-->

Notification

×

Iklan

Fokus Silaturrahmi dengan Pimpinan Ponpes dan Madrasah

Tuesday, August 16, 2011 | Tuesday, August 16, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-08-16T04:44:21Z
Bima, Garda Asakota.-
Rangkaian kegiatan safari ramadhan yang dilakukan oleh Kepala kantor wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB, Drs. H.L. Suhaemi Ismi, beserta rombongannya pada hari Kamis (11/8) dan Jumat (12/8) di Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupa¬ten Dompu, berjalan sukses dan lancar.
Kepada Garda Asakota di sela-sela rangkaian kegiatan safari Ramadhan di Madrasah Aliyah Negeri-3 Kabupaten Bima, H. L. Suhaemi, menjelaskan bahwa rangkaian safari ramadhan
yang dilakukan pada tahun ini tidak dalam satu rombongan dengan Gubernur NTB. Hal ini, kata dia, dimaksudkan untuk lebih fokusnya agenda yang ingin dicapai oleh Kemenag NTB.
Kalau Gubernur lokasinya di masjid-masjid dengan menampilkan tokoh-tokoh formal maupun nonformal tokoh agama dan tokoh masyarakat, sedangkan pihak Keme¬nag NTB lebih mengkhususkan diri pada Ponpes dan madrasah-madrasah. Kenapa?, karena menurut H. L. Suhaimi, di NTB ini yang pertama dikenal sebagai daerah yang sangat agamis seluruhnya, indikasi atau cap seperti itu disamping masjidnya begitu banyak yang menjadikan ikon di tingkat Nasional sebagai daerah 1000 masjid, daerah NTB, juga memiliki Ponpes dan madrasah yang begitu banyak.
Yang menarik untuk kita di NTB ini, ungkapnya, justru madrasah negeri sangat kecil, 96 persen itu swasta, plus minus 4 persen saja yang negeri. Ini menunjukan ting¬kat semangat dan partisipasi masyara¬kat untuk ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa itu tinggi sekali. “Jadi peran serta swasta ini kita maknai sebagai suatu partisipasi yang luar biasa karena berdirinya madrasah dan ponpes ini munculnya hanya dilatar belakangi oleh semangat para tokoh dan rasa tanggung jawabnya terhadap anak generasi di sekitarnya,” ungkap Kakemenag NTB kepada wartawan.
Diakuinya, pembangunan Ponpes dan madrasah di NTB tidak berangkat dari kelengkapan gedung dan fasilitas lainnya, atau guru yang sudah siap. Awalnya mereka terima murid saja, tempat belajarnya nanti dipikirkan selanjutnya.
“Maka sering saya ilustrasikan perbedaan berdirinya pendidi¬kan negeri dan swasta itu seperti ini, kalau negeri dimulai dengan pembebasan tanah, kemudian bangun gedung, isi gedung dengan meubeler dan siapkan guru baru terima murid. Di madrasah swasta terbalik, terima murid dulu, belakangan baru dipikirkan di¬mana gedungnya. Kemudian dicoba mencari guru, maka banyak guru-guru madrasah itu yang mengajar bukan pada bidang studi yang dikuasainya. Contohnya guru tamatan jurusan tarbiyah IAIN itu ngajar bahasa Inggris bahkan Matematika, tapi itulah di swasta tidak ada rotan akarpun jadi,” katanya mengilustrasikan.
Meski demikian, H. L. Suhaimin meng¬ingatkan bahwa kondisi yang terjadi di Ponpes dan madrasah itu tidak boleh ber¬lanjut terus. Karena tuntutan dunia pendidi¬kan modern sekarang tidak boleh lagi ada guru-guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. “Oleh karena itulah kami turun untuk bersilaturahim dengan para tokoh formal maupun informal dengan para pimpinan ponpes-ponpes dan madrasah-madrasah untuk menyampaikan agar supaya semangat beliau yang sudah bagus untuk berparti¬sipasi menggerakan kehidupan pendidikan itu tidak pupus dan lemah.
Pada kesempatan ini kita menginforma¬sikan bahwa pemerintah baik propinsi, kab/kota maupun khususnya dari kita kemen¬terian agama menyediakan berbagai dana stimulan bantuan-bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada, setiap tahun kita se¬lalu memeberikan perhatian untuk membe-rikan bantuan untuk melengkapi sarana-prasarana pendidikan madrasah. Jadi, mudah-mudahan dengan hal ini bisa terus menyemangati para tokoh dan pimpinan pondok dan madrasah ini dalam mengelola pendidikan ini dengan baik,” harapnya.
Lebih lanjut H.L Suhaemi menjelaskan bahwa, salah satu tujuan dari safari ini adalah sekalian menyerap aspirasi di Ponpes maupun madrasah, keluhannya seperti apa dan sebagainya. “Setelah kita sampaikan informasi-informasi secara global, nantinya kawan-kawan di kab/kota akan menindak lanjuti dengan terus menyerap aspirasi dari para tokoh itu, kemudian pada tahun-tahun berikutnya kita bikin perencanaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan itu. Tapi tentu karena banyaknya lembaga pendidikan baik ponpes maupun madrasah, dengan keter¬batasan kita selalu membuat kriteria-kriteria skala prioritas,” akunya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Garda Asakota, kegiatan safari ramadhan rombongan Kemenag NTB ini, diawali dengan buka bersama, dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama, dan shalat mag¬hrib secara berjamaah. Kemudian dilanjut¬kan dengan shalat Isya’ dan Taraweh ber-sama seperti yang dihelat MAN-3 Kabu¬paten Bima dan di Pondok Pesantren Al-Kautsar Desa Ranggo Kecamatan Pajo.
Pada kesempatan safari Ramadhan di Kabupaten Dompu, Jumat (12/8), Kakanwil Kementerian Agama NTB beserta rombongan, didampingi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Dompu, Drs. H. Burhanuddin, MS, melakukan sila¬turrahmi dengan seluruh karyawan Kemen¬terian Agama Kabupaten Dompu, guru-guru madrasah dan pimpinan-pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Dompu.
Pada kesempatan tersebut selain mem¬berikan kata sambutan serta menyerap aspirasi dari pimpinan-pimpinan pondok pesantren dan madrasah, H.L. Suhaemi, juga menyerahkan bantuan-bantuan.
Untuk Madrasah Aliyah (MA) Annur desa Malaju Kecamatan Kilo mendapat bantun sebesar Rp150juta, MTs Al-Yamin Kelurahan Simpasai dan Mts Al-Ikhlas Doribata Kelurahan Kandai I masing-masing sebesar Rp85 Juta dan yang terakhir Pondok Pesantren Assidiq desa Mumbu kecamatan Woja mendapatkan voucher senilai Rp10 juta. (GA. 321/adv*)
×
Berita Terbaru Update