-->

Notification

×

Iklan

Ratusan Karyawan PT. NNT Diduga Keracunan Makanan

Friday, March 25, 2011 | Friday, March 25, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-03-25T01:16:40Z
PR Newmont : Keracunan Itu Sudah Biasa…!

Mataram, Garda Asakota.-
PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT), salah satu perusahaan berskala Internasional yang mengerjakan tambang emas di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kembali diterjang masalah serius akibat dari dugaan keteledoran perusahaan mitra Newmont di bidang bogasari yang disinyalir tidak mengha¬dirkan catering yang higeinis.

Dikabarkan, ratusan karyawannya harus dilarikan ke sejumlah Rumah Sakit baik yang ada di Batu Hijau KSB mau¬pun yang ada di Mataram, akibat dugaan keracunan usai menikmati santapan siang pada tanggal 18 Maret lalu yang disediakan oleh PT. Perasmanindo Boga Utama (PBU).
“Saat itu, usai menikmati menu santapan siang yang terdiri dari telur dadar dan ikan. Puluhan karyawan yang ada di Mines Operator dan di divisi-divisi lain mengalami mules-mules, mencret dan lemas di seluruh persendian. Kalau tidak cepat-cepat diopname ke rumah sakit dan klinik terdekat, mungkin kami semua sudah pada tewas akibat kekurangan cairan karena mencret yang tiada henti,” ujar Sahril Ardan, salah satu karyawan Newmont yang dirujuk ke Rumah Sakit Risa Mataram kepaa wartawan, (22/03).
Menurutnya, kejadian semacam ini pernah terjadi juga sebelumnya disaat para petinggi Newmont menikmati menu makanan yang disiapkan oleh PBU. “Saat itu yang disajikan adalah udang. Juga banyak yang mengalami keracunan dan langsung dibawa ke Denpasar. Sekarang terulang kembali. Mestinya PBU ini harus diberikan sank¬si oleh pihak PT. NNT sebelum pihak karyawan sendiri melalui Serikat Pe¬kerja Tambang Indonesia (SPTI) mengu¬ sir PBU itu sendiri,” cetus Sahril lagi.
Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun oleh wartawan media ini dari berbagai sumber mengung¬kapkan kejadian keracunan akibat dari dugaan mengkonsumsi makanan yang disajikan oleh PBU itu terjadi pada tanggal 18 Maret lalu di lokasi pertam¬bangan NNT. Sejumlah karyawan yang mengalami dugaan keracunan lebih banyak di bidang operator. Akibat dari keracunan tersebut karyawan PT. NNT banyak yang mencret, muntah-muntah serta lemas disekujur badan serta per-sen¬diannya. Diantara mereka ada yang langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan perto¬longan. Namun tidak sedikit karyawan yang dirujuk ke Rumah Sakit dan sejumlah klinik di Mataram akibat tidak bisa diatasi oleh rumah sakit di KSB.
“Kami kecewa dengan manajemen PT. NNT akibat terjadinya keracunan makanan ini. Keracunan yang dialami oleh kami sebagai karyawan, tidak terjadi hanya kali ini. Namun sudah sering kali terjadi. Bahkan dulu kejadian yang sama pun menimpa para bos di Newmont. Dan saat itu mereka lang¬sung dibawa ke Rumah Sakit di Bali. Mestinya pihak Newmont harus mengantisipasi hal ini, jauh sebelum terjadinya kejadian seperti ini. Apalagi hal ini sudah pernah terjadi.
Saya masih ingat kejadian itu terjadi setelah makan siang pada 18 Maret lalu, sekitar pukul 20.30 wita. Saya langsung lemas hingga mencret yang berkali-kali setelah menyantap makanan siang kami yang terdiri dari telur dadar campur ikan. Namun makanan yang mengan¬dung racun saya tengarai terdapat di telur dadar. Bahkan tidak hanya saya seluruh karyawan.
Hampir ratusan kar¬ya¬wan menderita sakit perut seperti mencret, muntah-muntah, lemas dise-kujur tubuh. Dan sekarang teman-teman saya banyak masuk rumah sakit,” ujar salah seorang karyawan yang enggan dikorankan identitasnya ini pada wartawan, (22/03).
Karyawan mines operator ini New¬mont ini menuturkan bahwa apa yang mereka makan itu adalah nasi bercam¬pur telur dadar. Sesaat setelah makan, reaksi seperti mencret tidak bisa kami tahan sehingga banyak karyawan keha¬bisan cairan sehingga perlu menda¬patkan perhatian medis.
