-->

Notification

×

Iklan

Balita Miskin Ngidap Pembengkakan di Bagian Pusar

Friday, February 18, 2011 | Friday, February 18, 2011 WIB | 0 Views Last Updated 2011-02-26T03:55:05Z
Aneh, Tak Punya Kartu Miskin

Woha, Garda Asakota.-
Malang nian nasib yang menimpa Alfatir (5-thn) Balita asal Desa Talabiu Kecamatan Woha Kabupaten Bima, selalu didera oleh rasa sakit yang tiada henti. Pasalnya, sejak lahir hingga saat ini, dia menderita penyakit pembengka¬kan yang sangat besar pada pusarnya. Kondisi ini mengakibatkan pertumbu¬han fisiknya tidak normal.

Rostina (26 thn) orang tua Al-Fatir, mengaku sangat prihatin dan sedih dengan keadaan putranya yang setiap hari selalu didera rasa sakit yang luar biasa. Menurutnya, pembengkakan pada pusar anaknya dimulai sejak lahir namun dua tahun terakhir ini semakin besar dan sangat parah bahkan pem¬bengkakan yang dialaminya sudah se¬besar kepala anak-anak. “Kami sudah kehabisan akal untuk mengobati anak kami, jangankan untuk mengobati anak, untuk makan saja pas-pasan,” keluhnya kepada wartawan di Desa Talabiu Kecamatan Woha, Kamis (17/2).
Upaya untuk membawa anaknya ke dokter sudah tidak memungkinkan lagi, karena beberapa bulan yang lalu pihaknya pernah membawanya ke Puskesmas Woha. Sesuai keterangan salah satu petugas disarankan untuk melakukan operasi karena kalau tidak diantisipasi dengan operasi, dikhawatir¬kan penyakit tersebut bisa menjalar ke otak. “Perkiraan biayanya sekitar Rp10 juta dan mustahil hal itu bisa kami lakukan dengan kondisi dan keadaan kami sekarang yang tidak menentu. Suami saya tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya buruh tani musiman saja,” akunya sedih.
Ungkapan senada juga dilonatrakan, Ikbal (29 thn) suaminya. Kepada koran ini, ia hanya bisa pasrah melihat pende¬ritaan putranya yang setiap hari selalu didera rasa sakit. Seandainya bisa membagi rasa sakit, ingin dirinya penya¬kit tersebut berpindah pada dirinya. Namun semua itu tidak mungkin terjadi, dan hanya bisa mengharap uluran tangan Tuhan dan keajaiban saja untuk penyembuhan putranya.
“Kami tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sehingga saat melakukan upaya pengobatan selalu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Saya heran, kenapa kami yang sudah nyata- nyata sangat miskin tidak mendapatkan kartu Jamkesmas,” sesalnya.
Diakuinya, dirinya telah berupaya mengajukan proposal untuk mempero¬leh bantuan pada Pemerintah Kabupa¬ten Bima beberapa bulan lalu, namun hingga kini belum ada kabar yang diperoleh baik melalui Pemerintah Dae¬rah (Pemda) Kabupaten Bima maupun dari Pemerintah Desa. “Sehingga lewat koran ini kami ingin mengetuk pintu hati para dermawan dan dermawati untuk menyisihkan sebagian rejeki guna membantu kesulitan yang kami alami. Mohon bantuan pemerintah agar membantu biaya pengobatan putra kami, agar anak kami bisa merasakan masa kecil seperti anak-anak yang lainnya,” harapnya. (GA. 234*)
×
Berita Terbaru Update