-->

Notification

×

Iklan

DIALAH ORATOR AGUNG DAN MOTIVATOR SEJATI

Wednesday, April 11, 2012 | Wednesday, April 11, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-04-11T02:17:09Z
Oleh: Dr. Mariani
Hari ini, aku berdiri di depan banyak orang dalam suatu pelatihan pada kelompok guru, pengusaha, intelek¬tual, stakeholders, para cen¬dekia , dan ormas di sebuah desa di daerah dalam negeri ini.
Aku bergabung pada salah satu aktivitas di mana di dalamnya mencoba memberi fasilitas dan memberikan motivasi pada remaja dan generasi muda, yang memiliki bakat dan talenta. Karena banyak remaja dan generasi muda yang sebenarnya luar biasa, namun mereka tidak menyadari
akan kehebatan pribadinya. Artinya, aku selalu berpikir ketika melihat anak remaja dan generasi muda yang memiliki kelebihan-kelebihan baik berupa bakat dan talenta “ Sungguh sangat luar biasa” karena sebenarnya ada wadah yang dapat memberikan apresiasi akan bakat dan talenta mereka. Untuk itu aku berusaha menawarkan kepada mereka untuk bergabung dengan wadah yang selama ini aku ikuti dan tekuni.
Aku akan mencoba mempromosikan dan mengajak beberapa orang untuk menjadi voulentir yang mampu membawa mereka yang penuh potensi guna mendapatkan apresiasi/award yang levelnya bukan hanya nasional tetapi internasional. Aktivitas yang dijalankan berguna bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Seperti aktivitas; keterampilan, rekreasi fisik atau olahraga teratur dan melakukan pelayanan masyarakat yang bertujuan menolong orang lain, serta melakukan ekpedisi berupa keluar dari kehidupan keseharian mereka dan menemukan sesuatu yang baru. Keberhasilan kegiatan ini ditentukan oleh dirinya sendiri.
Wadah ini memberikan penghargaan bagi mereka yang mampu memenangkan dirinya sendiri, berlomba terhadap diri sendiri. Penghargaan internasional tampa harus bertanding. Berhasil, gagalnya kegiatan ini bergantung pada dirinya sendiri.
Berharap di sini para motivator-motivator pada setiap tahunya memberikan pelatihan dan workshop < “untuk menjadi seorang motivator” (Haw can to be a good motivator). Kita mesti mengenali lebih dahulu watak dan karakter remaja dan gerenasi muda, siapa diantara mereka yang memiliki peluang besar untuk berhasil dan sukses ? Faktor-faktor apa mempengaruhi kesuksesan mereka? Semua remaja dan pemuda Indonesia berpeluang besar untuk meraih sebuah kesuksesan.
Masalahnya; Apakah remaja dan pemuda kita menyadari atau tidak bahwa sebagai generasi muda terlahirkan sebagai orang yang “The Will atau The Will Not” semua yang menentukan adalah dirinya sendiri.
Motivasi adalah prinsip yang mengatur tingkah laku manusia. Artinya, motivasi sebenarnya dapat membangun orang untuk menentukan sikap apa yang seharusnya diambil dan tidak dilaksanakan. Di situlah lahir sebuah prinsip. Prinsip yang akan mengatur apa yang seharusnya diperbuat. Motivasi adalah daya penggerak hidup kita. Manusia yang merupakan mahluk sosial, dalam kehidupannya harus senantiasa mendapatkan dorongan (push) baik dari dalam maupun dari luar. Dorongan dari dalam adalah dorongan dari hati, sebagai integritas diri untuk melakukan hal-hal yang positif; dorongan dari luar didapat dari berbagai cara; dari orang lain, media ataupun dari lingkungan pembentuknya.
Dorongan itulah yang mampu memotivasi dan mampu menggerakan kehidupan seseorang. Di mana semuanya adalah merupakan kebutuhan untuk menjadi yang terbaik dalam mengatasi rintangan. Untuk ini fokuslah pada tujuan ibarat sebuah pelayaran di lautan luas, jika kita tidak membawa kompas dan peta perjalanan, maka tidak ada alat bantu yang dapat dijadikan panduan bagi kapten kapal. Demikian juga saat kita bertindak sebagai orator agung dan motivator sejati.
Fokus pada tujuan untuk berkata, “Bisa bagi Anda memotivasi orang-orang di arahkan pada kesuksesan dan keberhasilan” Jadilah saluran bakat bagi orang lain, khususnya bagi para pemuda semuanya. Karena ditangan merekalah generasi bangsa akan terus mengisi kemerdekaan ini. Dan Akulah Orator Agung dan Sang Motivator Sejati yang membawa anak bangsa be better than the last.
