-->

Notification

×

Iklan

H. Ihsan Kenalkan Tanaman Kacang Karo ke Petani Bima

Wednesday, April 11, 2012 | Wednesday, April 11, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-04-11T04:04:39Z
Kota Bima, Garda Asakota.--
Setelah memperkenalkan manfaat dan prospek ekenomi tanaman “Maja” bagi kalangan petani, kini Pimpinan CV. Agro Mandiri, Ir. H. Ihsan, MM, kembali menawarkan kesuksesan kepada para petani di Bima. Saat menghelat pertemuan dengan segenap petani yang tergabung dalam wadah Gapoktan se-Kota Bima baru-baru ini, H. Ihsan, kembali memperkenalkan jenis budidaya lainnya yakni budidaya kacang karo. “Tanaman ini, selain dapat hidup di semua jenis lahan, perawatannya juga tidak rumit. Cukup lakukan pember¬sihan lahan dan pemberian pupuk secara berkala, tanaman ini bisa menghasilkan buah maksimal,
seperti halnya tanaman ‘Maja’,” ungkap pria Kelahiran Pena Nae Kota Bima yang saat ini menjadi Pengusaha sukses di Kota Makassar Sulawesi Selatan.
Menurutnya, budidaya tanaman Kacang Koro ini sangat sederhana dan mudah, selain itu pula pengolahan tanamannya pun tak sulit, terlebih lagi dalam aspek pemasa¬rannya. Diakuinya, budidaya kacang karo semakin diminati petani di Jawa dan Sulawesi. Maklum, selain tingginya per-min¬taan, budidaya kacang ini juga tergo¬long mudah. Sebab kacang ini mudah tum¬buh, termasuk di lahan kering sekalipun. Selain itu, karo juga bisa ditanam secara tum¬pang sari dengan tanaman lain. “Maka¬nya, saya sengaja datang dari Makassar untuk membagi pengalaman dengan saudara-saudara ku di Bima. Kita tanam saja kacang tanpa diurus-pun bisa bertahan hidup dan bias menghasilkan,” ujarnya.
Tapi, untuk mendapatkan buah yang maksimal, tentu saja tetap harus dirawat dengan baik. Nah, untuk membudidayakan tanaman ini, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah cukup dengan membersih¬kan lahan dari gulma. Pada tanah datar, bisa dibuat bedeng dan saluran drainase yang ukurannya disesuaikan dengan lahan. Setelah itu tinggal diberikan pupuk dasar berupa kompos secukupnya. Sebelum dita¬nam, benih perlu direndam dalam larutan hormon selama sekitar dua hingga tiga jam. Setelah itu, buat saja lubang sedalam 3 sentimeter (cm) di dalam tanah. Agar mendapatkan hasil yang maksimal, jarak antar lubang tanaman dibuat sekitar 1 meter. “Petani hanya fokus menanam kemudian merawatnya, dimulai bibit awal, pupuk dan pemasarannya, akan di mudahkan dengan bantuan, jika memiliki lahan dan ini dikerjakan sangat serius, maka ekonomi petani dan rakyat akan menunjukan grafik yang menggembirakan,” jelasnya.
Karena usaha ini merupakan usaha dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan. Diharapkan, dengan kemuda¬han budidayanya, hasilnya pun tentu mam¬pu meningkatkan perekonomian rakyat. “Saya yang akan mensuplai bibitnya, bapak dan ibu-ibu yang mempunyai lahan, hanya tahu menanam dan merawat saja dengan baik. Jika sudah panen, tak perlu bingung harus menjual kemana, karena saya yang akan membelinya,” akunya.
Dari segi keamanan, tanaman ini sangat aman untuk ditanami, karena tidak mudah diserang ternak seperti, monyet, kambing, sapi, ataupun babi. Paling hanya belalang saja yang mengganggu, namun obat anti septiknya telah dia siapkan terlebih dahulu. Klasifikasi setelah masuk usia dua bulan, tanaman akan mulai tumbuh, dan seterusnya tanaman akan berwarna kuning- keku¬ningan. “Apabila warnanya sudah berubah menjadi kecoklatan, maka “kacang karo” itu bisa di panen. Setelah dipanen, akan dilanjutkan dengan pengeringan selama dua hari, maka tanaman tersebut akan rontok dengan sendirinya. Apabila sudah rontok, maka saya yang akan membeli dengan harga Rp2.500 per kilo,” janji pria yang juga Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar ini. Ditambahkannya bahwa, bagi yang punya lahan seluas satu hektar, maka bisa dipastikan hasil yang akan dituai se¬banyak 10 ton. Jika dikalkulasikan dengan keuntungan, dalam satu hektar, petani ter-sebut meraup keuntungan sebanyak Rp25 juta per sekali panen. “Sangat berbeda dengan tanaman kedelai yang hanya bisa menghasilkan 2 ton dalam satu hektar. Panen Kacang Karo dalam setahun tidak berhenti, karena semua tanaman yang sudah di tuai, bisa sebagian dijual dan sebagian di tanam lagi,” tuturnya. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update