Pihaknya mengaku makanan atau catering untuk karyawan Newmont di¬suplai oleh pihak ke-tiga yang meru¬pakan mitra kerja Newmont, yakni PT. PBU (Peras Manindo Boga Utama).
“Jadi perusahaan inilah yang diberikan kepercayaan menyediakan makanan untuk karyawan. Dan masalah seperti ini sudah sering terjadi, tapi sepertinya tidak ada perhatian dari pihak perusahaan,” bebernya.
Untuk mengetahui lebih jauh ke¬nyataan bahwa telah terjadi keracunan terhadap para karyawan PT. NNT. Tim Tambora Post menuju salah satu klinik di Mataram yakni klinik Risa, tepatnya di Cakra Negara. Di lantai tiga kamar 301 klinik tersebut, salah seorang karyawan bidang operator sedang berbaring lemah. Karyawan yang bernama Sahril Ardan ini sebelumnya mendapat perawatan di Rumah Sakit KSB. Namun karena terlihat kondisinya sudah sangat lemah akibat kehabisan cairan, maka pihak RSU KSB merujuk¬nya ke klinik Risa Mataram.
“Sudah empat hari dengan sekarang kami berada disini (19-22/03), karena sebelumnya bapak dirawat di KSB karena mencret disertai muntah-muntah. Maka kami membawanya kesini untuk dirawat nginap. Kami takut kondisi tubuhnya sudah kehabisan cairan,” ujar salah seorang keluarganya.
Sementara Sahril Ardan yang dimintai komentarnya menjelaskan kondisinya sudah sedikit agak pulih karena terus diberikan cairan infuse. “Kejadian yang saya alami kemarin benar-benar membuat kondisi saya drop. Hampir tiap detik, saya menga¬lami mencret disertai muntah. Tapi, alhamdulillah sekarang kondisi saya sudah lumayan membaik,” katanya.
Lebih jauh dirinya menjelaskan, kejadian yang menimpanya hampir sama yang dialami oleh teman-temannya yang lain. Saat makan siang yang diberikan oleh PT. PBU sebagai penyuplai makanan karyawan, sejum¬lah karyawan mengalami sakit perut dan akhirnya mencret dan muntah-muntah. “Saat itu kami diberikan makanan pakai telur dadar hingga kami mengalami keracunan seperti ini,” tuturnya dengan nada pelan.
Menyinggung sikap yang akan di¬ambil oleh karyawan terhadap rekanan yang menyuplai makanan karyawan, dirinya menegaskan dalam waktu dekat ini pihaknya akan menghubungi Serikat Pekerja Seluruh Indonensia (SPSI). “Untuk menyikapi hal ini, dan sekaligus kami mendesak agar PBU segera angkat kaki dari dari Neowmont untuk menghindari hal-hal yang tidak di¬inginkan. Karena kejadian ini sudah berulang kali menimpa para karyawan bahkan para bos kami,” tegasnya.
Sementara itu, Manager Public Relations (PR) PT. NNT, Kasan Mulyono, via selulernya menjelaskan, keracunan yang dialami oleh karyawannya tersebut sudah biasa terjadi. “Karena tidak hanya terjadi kali ini. Keracunan makan tersebut sudah sering terjadi, tapi kita tetap selalu mengatasinya dengan berbagai upaya dan prosedur penanga¬nan. Apalagi keracunan itu hanya keluhan sakit perut biasa. Dan yang mengalami keracunan sudah banyak yang sembuh tinggal beberapa orang saja yang dirawat kok. Kejadian itu tengah kita selidiki di lab. Dan belum bisa kita simpulkan hal itu terjadi akibat kesalahan catering yang disediakan oleh PBU,” jelas Kasan Mulyono.
Menjawab pertanyaan wartawan terkait sikap PT. NNT terhadap pihak PBU sebagai penyuplai makanan untuk karyawan PT. NNT, dengan penuh santai menjawab, bahwa ada prosedur internal yang diberlakukan oleh pihak¬nya. “Namun dalam hal ini akan dilakukan penyelidikan dan tes darah di laboratorium dulu terkait apakah memang terjadi keracunan makanan yang disiapkan oleh PBU atau tidak.
Kami akan lihat dulu hasil tes laboratorium, baru bisa menyimpulkan langkah yang diambil. Yang jelas masalah ini akan segera diselesaikan sesuai prosedur yang berlaku secara internal,” tandasnya.. (GA. 211*).
×
Berita Terbaru Update