Hari itu, aku berbicara tentang Leadhership dan Creativity tiga sesi aku bawakan secara maksimal dan aku mencoba dengan beberapa metode yang memang cocok untuk kalangan remaja, generasi muda, ormas dan untuk semua peserta pelatihan. Satu yang aku sangat mena¬rik saat itu, ketika materi aku telah mengarah pada arti “sukses”. Aku bertanya pada mereka, “siapa yang merasa diri sukses” ternyata di antara mereka tersebut masih banyak yang belum merasa dirinya sukses. Hal itu wajar bagi setiap orang ketika ditanya, “Apakah Anda sudah SUKSES”. Dulu aku pun demikian, se¬hingga saat itu aku hanya tersenyum dan tertawa kecil. “Baiklah” hanya sedikit yang berani memproklamirkan dirinya adalah seorang sukses. Ketika aku seusia Anda, juga bingung ketika diberikan pertanyaan serupa, bahkan sampai aku sudah bekerjapun, aku masih belum bisa menjawab pertanyaan tersebut, “ujar aku sambil memberikan harapan bagi para peserta pelatihan”.
Menurut Anda, apa arti sukses tersebut? Kembali aku bertanya pada mereka. Beberapa menjawab; sukses adalah tercapainya apa yang diinginkan seseorang; memiliki apa yang diinginkan; perjuangan; kemenangan dan sebaginya, yang kesemuanya hanya mengarah pada sebuah materi. Dari situlah aku memulai bercerita dan mencoba membuka paradigma pada mereka. Apa sebenarnya arti sukses buat kita semua”.
Siapa yang tidak mengenal seorang Michael Jordan? Sang pebasket NBA Chicago Bull, yang memenangkan Chicago Bull juara 7 kali berturut-turut; Siapa yang tidak tahu Walt Disney? Dari bakat gambarnya sejak kecil, Disney akhirnya bekerja keras menjadi kartunis, pernah menjadi seorang fotografer dan akhirnya menjadi sutra-dara di universal studio; dan Bunda Theresa? Siapa yang tidak kenal dengan Mather Theresa, dengan keteguhan hatinya, dan kedinginan tangannya, dia berjalan dari lorong ke lorong di Calkuta, India hanya untuk mengunjungi orang-orang yang berpenyakit kusta, membalut luka demi luka? Dan dari berbagai macam penyakit!
Apakah kesuksesan dapat diukur seperti tokoh-tokoh tersebut? Bukan berarti mereka tidak suskses. Mereka adalah orang-orang sukses. Tetapi “satu yang terpenting dari sebuah kesuksesan, “ Ketika malam hari datang, di mana kita akan membaringkan kepala kita dan mengistirahatkan tubuh kita, ketika itu kita lipat tangan, menundukkan kepala seraya berucap, “Thanks God! (terima kasih Tuhan).
Hari ini aku telah melewati sebuah aktivitas dengan baik dan benar, hari ini aku telah mampu dan dimampukan untuk memberikan sesuatu buat orang lain, aku dapat berkontribusi untuk orang lain. Di situlah kesuksesan datang. Artinya, hari itu Anda telah meraih sebuah kesuksesan. Apakah akan ada sukses berikutnya; pada malam berikutnya? Apakah ada sukses kedua, ketiga ...... dan seterusnya? Jawabannya”Yes, ADA”.
Sukses itu akan datang berulang-ulang. Bahkan ketika kita meninggal dunia pun, sebagai orang-orang yang beriman, kita akan meraih sebuah kesuksesan, di mana kita mampu berjumpa dengan Sang Chalik pencipta kita dan alam. Artinya, sukses bukan diukur dengan apa yang kita miliki secara riil atau secara materil, namun sukses adalah sesuatu yang kita miliki dari hati. Kapan sukses itu berakhir? Tidak akan pernah berakhir (Never ending). “Itula kesuksesan” Sukses adalah sebuah perjalanan, yang tidak akan pernah berhenti. Inilah sukses Anda’, Success ia not destination but success is a jurney’
Remaja adalah masa yang sulit dan aneh. Di mana mereka sedang mencari jati diri, mencari model yang cocok untuknya; dan masanya memberontak dengan apa yang mereka tidak suka. Kalau Anda/Kita dapat masuk kedalam mereka, maka pasti anda dapat berkomunikasi dengan baik pada mereka, nyatakan padanya kalau “dia sangat berharga, sharing aku pada kedua orangtua Anda”
Anak adalah anugerah dari Tuhan, dan satu hal yang perlu kita ketahui bersama, anak adalah titipan yang Kuasa. Jadi, kalau Cuma titipan maka kapanpun yang empunya anak tersebut memintanya kembali, kita sebagai orang tua tidak boleh mencegah dan memprotesnya. Sesungguhnya anak bukan milik kita seutuhnya. Aku menyimpulkan pembicaraan pagi ini karena merekalah anugerah yang paling indah dari Sang Kuasa, di mana kita wajib memelihara, merawat, dan menjaganya. Jadikan dia, mereka bukan hanya titipan Tuhan, tetapi jadikanlah mereka sahabat dan teman, maka aku yakin keutuhan akan dirasakan, pertengkaran-pertengkaran kecil akan terhindarkan.
