-->

Notification

×

Iklan

Didik Santri, Ponpes Al-Maliki Usung Kurikulum Modern

Monday, October 24, 2011 | Monday, October 24, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2021-04-19T14:36:43Z
Didik Santri, Ponpes Al-Maliki Usung Kurikulum Modern
Foto: Drs. KH. Fitrah A. Malik


H. Fitra: Lulusan Terbaik Akan Dikirim ke Jakarta


Bima, Garda Asakota.-


Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan bangsa, karena itu hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan Nasional mereka. 


Sumber daya yang bermutu, yang merupakan produk pendidikan merupa\kan kunci keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Mencetak generasi yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sekaligus berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua.

Pendidikan yang memenuhi standar tersebut akan menjadi tempat favorit setiap orang tua untuk menitipkan putra-putrinya dalam menempuh pendidikan. Memenuhi tuntutan zaman, pondok-pondok pesantren yang selama ini terkesan hanya mementingkan pendidikan keagamaan mulai melakukan berbagai penataan sistem pendidikan yang disediakan, sehingga santri-santri yang dididik didalam Ponpes nantinya akan dapat bersaing dengan lulusan-lulusan dunia pendidikan lainnya.


Pondok pesantren Al-Maliki Desa Penapali Kecamatan Woha Kabupaten Bima, sebagai salah satu institusi pendidikan, menyadari hal tersebut di atas sehingga dapat memahami pentingnya sebuah pengelolaan pendidikan agama sebagai salah satu kawah candradimuka mental suatu bangsa. 


Atas dasar pola pikir itulah, Ponpes yang berdiri sejak tahun 2006 dibawah naungan Yayasan Al-Maliki ini mulai menancapkan nawaitunnya untuk menciptakan generasi Qura’ani dan maju. Selesai melakukan pembangunan fasilitas-fasilitasnya pada tahun 2008, Ponpes yang didirikan oleh, Drs. KH. Fitrah A. Malik ini, mulai menerima santri dengan menawarkan jenis pendidikan pondok yang mencontoh kurikulum pada beberapa Ponpes yang telah berhasil di tanah Jawa yang mengacu pada dua (2) kurikulum yaitu kurikulum Nasional dan kurikulum Pondok. 


“Al-Hamdulillah, hingga tahun 2011 ini, walaupun baru berkiprah selama tiga tahun, tetapi Ponpes Al-Maliki telah memberikan warna tersendiri dalam dunia pendidikan,” ungkap H. Fitrah Malik, saat disambangi wartawan di kawasan Ponpes Al-Maliki di Desa Penapali, Sabtu (22/10).


Kita patut memberikan apresiasi, karena baru seumur jagung, Ponpes Al-Maliki mampu bersaing dan memberikan torehan prestasi di dunia pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa prestasi yang diraih oleh santri-santri didikan mantan Qori Nasional dan Internasional ini. 


Sebagai contoh, untuk pendidikan yang berbasis kurikulum Nasional pada tahun 2010 dua (2) orang santrinya berhasil masuk sebagai finalis Olimpiade Science se-NTB tingkat SMP dan satu (1) orang untuk tingkat SMA-nya. 


Sedangkan khusus keberhasilan pendidikan pondoknya beberapa kali santri Ponpes Al-Maliki menjuarai lomba, diantaranya untuk tingkat Provinsi NTB juara satu (1) untuk lomba Muratal dan untuk MTQ-nya juara 2 diraih oleh santri Sahrul, sedangkan untuk tingkat Nasional atas nama santri Fadlin berhasil menggondol juara untuk tingkat pelajar. 


“Sebagai pendiri Ponpes, tentu saja kami merasa bangga dan terharu atas berbagai prestasi yang dicapai oleh para santri. Kalau dilihat dengan umur berdirinya Ponpes ini yang baru seumur jagung ibaratnya, tetapi dengan kerja keras semua komponen yang ada dalam pondok ini sehingga bisa memberikan nilai pendidikan yang terbaik. Begitupun dengan keterbatasan fasilitas yang ada kami masih bisa melayani santri sehingga mereka bisa menempuh pendidikan dengan baik,” ucap H. Fitrah merendah.


