-->

Notification

×

Iklan

Dipicu Pemukulan Siswi, Oknum Guru Dapat ‘Hadiah’ Bogem Mentah

Wednesday, October 19, 2011 | Wednesday, October 19, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-10-19T00:09:38Z

Kota Bima, Garda Asakota.-
Aksi solidaritas ribuan guru dalam wadah PGRI Kota Bima belum lama ini, rupanya tidak berdampak positif untuk meredam aksi kekerasan di dunia pendi­dikan. Pasca aksi demo besar-besaran itu, justru catatan kekerasan di sekolah kian bertambah dan menambah runyam wajah pendidikan kita. Belum hilang aksi pemu­kulan guru siswa dan tindakan pembalasan orang-tua murid terhadap guru di MTsN 1 Kota Bima.
Rabu lalu (12/10), tindakan kekerasan di dunia pendidikan terjadi di SMA PGRI Kota Bima.
Karena diduga memukul pelajar siswi, seorang guru, Jaharuddin, balik dihajar oleh orang-tua murid hingga babak belur. Pelakunya diduga Nurdin, ayah dari siswi di SMU tersebut, Suryani.
Menurut informasi yang diperoleh wartawan, guru Jaharudin dihajar lantaran diduga memukul siswinya saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung pada sekitar pukul 12.00 Wita Rabu lalu. Suryani yang tidak bisa menerima perlakuan gurunya itu, langsung mengadukannya kepada ayahnya, hingga terjadilah tindakan pembalasan dengan kekerasan pula.
Kepala SMA PGRI Kota Bima, Kaimuddin yang dikonfirmasi wartawan di Mapolres Bima, membenarkan adanya aksi dugaan pemukulan yang dilakukan orang tua siswi terhadap gurunya bernama Jaharuddin. Menurut keterangannya, saat pelajaran Geografi berlangsung, Suryani keluar masuk ruangan tanpa ijin sambil mendengarkan musik dalam hand phone (HP).  Meski ditegur guru agar tidak keluar masuk dan mematikan Suara musik di HP, namun dia tetap membandel.
“Karena tidak merespon teguran lisan, Jaharuddin memukul sebagai bentuk mendidik. Namun beberapa menit kemudian Nurdin (orang tua Suryani,red) bersama satu orang keluarganya melakukan pemu­kulan terhadap guru yang bersangkutan di depan teras sekolah,” ceritanya.
Dijelaskannya bahwa, membandelnya siswi di sekolah setempat bukan terjadi kali itu saja, namun sering kali terjadi. Atas dugaan penganiayaan guru oleh orang tua siswi tersebut, pihaknya sudah melaporkan secara hukum ke Polres Bima Kota. “Guru yang dipukul juga sudah divisum untuk persiapan pelaporan yang tentunya berda­sarkan kemauan guru dan setelah meminta persetujuan Ketua PGRI Kota Bima, Drs. H. Sudirman, M.Si,” jelasnya.
Sementara salah seorang keluarga orang tua siswa yang enggan disebutkan identitas­nya mengaku, dirinya mendatangi SMA PGRI atas permintaan guru bersangkutan saat memukul Suryani dalam kelas. Saat melakukan pemukulan siswa, guru dimak­sud sambil mengata-ngatai orang tua siswa. “Guru itu mengaku tidak takut dengan orang tua siswa. Makanya kami naik pitam dan menghajarnya,” akunya jengkel.
Dia juga akan menempuh jalur hukum atas tindakan guru tersebut dengan alasan guru telah berbuat sewenang-wenang terhadap siswa. Bahkan dirinya tidak akan menerima penyelesaian persoalan itu secara kekeluargaan kendati diminta damai, lantaran guru yang besangkutan telah membawa-bawa nama  orang tua siswa di sekolah. Berdasarkan informasi terakhir yang dihimpun Garda Asakota, kasus yang sempat menghebohkan itu tidak dilanjutkan proses hukumnya lantaran pihak sekolah dan guru sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu secara damai. Dasar inilah yang menjadi pegangan Kepolisian untuk tidak memprosesnya lagi. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update