-->

Notification

×

Iklan

Heran, Korban Pemukulan Kok Jadi Tersangka?

Wednesday, August 1, 2012 | Wednesday, August 01, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-08-01T03:45:45Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Apes benar nasib Maman Abdullah (39-tahun). Warga Kelurahan Mande Kecama¬tan Mpunda Kota Bima ini justru dijadikan tersangka atas kasus dugaan penganiayaan yang dialaminya sendiri. Padahal, dirinya¬lah yang melaporkan terlebih dahulu pela¬ku, Aswal warga Kelurahan Mande dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap dirinya. “Saya ini korban pemukulan, sudah saya laporkan beberapa saat setelah keja¬dian pada bulan Maret lalu, tetapi kok malah jadi tersangka dan ditahan di Polres Bima,” ucapnya heran.
Pria yang dikenal sabar ini, menceritakan kronologis dugaan kasus penganiayaan yang terjadi di garasi Langsung Indah di Kelurahan dara Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima sekitar Maret 2012 lalu. Siang itu, korban yang sebenarnya hendak pulang, melihat kedatangan Aswal rekan kerjanya di Langsung Indah turun dari ojek, dan langsung mendekati dirinya yang saat itu juga disaksikan tiga orang rekan kerja lainnya yakni One dan Rusdin. Sedangkan dua orang lainnya, Yamin dan Kapten, datang setelah peristiwa dugaan pemukulan. “Begitu dia (Aswal, red) datang langsung menanyakan, apa saja kamu bilang sama isteri saya. Trus saya jawab, tidak ada saya bilang kecuali kadang turun di Tente, dan kadang turun di Bima,” ungkap korban. Mendengar jawaban itu, Aswal yang kelihatan lagi emosi diduga langsung memegang leher korban dengan tangan kiri dan diduga melayangkan bogem mentah ke arah mata kiri korban dengan tangan kanan. Saking kerasnya pukulan, korban mengaku sempat tersungkur ke belakang hingga sekitar dua meter. Melihat peristiwa yang tiba-tiba itu, datang tiga orang rekannya lainnya langsung melerai. “Setelah dilerai, saya langsung duduk di pos jaga, dan saat itu Aswal masih saja berusaha mendekati saya hingga salah satu rekan yang belakangan datang, Yamin, menarik Aswal sampai terjatuh di got,”. Usai kejadian itu, Maman langsung pulang dan melaporkannya di Polsek Rasanae Barat, dengan luka memar dan bengkak pada mata kirinya. Salah satu saksi mata yang melihat persis kejadian itu, Rusdin yang dikonfirmasi war¬tawan mengakui bah¬wa Maman Abdullah sebagai korban pemu¬ku¬lan. Begitu Aswal mendatangi Maman di garasi Langsung Indah, menanyakan kepada Maman apa saja yang diceritakan kepada isterinya di Jakarta bila Aswal balik dari Jakarta. “Maman menjawab kadang-kadang turun di Bima dan kadang-kadang turun di Tente. Mendengar jawaban itu, Aswal langsung melayangkan tangan kanannya ke mata kiri Maman,” bebernya. Melihat kejadian itu, dirinya bersama One, berupaya melerai dan menenangkan keduanya. “Kita langsung pegang masing-masing. Tidak ada pembalasan dari Maman,” katanya. Usai kejadian, sambung¬nya, Aswal saat itu tetap di garasi, semen¬tara korban maman menenangkan diri ke pos jaga. “Dan terkait kejadian ini, kita semua sudah berikan keterangan di kantor Polsek Rasanae Barat sebagai saksi,” ucapnya. Diakuinya, beberapa hari pasca kejadian dirinya sempat mendengar pihak Aswal memasukan laporan balik di gunung dua Polres Bima, bahkan Rusdin mengaku sempat dimintai saksi untuk laporannya Aswal. “Namun kami menolaknya,” akunyaa. Diapun merasa heran setelah sekian bulan diproses laporan korban, justru korban ikut jadi tersangka. “Kita bertanya-tanya siapa saja saksi yang diajukan Aswal, kita tunggu di Pengadilan,” cetusnya heran, Minggu kemarin (29/7). Sementara itu, pihak Aswal melalui salah satu anaknya, Amir, mengakui telah melapor balik Maman dengan pasal yang sama. Di temui di Polsek Rasanae Barat Jumat sore (27/7), saat menjenguk ayahnya yang juga dilakukan penahanan atas lapo¬rannya Maman, mengaku memiliki bukti atas laporan balik pihaknya terhadap Maman “Ada kok bukti visum, dan saksi yang melihat Maman melakukan pemuku¬lan,” katanya. Namun ketika disinggung siapa saja saksi-saksinya, dia enggan menyebutnya karena hal itu sudah tertuang semua dalam BAP. “Semua ada di BAP,” pungkasnya. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update