Bima, Garda Asakota.-
Berdasarkan
hasil pantauan langsung Garda Asakota pada sejumlah kelompok wajib belajar (WB)
dibawah naungan PKBM Kabuju, tingkat kehadiran WB diperkiarakan hanya mencapai
60 persen. Sebagai
contoh, di salah satu kelompok belajar
Karang Mas seharusnya jumlah WB sebanyak 20 Orang, namun saat dikunjungi
wartawan, yang hadir hanya empat (4) orang WB dengan jumlah dua orang tutor.
Ketika ditanya apakah yang hadir Cuma empat orang ini?, salah satu tutornya,
Jumu, menjawab. “Iya, di tempat ini dan yang lainnya ada di rumah kami di
kampung Ndao Desa Lamere. Kami sengaja membagi dalam dua kelompok untuk
memberikan kemudahan bagi wajib belajar, sehingga jumlah yang hadir sebanyak
14 orang,” akunya. Fakta yang lebih
parah lagi terdapat pada kelompok belajar ‘Mangruf’. Saat dikunjungi
justru semua WB pulang dan ketika ditanya pada salah satu WB, Ra’iyah, justru
mengaku mereka terpaksa pulang karena tutornya tidak ada yang hadir. Terus WB
yang hadir tadi ada berapa orang?. “Yang hadir cuman 13 orang,” cetusnya.
Ketua
PKBM Kabuju, Yakub, SH, M. Si, saat dihubungi via handphone-nya terkait
dengan tingkat kehadiran WB beralasan bawah bisa saja pada saat kehadiran
wartawan itu, para wajib belajar berhalangan. Apalagi diketahui, katanya, saat
sekarang warga masyarakat sedang disibukkan dengan urusan di sawah.
“Mungkin
saja saat itu sebagian WB berhalangan,” ucapnya beralasan. Yakub menjelaskan,
bagi wajib belajar yang tidak hadir saat itu, tutornya akan melakukan kunjungan
ke rumahnya masing-masing untuk kemudian memberikan pelajaran.
“Kami
harus mengupayakan memberi pelajaran di rumah masing-masing, karena dalam
pembelajaran PKBM itu tidak ada sistim untung rugi dan pembelajarannya sistem
tuntas,” jelasnya seraya menambahkan bahwa dalam pembelajaran PKBM itu tidak
seperti yang ada di formal, tapi disesuaikan dengan jam belajar dan
kesempatan belajar.
Disinggung
adanya salah seorang Tutor yang statusnya masih pelajar?, pihaknya memastikan
bahwa, untuk menjadi tutor siapa saja bisa asal dia mahir dalam hal membaca dan
terampil, entah dia itu tamatan SMA ataupun Sarjana.
“Bahkan
kalau ada yang tamatan SD yang mahir dalam membaca dan menghitung serta trampil
itupun bisa menjadi tutor kok,” sahutnya. (GA.
333*)