Bolo, Garda Asakota.-
Kepala SDN-9 Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Dra. Hj. Siti Chadidjah H. Anwar, mengakui adanya pemesanan untuk pembelian buku Yasinan sebanyak 250 buku kepada salah satu Penerbit dengan harga Rp15.000/eks. Menurutnya, pengadaan buku Yasinan ini sangat berguna untuk mendukung kegiatan Imtaq yang dilakukan tiap hari Jumat sebelum pelajaran dimulai.
“Pembelian buku Yasinan ini dananya ditanggung seluruhnya oleh pihak sekolah tidak dibebankan kepada siswa. Jadi, kalau ada isu yang mengatakan bahwa pembelian buku itu dibebankan kepada siswa hal itu tidak benar,” tegasnya, Kamis (10/2), menanggapi sinyalemen pengadaan buku Yasinan tersebut kepada para siswa di sekolahnya.
Sementara itu, Kepala UPT Dikpora Kecamatan Bolo, H. Abubakar H. Sidik, S.Pd. M.Si., juga membenarkan adanya sekolah-sekolah yang membeli buku Yasinan tersebut. Hal itu, kata dia, sesuai dengan himbauan yang disampaikan oleh Bupati Bima untuk mengajarkan Imtaq minimal lima belas menit sebelum pelajaran dimulai.
“Tetapi yang perlu diketahui dalam pengarahan kami kepada kepala-kepala sekolah pada waktu rapat dinas, kami menganjurkan supaya pembelian Yasinan itu ditentukan sendiri oleh kepala-kepala sekolah baik menyangkut banyaknya buku, penerbit maupun masalah harganya,” katanya.
Pihaknya berharap kepada masing-masing sekolah agar memesan paling bayak 50 eksemplar saja untuk pengadaannya tidak perlu banyak-banyak apalagi sampai 250. “Toh jumlah siswa per kelas tidak lebih dari 50 orang. Jangan sampai pembelian buku ini banyak menghabiskan dana yang ada di sekolah,” ingatnya.
Pihaknya berjanji dalam waktu secepatnya kami akan mengecek permasalahan ini dan menganjurkan kepada sekolah-sekolah untuk dapat memesan paling banyak 50 eks guna menghindari sorotan yang bukan-bukan dari masyarakat. (GA. 321*)
Kepala SDN-9 Sila Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Dra. Hj. Siti Chadidjah H. Anwar, mengakui adanya pemesanan untuk pembelian buku Yasinan sebanyak 250 buku kepada salah satu Penerbit dengan harga Rp15.000/eks. Menurutnya, pengadaan buku Yasinan ini sangat berguna untuk mendukung kegiatan Imtaq yang dilakukan tiap hari Jumat sebelum pelajaran dimulai.
“Pembelian buku Yasinan ini dananya ditanggung seluruhnya oleh pihak sekolah tidak dibebankan kepada siswa. Jadi, kalau ada isu yang mengatakan bahwa pembelian buku itu dibebankan kepada siswa hal itu tidak benar,” tegasnya, Kamis (10/2), menanggapi sinyalemen pengadaan buku Yasinan tersebut kepada para siswa di sekolahnya.
Sementara itu, Kepala UPT Dikpora Kecamatan Bolo, H. Abubakar H. Sidik, S.Pd. M.Si., juga membenarkan adanya sekolah-sekolah yang membeli buku Yasinan tersebut. Hal itu, kata dia, sesuai dengan himbauan yang disampaikan oleh Bupati Bima untuk mengajarkan Imtaq minimal lima belas menit sebelum pelajaran dimulai.
“Tetapi yang perlu diketahui dalam pengarahan kami kepada kepala-kepala sekolah pada waktu rapat dinas, kami menganjurkan supaya pembelian Yasinan itu ditentukan sendiri oleh kepala-kepala sekolah baik menyangkut banyaknya buku, penerbit maupun masalah harganya,” katanya.
Pihaknya berharap kepada masing-masing sekolah agar memesan paling bayak 50 eksemplar saja untuk pengadaannya tidak perlu banyak-banyak apalagi sampai 250. “Toh jumlah siswa per kelas tidak lebih dari 50 orang. Jangan sampai pembelian buku ini banyak menghabiskan dana yang ada di sekolah,” ingatnya.
Pihaknya berjanji dalam waktu secepatnya kami akan mengecek permasalahan ini dan menganjurkan kepada sekolah-sekolah untuk dapat memesan paling banyak 50 eks guna menghindari sorotan yang bukan-bukan dari masyarakat. (GA. 321*)