Untuk keberlangsungan dan untuk mencetak kader-kader terbaik yang nantinya diharapkan dapat memberikan bhaktinya untuk daerah Kabupaten dan Kota Bima yang tercinta ini maka beberapa santri terbaik dilihat dari bacaan Al-Quran, akhlak dan nilai akademisnya, akan diutus untuk menempuh pendidikan di luar daerah. 


Guna mewujudkan komitmen ini, pihak Ponpes Al-Maliki telah menggalang kerja-sama dengan Pondok Pesantren Daarul Nazal di Jakarta.


“Insya’Allah kami kirim untuk melanjutkan pendidikan di sana. Mudah-mudahan usai menimba ilmu di sana mereka yang kita kirim tersebut akan kembali menjadi generasi Bima yang dapat kita banggakan,” harapnya. 


H. Fitrah sempat menyinggung keberadaan Ponpes Al-Maliki yang telah memberikan warna dalam menghasilkan santri-santri yang berpengetahuan sekaligus berakhlak ini, terkesan dianak tirikan oleh pemerintah daerah maupun pihak Kementerian Agama (Kemnag) yang membina pondok-pondok pesantren. 


Hal ini terlihat dari bantuan yang diterima Ponpes ini sejak berjalan. Dari pemerintah daerah Kabupaten Bima misalnya, pihaknya hanya pernah menerima bantuan dana pada tahun 2008 dan sampai sekarang tidak pernah lagi ada bantuan. Sedangkan dari pihak Kementerian Agama belum pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun.


“Memang menjadi suatu pertanyaan bagi kami yang mengelola Ponpes ini, standar yang dipakai oleh Departemen Agama dalam menentukan bantuan untuk ponpes-ponpes itu seperti apa?, sehingga ponpes Al-Maliki ini tidak berhak mendapatkan bantuan. 


Begitupun yang dilakukan oleh BAZDA kemarin, Ponpes Al-Maliki mendapat undangan untuk menerima bantuan dana BAZDA tetapi sampai di sana tidak ada. Kalau memang secara fakta dan prosedur bahwa Ponpes ini tidak layak mendapatkan bantuan, maka menjadi pertanyaan kami banyak Ponpes yang tidak jelas bahkan santrinya pinjam nama anak-anak TPQ kok mereka mendapatkan bantuan.” Cetusnya sedikit menyinggung peran pemerintah dan instansi terkait dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya Pondok Pesantren.


Menurut data yang diperoleh Garda Asakota, Ponpes Al-Maliki melaksanakan jenjang pendidikan SMP dan SMA Islam. Secara otomatis juga siswa SMP dan SMA ini menjadi santri yang mengikuti pendidikan Pondok yang terbagi dalam 5 (lima) kelas, yaitu kelas Mujawwad (Seni dan Qiraat), kelas Tahfid (Hafalan), kelas Bahasa, kelas Dakwah dan kelas khusus yang diperuntukan bagi santri yang belum mahir membaca Al-Quran. 


Sampai saat ini total santri yang menempuh pendidikan di Ponpes Al-Maliki sebanyak 195 santri. Dari jumlah santri tersebut 80 orangnya mondok (tinggal) di dalam pondok. Untuk biaya bagi santri yang mondok itu tidak ada tarif yang baku, semuanya ditentukan dan diserahkan kepada orang tua santri berdasarkan kemampuan dan keikhlasan untuk membantu biaya pendidikan dan kebutuhan kehari-hari santri. 


Selain mendapatkan bantuan dana dari orang tua santri Ponpes Al-Maliki dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya mendapatkan juga bantuan dana dari beberapa donatur/dermawan yang menyisihkan sebagian rejekinya demi terciptanya pendidikan yang baik di Ponpes Al-Maliki. (GA. 321*)
×
Berita Terbaru Update