-->

Notification

×

Iklan

Puluhan Warga Woha Tuntut Pemerataan Pembagian Air PDAM

Monday, March 28, 2011 | Monday, March 28, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-03-27T23:51:58Z
Bima, Garda Asakota.-
Peningkatan kualitas pelayanan mestinya harus terus ditingkatkan terutama berkaitan dengan kualitas air dan distribusi ke rumah-rumah warga. Rabu lalu (23/3), puluhan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Front Mahasiswa dan Pemuda Woha menggelar aksi demonstrasi dan aksi protes terhadap pelayanan Peru¬sahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang Woha.
Aksi aliansi yang didalamnya tergabung beberapa organisasi pemuda dan mahasiswa Woha (FMPS, FP3, HIMAWO, LMND dan GEPMABI), menuntut pihak PDAM Cabang Woha agar memberikan pelayanan terbaik terhadap seluruh konsumen.

Pasalnya dalam kurun lima tahun terakhir pasokan air di wilayah Woha dan sekitarnya sering macet dan penyalurannya tidak merata.
“Akibatnya, warga harus memilih membeli air dengan harga 500 rupiah/jirigen. Untuk itu, kami meminta PDAM secepatnya melakukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, jangan hanya berdiam diri,” teriak Ilham, korlap aksi.
Massa aksi mempertanyakan pola penyaluran dan pendistribusian air minum oleh PDAM Cabang Woha dan mempertanyakan terjadinya pengalihan sumber air yang didistribusikan terhadap konsumen yakni dari sumur Pompa Desa Kalampa ke sumber air Dam Pela Parado Kecamatan Parado Kabupaten Bima. Anggota aksi lainnya, Junaidin, menilai kemacetan air selama ini menuai kekecewaan konsumen akan tidak becusnya pelayanan PDAM.
“Kita menilai adanya kesalahan dalam pengelolaan dan manajemen yang digunakan. Coba bayangkan, air hanya keluar pada jam dan waktu-waktu tertentu saja, konsumen bahkan menunggu hingga larut malam untuk mendapatkan satu dua ember air, ini kan konyol namanya,” cetusnya
Pantauan langsung Garda Asakota, puluhan demonstran tersebut sempat terjadi aksi saling dorong dengan apa¬rat Kepolisian Sektor (Polsek) Woha. Selain itu, massa aksi juga melakukan pemboikot jalan Talabiu-Tente, selama lebih kurang selama 30 menit hingga akhirnya dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian yang menjaga jalannya aksi.
Dalam aksinya itu massa aksi menggelar beberapa spanduk yang menuliskan berbagai kecaman terhadap pihak PDAM. Sebelum membubarkan diri massa aksi mengancam akan kembali turun jalan bila aspirainya tidak direspon pihak PDAM.
Menyikapi tuntutan massa aksi, Kepala PDAM Cabang Woha, Muhtar AB, mengakui adanya kendala dalam penyaluran air di Kecamatan Woha dan sekitarnya. “Itu disebabkan oleh ken¬dala teknis semata dan tidak ada un¬sur kesengajaan di dalamnya,” akunya.
Di depan massa aksi pihaknya ber¬janji dalam waktu satu minggu kedepan akan berupaya melakukan berbagai uji coba terkait teknis penyaluran dan pendistribusian air sehingga tidak terjadi lagi penyaluran yang tidak merata sehingga pasokan air bisa dinikmati oleh seluruh konsumen. Dia mengakui ada¬nya kendala yang terjadi selama kurun waktu tiga tahun terakhir, dan kendala
utamanya adalah letak kemiringan (re¬sefoar dan elafasi) atau bak penampung yang berada di wilayah Samili dan Kalampa lebih tinggi dan tidak rata dengan sumber air.
“Sekarang teknik yang akan diterap¬kan yakni mencoba menyalurkannya secara (by-pass) atau secara langsung ke pipa (tersier) atau pipa sambungan langsung pada konsumen sehingga tidak melalui bak penampung lagi,” katanya. (GA. 234*)
×
Berita Terbaru Update