-->

Notification

×

Iklan

Kasek Diberhentikan, Masyarakat Demo Yayasan

Thursday, March 3, 2011 | Thursday, March 03, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-03-03T02:28:05Z
Madapangga, Garda Asakota.-
Ratusan warga Desa Rade Keca¬matan Madapangga, Rabu kemarin (2/3) menggelar aksi unjuk-rasa di depan pintu pagar MTs-MA Al-Falah. Massa mempertanyakan tentang pemberhen¬tian, Muhaemin, S.Ag, sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah, oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah.
“Pemecatan Kepala MTs ini terke¬san mendadak, padahal selama MTs Al-Falah dikelola oleh pak Muhaemin, mengalami kemajuan yang cukup pe¬sat,” ujar Korlap Aksi, Wahyudin, saat menyampaikan orasinya menuntut serta menyatakan mosi tidak percaya terhadap keberadaan pengurus Yayasan yang selama ini tidak pernah memberikan kontribusi yang jelas untuk membangun sekolah.

Pihaknya meminta agar dilakukan pemilihan ulang kepengurusan Yayasan Al-Falah dan meminta agar SK pemberhentian Muhaemin sebagai kepala sekolah ditinjau kembali. Selain itu, massa juga menuntut MTs Al-Falah dapat diperjuangkan menjadi cikal bakal sekolah negeri.
Mendengar tuntutan pendemo yang dimediasi oleh Polsek Madapangga, beberapa tokoh masyarakat antara lain Muhammadiyah, Jamaludin,S.Ag. dan A.Malik salah seorang tokoh muda yang pada awal berdirinya sekolah ini pernah menjabat sebagai bendahara dan juga sebagai tenaga pengajar memper¬tanyakan dasar diberhentikannya Muhaemin sebagai Kasek.
Menurut mereka, dalam mengambil keputusan, Yayasan harus juga mem¬pertimbangkan keadaan sekolah yang sebentar lagi akan memasuki ujian. “Jangan sampai karena kepentingan tertentu siswa yang menjad korban, selain itu juga kami sebagai masyarakat mempertanyakan keberadaan orang-orang yang ada dalam Yayasan yang di Akte Notariskan ini, berdasarkan keputusan siapa yang seakan-akan bahwa sekolah ini menjadi milik pengurus Yayasan padahal sekolah ini dibangun berdasarkan kebersamaan masyarakat Desa Rade yang dulu belum terpisah dengan Desa Bolo,” tegas, salah satu tokoh masyarakat.
Menanggapi tuntutan masyarakat, Safrudin Hasan, SH, selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah menjelaskan bahwa pergantian kepala sekolah murni berdasarkan hasil keputusan rapat Yayasan dengan pertimbangan antara lain bahwa kepala sekolah sekarang ini sudah menjadi PNS dan mendapat sertifikasi.
“Atas dasar itulah, sehingga perlu diganti oleh yang lain untuk membe¬rikan kesempatan pada guru-guru yang belum menjadi PNS. Selain itu juga yayasan selama ini melihat bahwa tidak ada transparansi yang dilakukan oleh kepala sekolah sekarang sehingga kami sebagai yayasan tidak mengetahui pasti bagaimana perkembangan keuangan yang terjadi di sekolah ini,” tegasnya.
Mempertegas pernyataan Ketua Yayasan, Imran, S.Pd., Dewan Pem¬bina Yayasan menjelaskan bahwa se¬suai dengan mekanisme dalam kepega¬waian bahwa seorang kepala sekolah itu hanya berhak menduduki jabatan selama dua periode. “Satu periode itu selama 4 tahun jadi wajar saja kepala sekolah itu diganti,” ucapnya.
Sementara itu, Muhaemin, S.Ag, Kepala MTs Al-Falah Rade yang di¬berhentikan oleh Ketua Yayasan, kepa¬da wartawan mengaku kaget dengan kebijakan tersebut. Pemberhentian yang dilakukan oleh Ketua Yayasan ini benar-benar menggagetkan. Sekitar pukul 21.30 Wita tiba-tiba dirinya diberikan SK pemberhentian.“Ini suatu hal yang luar
biasa mengingat sebentar lagi anak-anak akan ujian kelulusan dan MTs Al-Falah ini juga menaungi tiga MTs lain yaitu MTs La Hami Sanggar, MTs As-Shuhada Dena dan MTs Al-Anwari Mpuri. Jadi kalau alasan karena saya sudah menjadi PNS itu suatu alasan yang ngawur sekali, sebab sekolah swasta tidak bisa mengeluarkan ijazah sendiri apabila kepala sekolahnya tidak mempunyai NIP.
Makanya sekolah-sekolah lain menginduk kesekolah kita karena saya sudah mempunyai NIP sebagai PNS. Kalau alasan karena sudah menduduki selama dua periode itu pernyataan yang keliru, dalam AD/ART Yayasan tidak ada tertuang masa jabatan Kasek. Ini bukan instansi swasta,” jelasnya meluruskan.
Selama ini keberadaan Yayasan yang dibuat baru tahun 2006 belum pernah sepeserpun memberikan ban¬tuan kepada sekolah untuk membantu membagun sekolah. “Malah pada waktu-waktu kemarin mereka merasa malu untuk masuk ke sekolah karena belum pernah memberikan kontribusi untuk kemajuan sekolah ini.
Untuk diketahui bahwa keberadaan sekolah sejak tahun 2001 lalu, dibangun berdasarkan gotong-royong masyarakat desa Rade sehingga sayapun diangkat sebagai kepala sekolah berdasarkan kesepakatan tokoh-tokoh yang dulu membangun sekolah ini. Saya bukan ingin mempertahankan diri menjadi kepala sekolah tetapi tolong caranya yang baik dan tidak ada motif yang lain dibalik pergantian tersebut. Saya hanya merasa memiliki sekolah ini, makanya tidak ingin melihat sekolah ini hancur akibat kepentingan ekonomi sesaat saja,” tegas Muhaemin. (GA. 321*)
×
Berita Terbaru Update