-->

Notification

×

Iklan

Memetik Sebuah Hikmah Dibalik Hari LH Propinsi NTB

Tuesday, June 21, 2011 | Tuesday, June 21, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-06-21T04:54:28Z

Mataram, Garda Asakota.-
Momentum Hari Lingkungan Hidup se-Dunia yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Propinsi NTB tanggal 16 Juni 2011 lalu, adalah merupakan hari yang bersejarah bagi kantor BLHP Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Bagaimana tidak, acara yang berbentuk sederhana tapi meriah tersebut telah menaruh simpati Pemerintah Propinsi NTB beserta seluruh lapisan masyarakat dengan nilai sakralnya dibalik penananaman pohon sebagai simbul kelangsungan hidup generasi masa depan. Sebagai bentuk partisipasi yang sangat
dan luar biasa menyambut pelaksanaan Hari Lingkungan Hidup se-dunia, Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) Propinsi NTB turut meriahkan acara tersebut dengan mengambil tema “Forest Nature At Your Service”  tema ini disesuikan dengan tahun Hutan Internasional 2011, dalam konteks Indonesia 2011 adalah “Hutan Penyanggah Kehidupan”.
Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Propinsi NTB, Ir. Tajuddin Erfandi, M.Sc,  dalam sambutan depan Wakil Gubernur NTB dan seluruh jajaran Dinas serta Muspida dan seluruh lapisan masyarakat sekitar kegiatan mengatakan, diperlunya dilaksanakan Hari Lingkungan Hidup karena Hari Lingkungan Hidup sendiri telah menunjukan sebuah makna tersendiri bagi umat manusia yaitu sebagai sumber kehidupan yang nyata.
“Selain itu tujuan dilaksanakan HL ini adalah bertujuan demi “Menggugah kesadaran semua pihak dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup demi masa depan kehidupan manusia,” jelasnya.
Selain hutan memiliki manfaat langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia, hutan, juga memiliki korelasi hubungan jelas dengan proses-proses seperti Hidrologi, Iklim, Kesuburan Tanah, Keaneka Ragaman Genetik, Sumber Daya Alam dan Wisata Alam. Karena itu sejak jaman nenek moyang hingga kini hutan tetap dianggap dan dijadikan lahan sebagai pencari nafkah.
“Namun yang menjadi tantangan semua pihak di lembaga pemerintahan saat ini harus diakui bahwa saat ini dalam pelestariannya masih adanya kerusakan hutan. Apakah itu disebabkan oleh fenomena alam ataukah tingkah laku manusia itu sendiri dan peristiwa lainya seprti adanya Ekspolorasi dan Eksploitasi serta Pertambangan Liar dan Penambangan Liar (Illegal Logging), dengan delik perambahan hutan ini sebagai perluasan Perladangan dan Pemukiman,” tegasnya.
Kejahilan tangan manusia, sesungguhnya menurut Tajuddin telah bertentangan dengan kehendak Allah SWT, sesuai firman yang dituangkan dalam kitab sucinya Al-Quran, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar,”. Tajuddin juga mengakui, bahwa dampak langsung kerusakan hutan yang terjadi di NTB telah menyebabkan perubahan pada lingkungan biofisik.
“Dimana daerah resapan air dan daerah tangkapan air menjadi berkurang karena tutupan vegetasi semakin berkurang. Hal ini jelas akan menjadi pengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air di NTB. sehingga tak pelak masalah lain yang tidak bisa ditangkis terjadinya banjir, longsor dan erosi,” katanya. Menurutnya, kerusakan hutan dapat mempengaruhi produksi hutan non kayu, produksi rotan dan produksi madu.
Namun apa hendak dikata semua telah terjadi kehidupan masyarakat sekitar kawasan kini menjadi terbalik justru kerusakan hutan lebih banyak  dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Padahal itu semua adalah simbol kehidupan manusia seputar kawasan hutan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Garda Asakota, momentum HL tahun ini dihadiri oleh Wakil Gubernur NTB, TGH. Zainul Majdi ini, serta wakil rakyat Propinsi NTB dan Bupati/Walikota Pemda NTB, SKPD lingkup Propinsi, Pemda Loteng, Wakil dari Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Bali dan Nusra, serta seluruh Penggerak Tim PKK, unsur masyarakat, Dunia Pesantren, Generasi Muda dan Pemerintah Desa Aik Buka. Momen ini adalah merupakan sejarah tersendiri bagi Kepala Badan Lingkungan Hidup dan penelitian Propinsi NTB dalam membuka tabir semangatnya dalam acara tersebut.
Ir. Tajuddin mengaku, dipilihnya lokasi Dusun Aik Buka Kecamatan Batu Kliang Utara Kabupaten Loteng mengingat, daerah kawasan ini adalah merupakan kawasan hutannya diharapkan mampu mewakili suatu kondisi hutan di wilayah Mataram seperti yang diharapkan bersama.
Dengan hadirnya Hari Lingkungan Hidup ini, katanya, masyarakat merasa tergugah agar tidak lagi menjadi otak dan pelaku pengerusakan hutan, sehingga kawasan ini dapat menjadi contoh pengembangan kawasan hutan yang lestari. Sebagai bentuk memotivasi masyarakat sekitar kegiatan acara HL 2011 yang dilaksanakan juga dirangkaikan dengan lomba Desa Permata atau Perlindungan Mata Air.
Melalui keputusan Gubernur NTB No: 351 tahun 2011 telah menetapkan enam (6) desa sebagai peraih juara Satu (I) s/d juara enam (VI) dan telah diserahkan hadiah dan piagam penghargaan serta Gerobak Sampah kepada Desa Permata sebagai peraih juara satu (I) dan kepada semua peraih juara. Selain itu pemerintah juga menyerahkan bibit buah-buahan dan kayu-kayuan kepada Kepala Pusat Pengelolah Ekorigion Bali dan Nusra serta sekolah maupun masyarakat. Yang lebih berkesan adalah penyerahan hadiah dan penghargaan kepada Bapak TGH. Safwan Hakim, berupa Kalpataru Kategori atas usaha dan kegiatannya telah menyelamatkan dan melestarikan LH sehingga berhasil.
Tidak hanya itu moment berkesan itu juga memberikan hadiah dan piagam penghargaan terhadap Kabupaten Dompu tepatnya Desa Sori Nomo Kecamatan Pekat dan Kabupaten Bima Oi Seli Ncai A’U Desa Maria Wawo. (GA. 233/Adv*)
×
Berita Terbaru Update