Kota Bima, Garda Asakota.-
Janji
Pemerintah Kota (Pemkot) Bima yang akan memberikan hadiah uang masing-masing
Rp1 juta dan piagam penghargaan kepada 10 orang petugas sapu dan sopir teladan
pada Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) dinilai hanya isapan
jempol belaka. Pasalnya, terhitung sejak dijanjikan pada acara puncak HUT ke-9
Kota Bima April lalu, sampai saat ini janji yang disampaikan belum juga
direalisasikan. Beberapa pejabat DKPP yang dikonfirmasi mengaku kekurangan
anggaran dan bahkan saling lempar tanggung-jawab. Kepada
wartawan, salah satu petugas kebersihan menyampaikan suara hatinya terhadap
hadiah yang dijanjikan tersebut.
Petugas sapu kebersihan yang namanya tidak
ingin dikorankan ini mengaku tidak pernah menerima apa yang sebelumnya pernah
dijanjikan pemerintah.
“Janji
pemerintah saat itu akan memberikan uang masing-masing Rp1 juta kepada tujuh
petugas kebersihan dan tiga sopir teladan. Memang untuk sopir teladan telah
direalisasikan namun untuk petugas kebersihan sampai saat ini tidak juga
kunjung diberikan,” keluhnya.
Diceritakanya,
pada saat upacara HUT Kota Bima, pejabat pada DKPP menyarankan kepada 10
petugas keberihan hadiri upacara memakai baju batik dalam rangka penerimaan
piagam dan uang tunai senilai masing-masing Rp1 juta. Uang dan piagam tersebut,
sambungnya, sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kinerja petugas
kebersihan yang dinilai baik dan rajin. “Namun usai pelaksanaan upacara hanya
tiga orang yang dipanggil dan diberikan piagam dan hadiah, sementara sisanya dijanjikan
seminggu kemudian. Setelah seminggu tidak juga kunjung diberikan, kemudian
kami diarahkan kekantor Walikota namun juga tidak ada realisasi. Kemudian
dijanjikan pada saat acara HUT RI juga tidak ada reallisasi sampai saat ini,”
cetusnya.
Kabid
Kebersihan DKPP Kota Bima, H.
M. Din H.M.Ali, yang dikonfirmasi
di kantornya belum lama ini mengakui adanya hadiah berupa piagam dan uang tunai
kepada 10 petugas kebersihan dan sopir teladan di dinasnya, namun dirinya
beralasan pemerintah hanya dapat merealisasikannya kepada tiga orang sopir
teladan, sementara sisanya tidak dapat diberikan karena memang kekurangan
anggaran.
“Sebab
anggaran untuk hadiah tersebut tidak masuk dalam DPA dinas. Untuk merealisasikan
hadiah bagi tujuh yang belum mendapatkan sudah diusulkan melalui APBD Perubahan
2011, bila disetujui tentu nya akan dibayarkan,” jelasnya. Ketika ditaya
apakah pemberian hadiah adalah saran Walikota atau Kepala DKPP?, H. Din mengaku
tidak tahu menahu dan menyarankan wartawan untuk mempertanyakan kepada
mantan Kadis DKPP Kota Bima, Drs .H. Azhari yang kini menjabat Kadis Tatakota
dan Perumahan. “Saya tidak tahu, tanya saja sama pak Azhari,” sahutnya.
Sementara
itu, mantan Kadis DKPP, Drs. H. Azhari,
yang ditemui terpisah mengakui adanya program pemberian hadiah
tersebut, namun dirinya tidak mengetahui lebih lanjut realisasinya karena
memang pada saat itu dirinya menjalani pendidikan dalam rangka kenaikan
jabatan. “Saya tidak tahu realisasinya, silahkan tanyakan kepada pejabat DKPP,”
katanya. Harusnya, kata Azhari, setelah dirinya tidak berada di Kota Bima,
pejabat DKPP dapat melanjutkan program tersebut bukan malah kemudian saling
menyalahkan. “Mengenai uang masing-masing Rp1 juta itu memang pernah dijanjikan
namun karena anggaran kurang dan juga tidak masuk dalam DPA maka tidak
diberikan kepada yang lain hanya kepada tiga orang saja,” tandasnya.
Di
bagian lain, Kabag Humas dan Protokol Kota Bima, Muh. Hasyim, SH, S. Sos, M.
Dev, yang dihubungi via hand-phone setelah dikonfirmasi menegaskan
bahwa persoalan itu akan segera dikoordinasikan dengan Walikota Bima terlebih
dahulu. Pihaknya berjanji akan mengupayakan agar hadiah ini diberikan kepada
7 orang petugas kebersihan tersebut, meskipun sebenarnya ini hanya
miss-komunikasi saja. “Tapi yang pasti akan segera dibayarkan.” tegasnya. (GA.
334*)