itu sudah mengacu pada juklak dan juknis pelaksanaannya. “Ada surat Gubernur, ada Perwali yang menjadi payung hukumnya, meskipun belum masuk APBD-Perubahan TA 2012,” ucapnya. Rum sempat menggambarkan secara umum perencanaan pembangunan GOR tersebut. Nantinya, kata dia, akan ada Indoor dengan fasilitas la¬pangan volley-ball, bulu tangkis, dan basket. Se¬dangkan aout¬door-nya ada la¬pangan bola dan atletiknya. “Pe¬merintah me¬na¬ruh perhatian pa¬da pembangunan GOR ini meng¬ingat prestasi olah-raga kita mulai me¬non¬jol, termasuk ca¬bang atletik yang sekarang kita meraih medali emas di PON,” katanya. Untuk sisa anggarannya, direncanakan akan dilakukan pemagaran keliling (bukan pagar tertutup, red), tapi pagar hidup sebagai tempat refreshing warga masyarakat Kota Bima. “Kita melakukan penataan GOR ini tujuan-nya agar masyarakat merasa nyaman,” imbuhnya seraya menegaskan kembali bahwa keinginan Pemerintah untuk mem¬bangun GOR itu, semata-mata ingin menye¬diakan fasilitas olahraga yang layak dan memadai untuk masyarakat Kota Bima. “Pembangunan itu harus diakui, ada plus minusnya. Untuk itu, kami paparkan dan sosialisasikan rencana pembangunan ini dengan harapan ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan warga,” katanya. Bagaimana dengan reaksi penolakan yang disuarakan oleh sebagian warga masyarakat Manggemaci?. “Kita harus akui hal itu hanya dipicu masalah sosialisasi. Sebenarnya sejak awal-awal perencanaan¬nya, kami sudah bersurat ke Lurah, agar menyampaikan keinginan pemerintah yang akan merehabilitas total gedung GOR kepada warga masyarakat seperti RW, RT, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan seba¬gainya. “Mungkin karena belum maksimal, saya sebagai Sekda akan turun langsung ke lokasi, untuk memberikan penjelasan. Wajar-wajar saja ada reaksi seperti itu, mungkin karena kekurangan informasi saja,” imbuhnya. Feri: Jika Ada Perwali, Tender Bisa Dilaksanakan Berdasarkan informasi yang dihimpun Garda Asakota, rencana pekerjaan proyek GOR Manggemaci yang menelan dana sebesar Rp5 Milyar ini, sempat menuai aksi protes dari sebagian warga sekitar. Kepada Garda Asakota, warga Manggemaci, Farhan meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) mempertimbangkan keinginannya itu kare¬na selama ini lapangan sebelah barat terse¬but sering digunakan warga untuk bermain voli dan sepakbola plastik serta kegiatan lain seperti acara nikah dan sunatan. Pria yang juga perwakilan Pemuda ini meminta dicarikan lokasi lain untuk pem¬bangunan GOR, tentunya yang lebih layak dan tidak menganggu aktivitas warga seki¬tar. “Bukannya kami tidak setuju dengan adanya GOR, tapi jangan di Stadion Mang¬ge¬maci, coba cari di tempat lain,” ucapnya. Selain aksi protes, salah satu anggota DPRD Kota Bima, Alfian Indrawirawan, dari Fraksi Golkar justru mempertanyakan pelak¬ sanaan proyek tersebut yang disinyalirnya fiktif karena belum tertuang dalam APBD Perubahan Kota Bima TA 2012. Semestinya pihak panitia maupun Pemerintah Kota Bima, kata dia, tidak melaksanakan tender lebih awal terhadap proyek tersebut, sebab anggarannya belum masuk APBD-P Kota Bima. “Jika telah mulai dilaksanakan, sama halnya proyek tersebut tidak ada bedanya dengan proyek “siluman” alias ‘fiktif’, yang belum jelas legalitas dananya,” sorotnya. Penjelasan berbeda dikemukakan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Feri Sofyan, SH. Sepengetahuannya, bila ada Juklak-Juknis yang mengatur dilaksanakan proses tender lebih awal, maka boleh-boleh saja dilakukan, meskipun alokasi anggaran¬nya belum tertuang dalam APBD-P TA 2012 . “Kalau ada Juklak-Juknis yang mem¬bo¬lehkan, boleh-boleh saja. Tetapi harus dibuatkan Peraturan Walikota (Perwali)-nya sebagai payung hukum,” katanya. Kepada Garda Asakota, pria yang juga Ketua DPD PAN (Partai Amanat Nasional) Kota Bima ini sangat menyayangkan bila ada warga masyarakat yang melakukan penolakan atas rencana penataan gedung GOR tersebut. “Sangat disayangkan, justru seharusnya kita merasa gembira dan menyampaikan rasa terima-kasih karena pemerintah mena¬ruh perhatian yang cukup besar terhadap kepentingan publik semacam ini. Kalau sudah ditata dengan baik, kan yang untung masyarakat itu sendiri. Namun saya tidak yakin masyarakat Kota Bima menolaknya, dan yang terjadi kemarin saya anggap hanyalah bentuk spontanitas warga yang belum mengetahui secara detail terkait dengan rencana pemerintah tersebut,” ucap¬nya. Feri yakin bila rencana pem¬bangunan GOR itu dapat disosialisasikan dengan baik oleh pihak terkait, maka lam¬ban laun warga masyarakat akan memahami niat baik Pemerintah dalam membangun infras¬truktur semacam itu. “Sebab tentunya kita sebagai warga Kota Bima menyambut gem¬bira bila ada rencana pemerintah melakukan terobosan pembangunan seperti ini, mem¬bangun GOR yang representative untuk kebutuhan masyarakat kita di bidang olah-raga. Lagipula, pembangunan GOR itu-kan tidak menghilangkan aspek sosial¬nya se¬perti pemanfaatan lapangan untuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan lainnya. Saya memandang, itulah niat baik Pemkot Bima dalam upaya membenahi dan menata fasilitas-fasilitas umum demi kenyamanan masyarakatnya,” tandas pria yang sudah dua periode duduk di lembaga legislative Kota Bima. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update