-->

Notification

×

Iklan

Diduga Aniaya Murid, Oknum Guru Membantah

Monday, February 21, 2011 | Monday, February 21, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T03:54:35Z
Wera, Garda Asakota.-
Kembali, terjadi tindak dugaan kekerasan di lingkup dunia pendidikan Kabupaten Bima. Oknum guru olah raga berinisial, HB, di SMAN-1 Wera, Kamis lalu (16/2), diduga memukuli seorang siswi kelas III IPA, Komarian. Dugaan tindak kekerasan itu terjadi pada saat melaksanakan kegiatan pembinaan olahraga di lapangan sekolah setempat.

Di saat itu oknum guru sedang meminta barisan dirapatkan, terlihatnya barisan ada yang kosong. Kepada siswi¬ nya, Komarian, oknum guru tersebut meminta agar barisan kosong di isi. Namun permintaan itu dijawab murid¬nya. “Pak, barisan yang ini ada orang¬nya, tapi lagi ke kamar kecil,” ucap Komarian. Entah kenapa, tiba-tiba oknum guru olah raga tersebut naik pitam dan diduga langsung memukul badan bagian belakang siswi tersebut hingga pingsan.
Bukan hanya itu, ditengarai oknum guru tersebut sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak sedap kepada siswinya tersebut. Selang beberapa saat, akhirnya warga setempat langsung mem-bawa korban tersebut ke Puskes¬mas Wera, demikian ungkap sumber yang meminta namanya tidak dikoran¬kan. Oknum guru olah-raga, HB, yang dikonfirmasi Kamis (17/2), secara tegas membantah adanya tindakan kekerasan terhadap muridnya. “Saya tidak me¬mukulnya, hanya disentuh tangan kare¬na saya suruh untuk mengisi barisan yang masih kosong. Dan itu hanya kesalah pahaman saja,” bantahnya meluruskan informasi yang beredar di tengah masyarakat Wera.
Sementara itu, Kepala SMA-1 Wera, Drs. Abdul Malik Arjun, yang dikonfirmasi wartawan terkait hal itu, juga mengaku insiden antara guru dengan muridnya hanya kesalah-pahaman saja bukan tindak kekerasan. “Tidak ada pemukulan pada saat itu hanya disentuh oleh tangan bapak gurunya, karena disuruh mengisi barisan yang kosong,” ungkapnya. Menurutnya, persoalan kesalah-pahaman itu sudah diselesaikan secara kekeluargan oleh pihan sekolah bersama pihak keluarga.
Koordinator Transparansi Daerah (TAPADA) Kabupaten Bima, Arif Wera, SH, yang dimintai tanggapannya sangat menyayangkan kejadian itu karena telah mencoreng nama baik dunia pendidikan.
“Itu lembaga yang memuliakan orang, bukan lembaga kekerasan,” sesalnya. Untuk itu, dirinya meminta kepada Bupati Bima sebagai pembina pegawai di lingkup Pemkab Bima agar melakukan pembinaan kepada oknum guru bersangkutan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di dunia pendidikan. (GA. 222*)
×
Berita Terbaru Update