-->

Notification

×

Iklan

Diduga Mall Praktek, Petugas Medis di RSUD Bima Dipolisikan

Saturday, December 17, 2011 | Saturday, December 17, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-12-16T23:46:34Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Nasib naas menimpa M. Ikbal (16-thn), pelajar kelas I SMUN-3 Kota Bima yang berdomisili di Rt.05/Rw.02 lingkungan Nungga Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima ini, harus kehi¬langan satu jari kakinya setelah diamputasi oleh perawat RSUD Bima tanpa permintaan persetujuan terlebih dahulu dengan pihak keluarga. Kuat dugaan, pada saat diampu¬tasi jari tengah kaki kanannya tidak dilaku¬kan pembiusan sehingga korban berteriak histeris. Ditemani kedua
orang tuanya di lingkungan Nungga, M. Ikbal menceritakan langsung kejadian yang menimpanya hingga menyebabkan jari kakinya diamputasi.
Kepada sejumlah media menuturkan, sekitar pukul 13:00 wita waktu pulang sekolah saat mengantar kakaknya pada Kamis lalu (3/11), ia mengalami kecelakaan di jalan lintas Mande-Raba. Akibat kecelakaan itu, korban mengalami luka pada bagian kaki maupun tangan dan kepala. “Setelah kecelakaan tersebut saya masih sadar, bahkan beberapa warga dan teman saya menolong untuk membawa ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit saya ditolong oleh perawat dengan mengobati luka pada kaki, tangan dan kepala. Pada saat sedang mengobati luka tersebut, saya merasakan sakit pada kaki sehingga terasa perih, namun pada waktu itu saya tidak sempat menanyakan apa yang mereka lakukan, yang saya tahu setelah merasakan sakit kaki saya di ferbam dan isterahat,” akunya.
Sementara ibu korban, Hafsah (41-thn) mengetahui anaknya mengalami kecelakaan berdasarkan informasi dari teman anaknya. Setelah mendapat telepon dan diberitahukan anaknya mengalami kecelakaan, ia langsung sedih dan segera menuju RSUD Bima untuk melihat kondisi anak kesayangannya itu. “Ketika sampai, saya melihat anak saya dalam kondisi memprihatinkan dan tampak wajahnya terlihat pucat. Ketika memeriksa tubuhnya, saya sedih, dan setelah melihat luka di beberapa bagia tubuh, muncul kejanggalan di hati ketika melihat perban pada kaki kanan anak saya,” ucapnya sedih.
Terkait perban itu, diapun menanyakan¬nya kepada perawat, dan diberitahukan bahwa jari kaki anaknya itu telah diampu¬tasi. “Saya kaget, pernyataan mereka belum bisa saya terima. Sayapun menanyakan ke¬pada perawat di mana jari kaki anak saya yang diamputasi itu disimpan.Namun jawa¬ban mereka justeru mengiris hati, ‘cari dima¬na saja jari kaki anak ibu, ka¬mi tidak tahu,” cetus-nya mengutip jawaban perawat. Sete¬lah mencari beberapa lama, akunya lagi, ter¬nyata potongan jari kaki anaknya dibuang di “tong sampah” dan jari kaki tersebut hing¬ga kini masih disimpan di rumahnya. “Na¬mun kejadian amputasi ini tidak saya cerita¬kan pada suami saya, ka¬rena waktu itu dia sakit, jadi kami meraha¬siakannya,” imbuh¬nya. Hal senada juga diungkapkan oleh ayah korban, Burhan (42-thn).
Dia mengaku, baru mengetahui jari kaki anaknya diamputasi setelah beberapa hari pulang dari RSUD Bima. “Karena tidak terima sayapun mendatangi pihak rumah sakit, dan menanyakan beberapa hal termasuk pada saat amputasi, kenapa anak saya di bius terlebih dahulu, kemudian pihak mereka melakukan amputasi tanpa persetu¬juan orang tua. Dan yang paling tidak manu¬siawi, kenapa setelah melakukan amputasi, jari kaki anak saya dibuang di tong sampah? Inikan tidak berprikemanusiaan,” kesalnya.
Namun jawaban yang diberikan pihak RSUD Bima tidak membuat dirinya puas, bahkan niat baik mereka menyelesaikan ini tidak di indahkan. Setelah dirinya melapor¬kan ke pihak Kepolisian pada Senin lalu (5/12), baru mereka merespon dan ingin ber¬temu dengan pihaknya untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update