Sape, Garda Asakota.-
Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa) Desa Kowo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Azhar, mengeluhkan jarangnya Sekdes kantor desa masuk kantor. Padahal diakuinya, keberadaan Sekdes merupakan pilar dalam sebuah desa dan perputaran roda kepemerintahan. “Namun justru yang terjadi di desa Kowo jauh berbeda dibandingkan dengan desa-desa yang ada di kecamatan Sape. Sekdes di Kowo ini jarang masuk kantor, dia itukan PNS,” keluhnya kepada wartawan, Senin (25/4).
Selaku Ketua BPD pihaknya meminta kepada Bupati Bima untuk memberikan sanksi kepada Sekdes Kowo seperti apa yang pernah dilontarkan oleh Bupati Bima saat melantik sejumlah kasek di Paruda Na’e Belo, bahwa bagi PNS yang malas akan dikenakan sanksi. “Sehingga saya pertanyakan apa kinerja sekretaris desa? Dan saya menilai bahwa sekretaris desa Kowo sangat tidak cocok dengan kondisi desa Kowo. Yang kami butuhkan adalah sosok sekretaris yang professional.maka saya berharap agar sekretaris desa kowo diganti secepatnya,” pintanya. Salah seorang staf Kaur Desa Kowo yang enggan dikorankan namanya kepada wartawan mengungkapkan bahwa, sesuai dengan yang ada di dalam absensi (sambil menunjukan absen itu kepada wartawan), bahwa sejak bulan Januari sampai April 2011 Sekdes setempat hanya masuk kantor sejumlah 29 kali. Padahal sekdes juga telah membuat surat pernyataan di hadapan Inspektorat melalui H. Sahlan yang isinya tidak lagi malas masuk kerja. (GA. 333*).
Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa) Desa Kowo Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Azhar, mengeluhkan jarangnya Sekdes kantor desa masuk kantor. Padahal diakuinya, keberadaan Sekdes merupakan pilar dalam sebuah desa dan perputaran roda kepemerintahan. “Namun justru yang terjadi di desa Kowo jauh berbeda dibandingkan dengan desa-desa yang ada di kecamatan Sape. Sekdes di Kowo ini jarang masuk kantor, dia itukan PNS,” keluhnya kepada wartawan, Senin (25/4).
Selaku Ketua BPD pihaknya meminta kepada Bupati Bima untuk memberikan sanksi kepada Sekdes Kowo seperti apa yang pernah dilontarkan oleh Bupati Bima saat melantik sejumlah kasek di Paruda Na’e Belo, bahwa bagi PNS yang malas akan dikenakan sanksi. “Sehingga saya pertanyakan apa kinerja sekretaris desa? Dan saya menilai bahwa sekretaris desa Kowo sangat tidak cocok dengan kondisi desa Kowo. Yang kami butuhkan adalah sosok sekretaris yang professional.maka saya berharap agar sekretaris desa kowo diganti secepatnya,” pintanya. Salah seorang staf Kaur Desa Kowo yang enggan dikorankan namanya kepada wartawan mengungkapkan bahwa, sesuai dengan yang ada di dalam absensi (sambil menunjukan absen itu kepada wartawan), bahwa sejak bulan Januari sampai April 2011 Sekdes setempat hanya masuk kantor sejumlah 29 kali. Padahal sekdes juga telah membuat surat pernyataan di hadapan Inspektorat melalui H. Sahlan yang isinya tidak lagi malas masuk kerja. (GA. 333*).
