Kota Bima, Garda Asakota.-
Setelah membagikan santunan kepada sejumlah imam, marbot, bilal, TPA, dan TPQ, yang baru saja berakhir beberapa minggu lalu, kini Bazda Kota Bima siap memberikan santunan berupa beras kepada 1. 900 jiwa dengan total sebanyak 9.500 ton beras, dimana setiap warga yang memperoleh
santunan mendapatkan lima kilogram beras. “Hal ini merupakan bentuk kepedulian dalam menghadapi bulan suci Ramadhan yang akan berlangsung pada bulan Agustus nantinya,” ungkap Ketua Bazda Kota Bima, H. Abdullah Rontu, Kamis (21/7). Pemberian santunan yang bersumber dari zakat profesi pegawai negeri sipil (PNS), kata dia, diperuntukkan kepada warga masyarakat yang masuk kategori fakir miskin. “Untuk memperoleh data warga dalam kategori fakir miskin kami telah berkoordinasi dengan pihak BPS (badan pusat statistik) dan unit pengumpul zakat (UPZ) dari setiap kelurahan yang berada di Kota Bima sebagai acuan dalam memberikan santunan, sehingga dalam pemberian santunan ini tepat diterima oleh warga yang benar fakir miskin atau tidak mampu,” tandasnya. (GA. 334*)
Setelah membagikan santunan kepada sejumlah imam, marbot, bilal, TPA, dan TPQ, yang baru saja berakhir beberapa minggu lalu, kini Bazda Kota Bima siap memberikan santunan berupa beras kepada 1. 900 jiwa dengan total sebanyak 9.500 ton beras, dimana setiap warga yang memperoleh
santunan mendapatkan lima kilogram beras. “Hal ini merupakan bentuk kepedulian dalam menghadapi bulan suci Ramadhan yang akan berlangsung pada bulan Agustus nantinya,” ungkap Ketua Bazda Kota Bima, H. Abdullah Rontu, Kamis (21/7). Pemberian santunan yang bersumber dari zakat profesi pegawai negeri sipil (PNS), kata dia, diperuntukkan kepada warga masyarakat yang masuk kategori fakir miskin. “Untuk memperoleh data warga dalam kategori fakir miskin kami telah berkoordinasi dengan pihak BPS (badan pusat statistik) dan unit pengumpul zakat (UPZ) dari setiap kelurahan yang berada di Kota Bima sebagai acuan dalam memberikan santunan, sehingga dalam pemberian santunan ini tepat diterima oleh warga yang benar fakir miskin atau tidak mampu,” tandasnya. (GA. 334*)
