-->

Notification

×

Iklan

Walikota Diminta Jelaskan Maksud dan Tujuan Pembangunan Gedung Convention Hall

Friday, December 2, 2011 | Friday, December 02, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-12-02T01:24:33Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Pembangunan gedung Convention Hall yang saat ini mulai dibangun di gedung Paruga Na’e mendapat kritikan dari seorang akademisi dan meminta agar pembangunan¬nya dihentikan. Akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, DR. Amran Amir, M. Pd, misalnya,
secara tegas meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bima untuk menghentikan pembangunan Convention Hall, kemudian dengan legowo mengajak budayawan, akade¬misi serta berbagai tokoh di Kota Bima untuk duduk bersama membahas maksud dan tujuan untuk menggeser bangu¬nan bersejarah yang menjadi kebanggan masyarakat Kota Bima tersebut. “Saya tidak mengerti, apa maksud dan tujuannya pem¬bangunan Convention Hall itu. Makanya saya meminta bapak Walikota untuk menje¬laskan maksud dan tujuan dibangunnya gedung itu,” cetusnya kepada wartawan.
Sebagai panitia pembangunan gedung Paruga Nae dulunya, dirinya menyayangkan sikap Pemkot Bima yang menyingkirkan bangunan Paruga Nae yang bernilai budaya tinggi. Padahal keberadaannya sudah menjadi icon dan identitas daerah, dimana penggunaan dan fungsinya telah dinikmati oleh semua kalangan. “Aktivitas rakyat di Paruga Nae itu intens. Berbagai kalangan bisa menikmati untuk menggunakan sebagai ruang psikologi dan aksi kreativitas.
Bahkan masyarakat dari luar daerah telah menjadikan Paruga Nae sebagai tempat yang sangat menyenangkan,” akuya. Dia mempertanyakan, bila gedung Convention Hall telah berdiri, maka dimana lagi tempat rakyat untuk bisa menikmati gedung dan lokasi seperti Paruga Nae.
“Rakyat tidak bisa lagi bermain dan berkumpul. Karena belum tentu keberadaan gedung Convention Hall dapat berfungsi untuk dijadikan ruang rakyat. Wajah bangu¬nan yang berubah, tentu akan merubah fungsi dan kegunaannya. Nanti jika seandai¬nya ada acara budaya, lantas dimana kegiatan budaya akan digelar?,” tanyanya.
Paruga Nae bagi orang Bima merupakan tempat untuk berkumpul dan membicarakan sesuatu, seterusnya melahirkan ide yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diakuinya, keberadaan Paruga Nae ber¬fungsi dengan baik dan dari hari ke waktu, siapapun bisa menggunakan dengan leluasa. Anak-anak pada sore hari bisa mengguna¬kannya sebagai tempat bermain dan berolah¬raga. “Belum tentu keleluasaan untuk meng¬gunakan seperti itu setelah adanya bangunan baru tersebut. Untuk itu, saya meminta ke¬pada Pemerintah Kota Bima, untuk membi¬carakan kembali maksud dan tujuannya membangun Convention Hall itu. Terutama dengan Budayawan Bima, Akademisi dan berbagai kalangan lain. Dibicarakan dulu, rakyat tentu akan mendukung semangat pemerintah untuk membangun, tetapi jangan menggeser Paruga Nae, cari tempat dan lahan yang lain-lah,” sarannya.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Muhammad Hasyim S.sos SH MT. Dev, yang berusaha dikonfirmasi wartawan menyarankan langsung agar menanyakan hal itu kepada Wakil Walikota Bima. “Karena ini menyangkut kebijakan, silahkan langsung tanya ke Wakil Walikota saja,” sarannya. Sementara Wakil Walikota, H. A. Rahman H. Abidin, SE, yang dihubungi via seluller tidak memberikan responnya. Bah¬kan saat wartawan mengajukan pertanyaan via SMS, Wawalipun tidak menjawabnya. Namun menurut informasi yang dihimpun wartawan, pembangunan gedung Convention Hall ini dihajatkan untuk menyambut kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) tahun 2012 mendatang, dimana Kota Bima ditunjuk sebagai tuan rumah. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update