-->

Notification

×

Iklan

Pasca Banjir, Walikota Tinjau Sejumlah Lokasi

Monday, February 14, 2011 | Monday, February 14, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T04:08:45Z

HM. Qurais H. Abidin

Kota Bima, Garda Asakota.-
Walikota Bima, M. Qurais H. Abidin, Sabtu (12/2), bersama Sekda, Kepala BPBD, dan sejumlah Kepala Dinas lingkup Kota Bima meninjau sejumlah lokasi yang terkena dampak banjir yang melanda Kota Bima tanggal 9 Februari lalu.
Saat terjadinya banjir yang melanda 22 Kelurahan tersebut, Walikota sedang berada di Kota Mataram Provinsi NTB.
Untuk itu, begitu sampai di Kota Bima, Sabtu kemarin dirinya langsung meninjau sejumlah lokasi yang diawali di Kelurahan Paruga tepatnya di ling¬kungan Sigi, salah satu kawasan yang menjadi langganan banjir karena letak¬nya yang berada di sepanjang alur sungai Padolo. Dari lingkungan Sigi, kunjungan Walikota dilanjutkan ke melayu, Dam Raba Salo, Kendo dan Dara.
Pada peninjauan tersebut Walikota menyaksikan sejumlah tanggul yang jebol, termasuk jembatan yang meng¬hubungkan Paruga-Dara yang retak dan nyaris terputus. “Demikian pula halnya yang terjadi di Dam Raba Salo yang mana akibat banjir tersebut pembatas jembatan rusak, sementara di Kendo sejumlah titik tanggul juga jebol,” ungkap Kabag Humaspro Pemkot Bima, Lalu Sukarsana, S. IP, kepada wartawan.
Melihat kondisi tersebut, kata dia, Qurais mengharapkan agar Dinas terkait untuk menyikapi persoalan tersebut dan masyarakat kiranya secara bergotong royong membenahi sejumlah fasilitas yang rusak.
Kunjungan Walikota Bima saat itu, diakhiri di terminal Dara. “Melihat kon¬disi terminal yang hingga saat ini masih tergenang, Walikota menghimbau kepa¬la Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Bima serta Dinas terkait lainnya un¬tuk menata kembali terminal, terma¬suk rencana perluasan areal terminal dengan menutup salah satu jalan yang berada di depan terminal,” jelasnya.
Menurut pengamatan Walikota dari hasil pantauan tersebut, masyarakat masih membiasakan diri membuang sampah di kali. Padahal sampah-sam¬pah tersebut dapat menghalangi arus air sehingga air meluap dan mengge¬nangi rumah- rumah penduduk.
Sementara itu, menurut data yang dihimpun Pemkot Bima, akibatkan banjir yang melanda Kota Bima 9 Februari lalu itu melanda 22 kelurahan dan meng¬genangi ribuan rumah warga yakni, kelurahan Penaraga 23 kk, Penatoi (44), Lewirato (150), Sadia (33), Mande (50), Nae (50), Sarae (145), Melayu (280), Kendo (26), Dara (753) ,Paruga (700), Jatiwangi (111), Dodu (12), Rabangodu Utara (31), Manggemaci (113), Pane (13), Monggonao (18), Penanae (117), Ntobo (6), Jatibaru (84) , dan Mata¬kando sebanyak 45 KK.
“Sementara tanjung masih dalam pendataan. Demikian pula halnya dengan rumah penduduk yang rusak, hingga saat ini masih dalam tahap pendataan,” ungkap Lalu Sukarsana.
Selain rumah warga yang tergenang, sejumlah lahan pertanian juga ikut tergenang dan mengalami rusak ringan yakni Nungga 11Ha, Kodo 0,25 Ha, Do¬du 10 Ha, Kumbe 2,70 Ha, Kendo 1,15, Penaraga 5Ha, Penanae 32Ha, Rite 4Ha, Rabangodu 1,5Ha, Ntobo 2,5Ha, Santi 23 Ha, Sadia 4Ha Mata¬kando 10 Ha,Penatoi 11Ha, Lewirato 5Ha, Man¬de 5Ha, dan Manggemaci 6Ha. Ada¬pun fasilitas lain yang rusak akibat banjir tersebut yakni tanggul yang ada di empat titik yakni di Kelurahan Nungga, Kendo, Ntobo dan Melayu, jem¬batan gantung di Kelurahan Mang¬ge¬maci, jembatan Tolobali Kelurahan Sarae, pagar SDN Matakando (roboh), tambak Ikan di Kelurahan Melayu dan Paruga jebol),saluran irigasi lahan pertanian Dodu sepanjang 27 km jebol, ternak warga kendo 1 ekor kuda dan 4 ekor kambing juga ikut hanyut. (GA. 212*)
×
Berita Terbaru Update