-->

Notification

×

Iklan

Muspika Asakota Upayakan Islah Warga Kolo dan Melayu

Tuesday, January 10, 2012 | Tuesday, January 10, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-01-10T00:02:56Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Jajaran Muspika Kecamatan Asakota (Camat Asakota, Lalu Sukarsana, S. IP, Lurah Melayu, Lurah Kolo, bersama Kapolsek Asakota, Ipda. Mulyono, SE, Sabtu (7/1), tengah mengupayakan islah antara kedua kelompok warga Kelurahan Kolo Vs Kelurahan Melayu yang bertikai. Upaya ini dilakukan guna menghindari terjadinya bentrok fisik yang lebih luas, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah.

Pasca aksi itu, kini Pemerintah Kota Bima bersama Kepolisian terus melakukan upaya agar kedua warga yang merupakan saudara tersebut bisa damai kembali dan dapat beraktifitas dengan normal kembali. Hal ini diungkapkan oleh Camat Asakota L. Sukarsana S. IP, kepada Garda Asakota.
“Kita akan mengupayakan agar kedua belah pihak untuk bertemu dan dapat duduk bersama untuk mencari solusi, karena dugaan sementara masalah ini ada ulah bebe¬rapa oknum yang ingin memperkeruh suasana dan tidak ingin warga Melayu dan Kolo berdamai, padahal warga Kolo dan Melayu merupakan saudara yang tidak bisa dipisahkan. Untuk itu kita akan mengupaya¬kan islah dan musyawarah demi kebaikan bersama,” ujar Camat Asakota.
Camat mengaku, pihaknya tidak ingin mencari siapa yang salah maupun siapa yang benar dalam memecahkan konflik ini, akan tetapi mencari solusi demi kebaikan dan ketentraman kedua belah pihak, se¬hingga pada umumnya Kota Bima bisa men¬jadi lebih aman. Hal senada juga diungkap¬kan oleh Lurah Melayu, Sirajudin S. Sos, bahwa pihaknya selaku pemerintah akan terus membangun komunikasi agar perda¬maian bisa tercipta. “Karena insiden kema¬rin apabila terjadi merupakan suatu kerugian yang sangat besar, karena ekonomi dan kamtibmas bisa terganggu. Namun yang pasti kami selaku pemerintah akan mengupayakan segalanya demi terciptanya kedamaian di Kota Bima,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Asakota Ipda Mulyono, SE, menegaskan bahwa dari pihak keamanan tetap akan terus melakukan upaya damai demi terciptanya Kamtibmas yang aman, baik di wilayah Kota Bima dan khususnya di Kecamatan Asakota.
Mengenai permasalahan pertandingan bola itu sudah selesai dan sudah mencapai kesepakan damai dengan menanda tangani surat pernyataan dihadapan Camat maupun Lurah kedua belah pihak, yang terjadi pada Kamis (5/1) sehingga kedua belah pihak nyaris bentrok karena ada permasalahan lain. “Namun untuk lebih jelasnya, pihak media bisa langsung tanyakan ke Kapolres Bima Kota,” tegasnya singkat.
Pada Kamis lalu (5/1), bentrok dua warga di Kelurahan itu pecah, diduga dipicu peristiwa pemukulan terhadap warga Kelurahan Kolo oleh orang tidak dikenal di Kelurahan Tanjung pada Selasa sebelum¬nya. Korban melaporkan peristiwa itu kepada warga lain, hingga aksi penyerangan pun terjadi. Kamis siang itu, ratusan warga Kolo yang berposisi di atas gunung, menyer¬bu permukiman warga Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota, sambil membawa bom ikan dan senjata tajam.
Sebaliknya, warga Kelurahan Melayu dibantu warga Tanjung yang berposisi di bawah bukit-pun tak tinggal diam. Beberapa kali ledakan bom ikan terdengar di Jalan Raya Ule, yang menghubungkan Kelurahan Melayu dan Tanjung dengan Kelurahan Kolo. Bentrokan lebih luas dapat dihindari, setelah aparat Polresta Bima ditambah dan Wali Kota Bima, HM. Qurais H. Abidin, turun langsung ke lokasi. Saat itu, Walikota Bima meminta warga Kelurahan Kolo kembali ke desanya, hingga direspon baik.
Jumat kemarin (6/1) bertempat di Masjid Nurul Yasin Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota, Walikota Bima HM. Qurais H.Abi¬ din, kembali berkunjung sekaligus bersila¬turahim dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda dalam rangka mempe¬rerat tali persaudaraan yang kemarin sempat terputus antara warga Kelurahan Melayu dan warga Kelurahan Kolo. Walikota meni¬lai, renggangnya hubungan itu akibat ulah beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.Pihaknya berharap tidak ada lagi provokator yang akan membuat suasana kedua Kelurahan ini menjadi tidak kondusif, engakibatkan citra Kota Bima sekarang menjadi menjadi kurang bagus. “Apalagi beberapa waktu lalu kita dihadapkan dengan tragedi Lambu. Apabila ada suatu perma¬salahan timbul dalam kehidupan bermasya¬rakat jangan memblokir jalan lagi, inikan mengganggu transportasi, dan jelas dalam Undang-undang mengatakan semua fasilitas publik yang vital dilindungi oleh Negara. Bagi siapa yang melanggar akan dikena¬kan sanksi sesuai dengan aturan yang ber¬laku,” tegasnya. Kepada semua lapisan masya¬rakat diharapkannya agar dapat men¬ciptakan rasa aman dan ketertiban bersama. “Marilah kita ciptakan kembali jiwa bergo¬tong royong demi terciptanya kerukunan. Karena jika rasa aman telah ada, maka kriminal bisa kita minimalisir,” ajaknya. (GA. 334*).
×
Berita Terbaru Update