-->

Notification

×

Iklan

Buntut Rusuh Sape, Kapolda NTB Dituntut Mundur

Tuesday, December 27, 2011 | Tuesday, December 27, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-12-27T03:49:22Z
Mataram, Garda Asakota,-
Mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat Lam¬bu menggelar unjuk rasa di pintu gerbang markas Polda Nusa Tenggara Barat di Mataram, Sabtu (24/12). Mereka menuntut pertanggungjawaban Kapolda Nusa Tenggara Barat terkait insiden kekerasan oleh polisi saat membubarkan paksa unjuk rasa di Pelabuhan Sape.

Insiden berdarah di Sape mencuat saat aparat Polres Bima yang didukung Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Nusa Tenggara Barat, membubarkan paksa aksi unjuk rasa ribuan warga disertai blokade ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, Bima. Blokade telah berlangsung sepekan terakhir.
Polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan tembakan hingga dua orang dilapor¬kan tewas terkena tembakan dan puluhan warga pengunjuk rasa lainnya luka-luka. Kedua korban tewas itu dilaporkan bernama Arif Rahman dan Syaiful, keduanya warga Desa Suni, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima. Mahasiswa menyayangkan tindakan represif yang dilakukan aparat kepolisian dalam membubarkan pengunjuk rasa di Pelabuhan Sape. Mereka menuding polisi lebih memihak Bupati Bima Ferry Zulkarnaen yang enggan mencabut Izin Usaha Pertambangan yang diberikan kepada dua pengusaha tambang.
Kedua perusahaan tambang pemegang IUP itu masing-masing PT Sumber Mineral Nusantara dengan luas wilayah tambang 24.980 hektare dan PT Indo Mineral Citra Persada dengan luas wilayah tambang 14.318 hektare. (dtc)
×
Berita Terbaru Update