Belajarlah mengembalikan talenta yang kita punya, karena Tuhan memberikan kepampuan kepada kita untuk dapat dikembangkan bukan untuk disimpan dalam peti kehidupan kita. Yang Tuhan minta adalah “Berbuah-lah”. Hasilkan sesuatu bagi kehidupan ini, khususnya bagi orang lain yang tidak memiliki karunia seperti kita atau generasi-generasi brilian lainnya”.
Orator agung dan motivator sejati yang baik adalah yang mampu memotret diri sendiri dan dapat menghargai akan keungulan orang lain. Saat kita dihadapkan pada dua pilihan antara kualitas diri, di sinilah formula PADI dipraktikkan dalam kehidupan kita. Semakin berisi akan semakin merunduk. Artinya, semakin diri kita berkualitas maka semakin rendah hati kita. Rendah hati berarti mampu menghargai orang lain. Karena di antara kita orang hebat ada yang lebih hebat. Dan, itu bukanlah masalah yang gampang, tetapi sulit dilakukan karena sifat kemanusiaan kita. Namun disitulah letak kehebatan seorang orator dan motivator (leader).
Nah ... itulah yang harusnya kita lakukan kalau kita belajar untuk dapat respek pada orang lain. Ataupun sebaliknya kalau kita belajar mendapat respek dari orang-orang lain di sekitar kita. Bagaimana?
Aku katakan; Tuhan itu sudah menciptakan formula. Satu diantaranya adalah, “Apabila kita ingin menghasilkan sesuatu maka kita belajar sesuatu; bila kita akan dihargai oleh orang lain maka kita juga harus mampu menghargai orang lain. Jika kita ingin mendapat respek dari orang lain, kita harus memberikan sesuatu kepa¬da orang lain. Jangan menjadi orang yang ingin mendapat lebih namun tidak mencoba memberi lebih kepada orang lain. Semakin kita memberi banyak pada orang lain, maka kita akan ditam¬bahkan untuk dapat menerima lebih banyak lagi.
Berpikirlah besar untuk masa depanmu. Karena orang-orang besar pasti memiliki pemikiran besar. Tidak ada orang besar yang berpikir kerdil. Artinya, kita menginginkan hasil besar yang spetakuler, maka kita harus berpikir besar. Masalah gaji ..... itu hanya satu hal yang harus Anda pikir bukan besar kecilnya. “Aku coba membubuhkan paradigma budi dan kejujuran hati”
Ketika Anda berpikir besar, maka Anda bukan terpaku pada gaji yang akan diterima saat itu, tetapi bentangkan visi dan misimu jauh kedepan. Masa depanmu adalah sinar yang mampu menembus bayang-bayang dirimu sendiri. Berdiri dan bertumbuhlah menjadi besar dengan berpikir besar hingga Anda menghasilkan yang besar”.
Berdirilah dengan tegak menghadapi segala macam tekanan dan jadikanlah kemam¬puan Anda untuk menghilangkan kegagalan. Karena tampa Anda sadari lingkungan Anda cukup keras untuk membentuk Anda sebagai orator agung dan motivator sejati yang tangguh.
Aku, Anda hidup ibarat sebuah pohon, semakin menjulang ke atas maka semakin kencang angin yang meniupnya.
“Belajarlah menjadi Manusia” Binatang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin karena mereka tidak diciptakan untuk itu. Tetapi Anda diciptakan sebagai pemimpin, sebagai manusia. Yang membedakan Anda dengan Binatang adalah tiga keunikan berikut; akal budi; hati nurani; dan kehendak bebas. Dan tiga keunikan tersebut adalah modal dasar seorang pemimpin sejati. Tampa salah satu dari ketiga hal tersebut, Anda bukan manusia yang utuh. Tampa salah satu dari ketiga keunikan tersebut Anda menjadi manusia yang cacat!.
Jika Anda seorang Muslim, belajarlah kepada Nabi Muhammad Saw, atau carilah orang-orang yang hidup meneladani Sang Nabi. Andai Anda seorang Kristiani, belajarlah kepada orang-orang yang mengikuti teladan Yesus Kristus dengan sepenuh hati; Bila Anda seorang Buddhis, belajarlah kepada Sidharta Gautama dan orang-orang yang mengamalkan ajarannya. Atau Anda memilih Mahatma Gandhi; Konfusius Anand Krishna, atau siapa saja.
Carilah orang-orang itu, belajarlah dan bergaullah kepada kereka. Mereka itu pemimpin sejati, mereka itu manusia sama seperti Anda. Bedannya “hanya” bahwa mereka telah melewati proses memanusiakan dirinya sendiri (tahap prestasi), sehingga mereka dapat ikut memanusiakan orang lain (tahap kontribusi).
“Pemimpin yang tidak menunggu perintah secara pasif, tidak mencari dukungan dan persetujuan adalah pemimpin yang belajar kepada Matahari”

’”SATU KEBAHAGIAAN JIKA ANDA TERPILIH
DALAM SETIAP EVEN DAN MENERIMA PENGHARGAAN;
SENYUM KEMENANGAN ADA DAN MUNCUL DI WAJAH ANDA
YANG MENGAKUI BAHWA KOMPETITORNYA LEBIH HEBAT”
“Karena”
“ANDALAH PEMENANGNYA DAN ANDALAH ORANG SUKSES”


^Dr.Mariani, H.Hasan A.Wahab^


Rabu, 4 April 2012
×
Berita Terbaru Update