-->

Notification

×

Iklan

Banjir Bukan Alasan Untuk Tidak Sekolah

Thursday, April 28, 2011 | Thursday, April 28, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-04-28T00:27:38Z
Bima, Garda Asakota.-
Bencana banjir yang melanda Kecamatan Sape Sabtu lalu (23/4) disamping menyisakan kerugian yang cukup banyak. Tapi, juga menyisahkan duka bagi sebagian anak-anak SDN 04 Sape. “Sedikitnya terdapat delapan orang tua siswa yang akan mengikuti ujian nasional rumahnya hancur diterjang banjir”, kata Rohana wali kelas VI SDN-4 Sape, sebagaimana dilansir Kabag Humaspro Pemkab Bima, Drs. Aris Gunawan.
Meski sedikit kuatir, Rohana tetap yakin siswa-siswanya, mampu berkompetisi dalam ujian nasional yang akan dilaksanakan bulan Mei mendatang.

“Saya tetap memberikan keyakinan dan semangat pada para siswanya yang berjumlah 39 untuk mengikuti ujian nasional. Bahkan delapan orang siswa yang rumahnya parah dihantam banjir diajak kerumahnya. Dia sendiri juga mengalami musibah, uang senilai Rp15
juta yang baru dipinjamnya di koperasi USKI guru SD Sape amblas dibawa banjir. Belum terhitung perabotan, dan rumahnya yang jebol. Sambil menitikan air mata, ibu guru walikelas ini menceritakan kurang lebih Rp75 juta kerugian yang ia perkirakan.
“Ini ujian terberat bagi saya sekeluarga dan juga masyarakat Sape”, katanya sambil menyeka air matanya. Meski demikian, ia tak akan berlarut dalam kesedihan. Dia juga, tak ingin masalahnya mengganggu konsentrasinya pada anak didik yang beberapa hari ke depan akan menghadapi ujian nasional. Sementara itu, tampak terlihat, guru-guru, anak sekolah, dan para pegawai pemkab bima berbaur bersama. Ada yang mengangkat gundukan tanah, sampah-sampah kayu yang berserahkan, dan ada juga yang menjemur buku-buku yang basah, dan mengepel lantai dan peralatan-peralatan belajar mengajar yang terlihat cukup parah terkena sapuan air banjir. Meski, tampak wajah-wajah ceria anak-anak SD 04 Sape, mungkin mereka belum mengerti apa-apa tentang kerugian yang diakibatkan banjir. Beda dengan wajah guru-guru yang terlihat agak murung. Sebut saja, Akhyar H. Abubakar, S.pd.
Kepala sekolah SDN 04 Sape. Tak bisa dipungkiri, dari wajahnya menyiratkan kesedihan. Bagaimana saya tidak sedih katanya, satu unit CPU komputer sekolah terendam banjir. Padahal, data-data siswa yang ikut ujian ada didalamnya, begitu juga data siswa dana bos. Belum lagi, buku-buku pelajaran yang hampir semuanya terendam air. Meski, bukunya sebagian sudah ada yang dijemur.
Lantas bagaimana data yang terendam banjir? “kami belum bisa mengeceknya karena CPU komputer masih basah”. Ia mengharapkan, Dinas Dikpora, sekiranya bisa mengupayakan satu unit CPU saja. Meski, data sudah ada, tapi tidak menutup kemungkinan ada perbaikan-perbaikan siswa yang ikut ujian. Nah, perbaikan inilah yang membutuhkan peralatan komputer. Katanya berharap. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update