-->

Notification

×

Iklan

Gubernur NTB Akui Aktor Kerusuhan Bima Sudah Angkat Kaki

Thursday, March 15, 2012 | Thursday, March 15, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-03-15T05:43:43Z
Mataram, Garda Asakota.-
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr KH Muhammad Zainul Majdi MA memastikan, aktor intelektual rusuh Bima kini sudah hengkang. Aktor intelektual yang dimaksud kata gubernur yang sebelum rusuh terjadi di Bima dan mempengaruhi rakyat setempat sehingga aksi anarkis terjadi. Kepada wartawan, disela-sela acara MPR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), orang nomor satu di NTB yang kerap disapa Tuan Guru ini menegaskan, konflik di Kecamatan Lambu dan Sape, Kabupaten Bima, sudah selesai. SK pengelolaan untuk PT SMN, sudah dicabut
oleh Bupati. “Keadaan masyarakatnya disana juga sudah kondusif, sudah berjalan normal. Sekarang, tinggal merehabilitasi sarana beberapa pelayanan publik, seperti kantor desa. Itu yang sekarang mnjadi prioritas,” ujar Tuan Guru di Lombok, Jumat (9/3/2012).Tuan Guru mengatakan walaupun kewenangan itu ada di kabupaten kota, akan tetapi sekarang dilakukan pengetatan dan pengawasan secara. Masalah izin, tegasnya, tidak hanya memperhatikan persoalan yuridis formalnya saja, tetapi juga memper¬hatikan aspek sosial budaya, mengenai kearifan lokal daerah setempat. “Keseluru¬han proses perizinan itu selalu dipantau oleh dinas pertambangan dan energi pemerintah provinsi. Kita harapkan, dengan peman¬tauan itu, ada evaluasi berkala karena masalah pemanfaatan energi sudah disepakti menjadi bahan yang harus selalu dibahas antara bupati dan walikota,” paparnya.
Sebenarnya, kata Tuan Guru izin legal formal perusahaan SMN tak ada masalah. Hanya saja,tak ada sosialisasi kepada masya¬rakat, kemudian juga tidak adanya pembicaraan yang baik dari awal antara masyarakat, investor dan pemerintah tingkat daerah. Sehingga masuk ke masyarakat adalah informasi yang asimetris alias salah. “Yang intinya adalah, pertambangan itu pasti merusak lingkungan. Jadi saya fikir (informasi) itu yang perlu diperbaiki,” ujarnya. Tuan Guru kemudian memastikan, bukan elit politik atau orang yang ada dipemerintahan yang membekingi kerusuhan yang terjadi di Bima. Akan tetapi memang, ada anasir-anasir beberapa oknum yang terdeteksi dari luar daerah NTB, datang ke Bima. “Tinggal cukup lama, kemudian berinteraksi dengan masyarakat di sana. Sekarang, yang dimaksug sudah tak disana lagi. Yang jelas, penegakkan hukum berjalan, karena ada aksi anarkisme, harus ada yang diproses. Proses hukum yang harus dihormati,” Tuan Guru menegaskan. (tnc*)
×
Berita Terbaru Update