-->

Notification

×

Iklan

Kades Pandai Kesal dengan Pekerjaan Proyek Talud di Desanya

Wednesday, August 10, 2011 | Wednesday, August 10, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-08-10T04:09:44Z

Diduga Tidak Sesuai Bestek
Bima, Garda Asakota.-
Proyek talud di pintu masuk Desa Pandai Kecamatan Woha Kabupaten Bima dikeluh¬kan pekerjaannya oleh sejumlah elemen masyarakat setempat, terutama aparat Desa Pandai. Pasalnya pembuatan talud di Rt. 1/Rw.1 Dusun Panjenpo tersebut diduga tidak sesuai bestek. Pantauan langsung Garda Asakota di lokasi proyek, talud yang sudah dikerjakan sepanjang kira-kira sudah mencapai 100 meter itu,
namun ditengarai campuran semen dan pasir tidak sesuai bestek hingga dikhwatirkan fisik talud tersebut tidak akan bisa tahan lama. “Diperkirakan satu tahun akan hancur,” kata Kepala Desa Pandai, Sudirman JK.
Dirinya yakin dalam waktu satu tahun kedepan, kondisi fisik talud akan hancur dibendung air, apalagi diduga campuran semen dan pasir tersebut tidak seimbang. “Saya menduga pasir yang digunakan proyek itu hanya pasir yang tidak masuk dari hitungan RAB. Pasir tersebut ke¬banyakan tanah lumpur yang sudah kering. Bayangin saja talut yang sudah jadi itu, saya coba jalan di atas, malah hancur dan itu belum ditendang,” cetusnya.
Dibeberkannya, proyek pengairan itu diibaratkan proyek ‘siluman’ yang se¬enaknya hadir tanpan sepengetahuan pihak Desa. Pihaknya sebagai aparat desa, justru sampai sekarang belum tahu siapa pemilik proyek itu atau kontraktornya. Meskipun diakuinya hadirnya proyek seperti itu sangat disyukuri, namun kalau hadirnya tanpa sepengetahuan aparat desa mereka tidak terima. “Apa memang aparat desa Pandai, hanya pemerintah mainan?, hingga tamu yang datang tidak mau meminta ijin atau memberikan laporan terhadap Desa. “Kami adalah Pemerintah Desa yang resmi, bukan pemerintah Desa asal-asalan,” kesal mantan Ketua Forum Masyarakat Bima Rantau (FMBR) Jakarta tahun 1986 ini, dengan nada kecewa.
Di sisi lain, Kades juga menyesalkan kejanggalan lainnya dari proyek itu, dimana aturannya di lokasi proyek tersebut harus dibuatkan papan CV yang mengerjakan proyek tersebut maupun RAB-nya. “Namun itu semua tidak ada sama sekali. Jadi kami tidak tahu siapa yang mengerjakan proyek itu dan siapa kontraktornya.?. Kami hanya melihat wajah orang tidak dikenal yang bekerja,” bebernya seraya menambahkan bahwa, hampir tiap tahun proyek tidak jelas seperti ini masuk di Desanya.
Pihaknya berharap kepada pemerintah Kabupaten, terutama Bupati Bima, agar memberitahu kepada kontraktor agar masuk kandang orang itu harus minta ijin. “Jangan langsung masuk seenaknya, jangan ajarin yang tidak benar terhadap masyarakat. Setidaknya kontraktor harus memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, sedikit tidak tegur lah kontraktor yang tidak punya etika itu, apa lagi kerjanya ambura¬dur. Pemerintah jangan hanya menegur ketika ada proyek desa yang turun, ketika salah sedikit sudah ditegur, tapi kertika kontaraktor yang kerja asal-asalan hanya diam diri saja,” katanya.
Hal yang sama dikeluhkan Ketua Pemuda Pandai, Arifin. Pihaknya selaku tokoh pemuda merasa kecewa dengan cara kerja kontraktor. “Kami mau melapor tapi dimana tempat kami mengadu, sedangkan nama CV saja kami tidak tahu bahkan siapa pekerjanya dan anggarannya berapa kami belum mengetahui,” cetusnya. (GA. 234*)
×
Berita Terbaru Update